Fifteen

2.9K 302 10
                                    

"Jadi, temanmu yang bernama Jennie itu menyukai teman priamu yang bernama Jimin itu? Dan kau menyuruh untuk mencoba membuka hati padanya. Begitu?"

Jisoo mengangguk menjawabnya. Mengeratkan jaket yang ia kenakan saat udara dingin menerpa dirinya.

"Itu memang harus Jimin lakukan, bukan? Apalagi, Jennie sepertinya telah menyimpan perasaannya cukup lama pada Jimin. Selain itu, Jimin juga harus menghilangkan perasaannya padaku. Itu hanya akan menyakiti dirinya saja."

Jungkook hanya mengangguk sekali. Membenarkan ucapan Jisoo dan memilih untuk merangkul gadis itu. Jisoo memilih semakin mendekatkan dirinya pada Jungkook. Mencari kehangatan pada tubuh pria itu.

"Ah, ya. Aku lupa mengatakan sesuatu padamu."

Jungkook menghentikan langkahnya. Maupun Jisoo yang kini menatap pada pria itu dengan bingung. "Ada apa?"

"Tadi aku bertemu dengan seorang wanita."

Dahi Jisoo semakin berkerut mendengarnya? "Wanita? Apa maksudnya?"

"Dia bilang, jika dia adalah anak dari salah satu produser ternama." Jungkook mengeluarkan kartu nama yang ia simpan sebelumnya. Menyodorkannya pada Jisoo. "Dia menyukai suaraku dan ayahnya mungkin akan juga menyukai suaraku. Dia menawarkan ini tadi."

Jisoo membaca setiap detail pada kartu nama itu. "Itu bagus, Jungkook." Ucapnya dan kembali menatap pada pria itu. "Kau bisa melanjutkan karirmu kalau begitu. Maksudku, wanita itu benar. Kau bisa melanjutkan karirmu dan akan semakin dikenal banyak orang. Suaramu itu sangat sayang untuk tak didengarkan oleh orang-orang di luar sana."

"Kau mendukungku?"

Jisoo menghela napasnya dan tersenyum setelahnya. "Dia berniat baik, Jungkook. Dan tidak ada akan ada lagi kesempatan kedua untuk ini. Lebih baik, kau datang saja dan mencoba keberuntunganmu."

"Baiklah jika itu maumu."

"Bukan aku. Tapi ini untukmu."

"Aku mengerti. Tapi tidak akan berjalan lancar jika tanpa dirimu."

Jisoo mendecih. "Kau mulai lagi dengan bualanmu itu."

"Tapi kau menyukainya, kan?"

Jisoo tak menjawabnya. Mengembalikan kartu nama itu pada Jungkook dan berjalan lebih dulu di depan pria itu.

"Noona, tunggu aku. Kenapa kau selalu berjalan dengan terburu-buru?"

"Agar aku tidak mendengar lebih lama lagi bualanmu itu."

Jungkook tertawa pelan. Memasukkan kembali kartu nama itu dan mengejar Jisoo setelahnya. Berdiri tepat dihadapan gadis itu dan memunggunginya. Jisoo tersenyum tipis ketika kini ia melihat Jungkook sudah berlutut dihadapannya.

Tanpa menunggu waktu lagi, ia membawa dirinya untuk memeluk pria itu. Dimana dengan mudahnya, Jungkook mengangkat tubuh Jisoo dalam gendongannya.

"Pegangan yang erat."

Jisoo nampak bingung. Namun suara pekikannya yang terdengar setelahnya karena Jungkook yang kini mulai berlari dengan gadis itu yang mengeratkan pelukannya. Tertawa pelan karena pria itu. Sama seperti Jungkook yang ikut tersenyum karena mendengar suara tawa gadis itu.

Dan keduanya tak mengetahui, tidak jauh dari keduanya, sebuah mobil sedan mewah berwarna hitam seolah mengawasi keduanya saat ini. Melihat bagaimana tawa dan senyum keduanya.

"Apa ini? Apa itu kekasihnya? Ck, menyebalkan."

Ia menutup jendela mobilnya. Segera menancap gasnya dengan kecepatan sedang.

hate you or love you ❌ sookookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang