Thirteen

3K 303 2
                                    

"Jennie datang ke tempatku kemarin. Dia membantuku membersihkan apartementku dan menyiapkan makan untukku. Aku begitu terpuruk karena kau menolakku saat itu. Padahal, aku tak ingin menjadi bodoh hanya karena kau menolakku. Tapi ternyata, aku tak bisa menahan diriku sendiri dan terlihat menyedihkan."

Jisoo masih diam. Membiarkan Jimin untuk melanjutkan ucapannya. Dengan dirinya kini yang menepuk pundak pria itu untuk menenangkannya.

"Dan kau tahu apa yang dia katakan padaku saat itu?"

"Apa?"

Jimin tampak menghela napasnya disana. "Dia bilang jika dia menyukaiku. Ah, sepertinya dia mencintaiku. Apa kau percaya itu?"

Jisoo tentu saja terkejut. Pasalnya, ia tak pernah tahu perasaan Jennie yang sebenarnya. Bahkan gadis itu tak pernah membicarakan orang yang ia sukai padanya. Dan sekarang, ia baru saja mengetahui jika Jennie menyukai Jimin.

"L-Lalu, apa yang kau katakan padanya? Kau tidak mungkin menolaknya, kan?"

Pria itu mengalihkan pandangannya pada Jisoo disana.

"Aku tak mengatakan apapun. Dia hanya mengatakan akan terus mencintaiku walaupun aku tak membalasnya. Bahkan berusaha untuk membuatku membalas perasaannya."

"Kalau begitu, kau harus mencoba untuk menyukainya, Jimin."

Jimin mendecih. Tertawa tak percaya. "Ini tidak semudah dengan kau bicara seperti tadi, gadis bodoh. Aku hanya tak ingin menyakitinya. Jennie terlalu baik untukku."

"Itu alasan klasik. Apa kau tahu itu? Jika kau hanya diam dan tak memberikan apapun kepastian padanya, itu sama saja dengan kau menyakitinya secara perlahan. Bukankah bagus jika Jennie menjadi seseorang yang akan berada disampingmu?"

"Jisoo--"

"Kau bilang dia baik. Kau tak menginginkan wanita yang baik?"

"Bukan begitu--"

"Kau masih belum bisa menghilangkan perasaanmu padaku?"

Jimin terdiam disana. Artinya membenarkan ucapan Jisoo. Dan gadis itu pun menghela napasnya. "Jangan menjadi bodoh, Jimin." Dan beranjak bangun dari duduknya. Mengulurkan tangannya pada pria itu yang kini mendongak untuk menatap uluran tangan itu.

"Kau harus berusaha untuk melupakan perasaanmu padaku. Karena aku tidak mungkin untuk membalasnya. Mengapa kau tidak kejar saja wanita yang jelas-jelas sudah menyukaimu?"

Jimin masih diam. Masih mencerna semua perkataan Jisoo padanya. Sampai akhirnya pria itu mengambil uluran tangan itu. Beranjak bangun dari duduknya dan langsung mendapatkan tepukan kecil di lengannya oleh Jisoo.

"Itu baru sahabatku."

Jimin hanya tersenyum tipis menanggapinya.

"Lagipula, aku sudah kembali pada kekasihku sebelumnya."

"Maksudmu, mantan kekasihmu yang kau bilang jika kalian akan tinggal bersama dalam satu atap?"

Jisoo mengangguk. "Kami saat itu masih dikelilingi oleh ego masing-masing sehingga membuat kami berdua berpisah hanya karena masalah sepele. Tapi perasaan tidak bisa dibohongi, Jimin. Aku dan dia masih sama-sama memiliki perasaan itu walaupun ini sudah dua tahun berlalu sejak kami berpisah. Kau bisa mengerti, kan?"

Jimin menghela napasnya. "Memangnya, apa lagi yang bisa kulakukan, huh? Tapi jika dia berbuat sesuatu padamu, kau bisa menghubungiku untuk menghajarnya nanti."

Jisoo tertawa pelan. "Kau dan Jennie bahkan belum pernah bertemu dengannya."

"Kalau begitu," Jimin beranjak merangkul Jisoo. "Kau bisa kenalkan nanti pada kami berdua. Aku ingin tahu, seperti apa tipe pria seorang Kim Jisoo hingga menolakku."

hate you or love you ❌ sookookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang