Eight

3.8K 394 15
                                    

Jennie telah siap dengan penampilannya. Sesekali ia akan mengecek kembali penampilannya sebelum suara ketukan pintu rumahnya membuatnya dengan cepat bergegas menuju pintu utama.

Dan benar saja, Jimin sudah datang untuk menjemputnya dengan gadis itu yang kini menampakkan senyumnya pada sang pria.

"Hey, apa ini Nona Kim yang menyebalkan itu? Kenapa kau terlihat berbeda sekali hari ini?"

Jennie merengut setelah mendengarnya. Memberikan satu pukulan pada lengan pria itu dan mengakibatkan rintihan kecil pada Jimin. Ck, dia akan tetap menjadi seorang Park Jimin yang menyebalkan bagi Jennie.

"Ck, ada apa memangnya kau ingin mengajakku keluar? Kau merusak pagi manisku."

"Ya sudah. Lagipula, kau menyetujuinya, bukan? Kita berangkat sekarang."

Jimin menarik Jennie, namun gadis itu menahannya lebih dulu. Berujar jika ia harus mengunci lebih dulu rumahnya dan diangguki Jimin setelahnya. Dan setelahnya, keduanya pun mulai berangkat seperti tujuan awalnya.

Oh, apa ini bisa disebut dengan kencan? Jennie tak tahu. Yang jelas, gadis itu kini sangat senang. Namun ia berusaha menyembunyikannya. Dihadapan Jimin tentunya.

.

.

Kringg...

Suara alarm dari ponsel itu terdengar sedikit mengganggu bagi seseorang yang masih terbaring di tempat tidurnya itu. Tangannya dengan cepat mencari keberadaan ponselnya dan setelah menemukannya, ia dengan cepat pula mematikan alarm.

Kedua matanya perlahan terbuka setelah sinar matahari menerpa wajahnya. Mulai beranjak dari berbaringnya dan melihat sekeliling yang ternyata bukanlah kamarnya. Namun tersenyum setelahnya karena mengingat bagaimana ia bisa berakhir di kamar ini.

Ia melirik ke arah sampingnya dan menemukan kosong. Itu berarti, gadis itu sudah bangun lebih dulu darinya. Ia pun mulai beranjak dari tempat tidur. Keluar dari kamar untuk mencari keberadaan sang gadis.

Hingga akhirnya ia telah sampai di area dapur. Namun tak menemukan sang gadis. Pandangannya terhenti pada secarik kertas yang tertempel di lemari pendingin. Ia pun beranjak dan mengambilnya.

"Lemari pendingin kita benar-benar kosong. Aku baru saja menyadarinya dan maaf belum membuatkanmu sarapan. Tunggulah sebentar lagi. Tapi jika kau sudah sangat lapar, di rak dapur masih beberapa bungkus ramen. Kau bisa memasak dan memakannya lebih dulu."

Dan saat ia telah selesai membaca kertas memo itu, ia bisa mendengar suara pintu rumah yang terbuka. Berbalik dan menemukan gadis yang sedari tadi ia cari. Dengan dua kantung plastik penuh yang berada di kedua tangannya.

"Ah, kau baru bangun?"

"Apa terlihat sekali?" Ucapnya dan mendekat pada sang gadis. Mengambil alih kedua kantung plastik di kedua tangannya.

"Hmm. Wajahmu masih terlihat menggemaskan ketika bangun dari tidur."

Jungkook hanya menggeleng dengan senyumannya. Meletakkan kedua kantung plastik itu di atas meja makan.

"Bersihkan dulu dirimu. Aku akan buatkan sarapan untukmu."

Jungkook hanya menurut kembali. Mencuri satu kecupan di bibir Jisoo ketika langkahnya melewati gadis itu. Membuat Jisoo tak bisa menahan senyumnya karena perlakuan manis itu.

Drrt...Drrt...

Ia menghentikan langkahnya saat merasakan getaran di ponselnya. Satu pesan masuk dari Jennie. Ia membuka pesan itu.

"Jisoo, apa mungkin aku akan beruntung hari ini?"

Jisoo mengerutkan keningnya. Tak mengerti maksud dari pesan gadis itu. Tapi ia memilih untuk membalas pesan itu.

hate you or love you ❌ sookookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang