Ceklek
Jungkook membuka pintu rumah, mengganti sepatunya dengan sandal rumah. Pria itu masuk lebih dalam dan sedikit terkejut mendapati Jisoo yang tertidur di sofa sana. Bahkan gadis itu tak memakai selimut hanya untuk menutupi tubuhnya saat terlelap.
"Untuk apa dia tidur disana?" Gumamnya.
Jungkook mengendikkan bahunya. Memilih untuk melanjutkan langkahnya menuju kamarnya. Namun, ia berhenti saat langkahnya melewati kamar Jisoo disampingnya. Dimana kamar gadis itu sedikit terbuka pintunya.
Ia melirik pada kamar gadis itu. Terlihat rapi seperti biasanya, mengingat jika gadis itu sangat menomorkan satukan apa yang namanya kebersihan. Belum lagi, warna pastel yang mendominasi kamar itu. Semakin menambah kerapian di dalam kamar itu. Oh, Jungkook ingat. Jisoo sangatlah menyukai warna pastel itu. Saat dulu saja, kamar keduanya bahkan didominasi warna pastel.
"Sial, lagi-lagi dia membuatku mengingat semua itu."
Baru saja ia akan kembali melangkah, namun kembali berhenti saat mendengar suara yang cukup keras. Jungkook berbalik dan mendecak, bahkan hampir saja mengumpat melihat Jisoo yang baru saja terjatuh dari sofa yang ia tiduri.
"Dia benar-benar seperti orang yang mati jika tidur. Bagaimana dia sama sekali tak terbangun saat terjatuh?"
Jungkook memilih untuk meletakkan gitarnya terlebih dahulu dikamarnya. Kembali ke ruang tengah untuk mengangkat tubuh Jisoo yang masih terlelap di lantai sana.
"Kau harus berterima kasih padaku besok pagi."
Jungkook membawa tubuh Jisoo yang sudah meringsuk dan menyamankan dirinya. Bahkan memeluk Jungkook dengan erat. Ck, dia bahkan tak terganggu sama sekali dengan siapa yang membawa tubuhnya saat ini. Begitu pikir Jungkook.
Perlahan, Jungkook menidurkan Jisoo di atas ranjangnya. Membenarkan bantal untuk digunakan Jisoo nantinya. Lalu menarik selimut untuk menutup tubuh gadis itu.
Pria itu terkesiap saat Jisoo malah mengambil satu tangannya dan memeluknya saat dirinya baru saja menarik selimut untuk gadis itu.
"Jangan pergi..."
Itulah yang bisa dengar dari gumaman Jisoo. Oh, jika sudah seperti ini, Jungkook hanya berpikir satu tentang Jisoo yang bergumam dalam tidurnya. Jika saat ini Jisoo pasti memimpikan seluruh keluarganya yang meninggal secara bersamaan.
Jungkook terdiam. Perlahan tapi pasti membalas genggaman Jisoo padanya yang semakin mengerat. Cih, gadis ini. Selalu saja berusaha menjadi kuat, namun sangatlah rapuh didalamnya.
"Permisi, apa aku boleh menemuinya?"
Salah satu perawat yang baru saja keluar dari salah satu kamar inap pasien di rumah sakit disana sedikit bingung ketika dihadapkan dengan pertanyaan dari seorang gadis dihadapannya.
"Tentu saja. Apakah anda salah satu keluarga dari pasien?"
"Ah, itu. Tidak. Aku bukan keluarganya. Hanya saja, kedua orangtuaku dan adikku ikut berada dalam kecelakaan beruntun itu."
Perawat itu hanya mengangguk menanggapinya.
"Jadi, apa bisa aku menemuinya? A-Aku janji tidak akan melakukan apapun. Aku hanya akan melihatnya saja. Kalau bisa dari jauh."
"Tidak apa, Nona. Tapi, anda tidak boleh mengajaknya banyak berbicara ataupun bergerak karena pasien baru saja beberapa hari yang lalu menyelesaikan operasinya."
"Ne. Terima kasih."
Perawat itu pun berlalu. Meninggalkan gadis yang kini mulai berjalan mendekat untuk melihat pasien pria yang berada di ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
hate you or love you ❌ sookook
Fiksi Penggemar[18+] ✔ Bagaimana jadinya jika pasangan yang telah lama putus kembali dipertemukan? Jeon Jungkook dan Kim Jisoo, Dua orang yang telah memutuskan tali kisah cinta mereka kembali dipertemukan. Dan lebih gilanya lagi, mereka akan tinggal bersama dalam...