Seventeen

2.7K 285 16
                                    

Jisoo hanya mengaduk minuman dihadapannya dengan tanpa semangat. Menatap ke luar jendela disampingnya dimana orang-orang berlalu disana. Helaan napas kembali ia keluarkan entah untuk yang ke berapa kalinya.

Ia memilih untuk berdiam diri di cafetaria perusahaan entertainment dimana Jungkook mengajaknya kemari. Entahlah. Lebih baik jika dia disini. Daripada disana dan tak mengerti apapun. Walaupun Jungkook tak mengijinkannya menjauh darinya. Tapi akhirnya pria itu membiarkannya. Dan dengan catatan tak boleh pergi terlalu jauh. Dan disinilah ia berakhir.

Pikirannya kembali pada gadis yang ia dengar dari Jungkook bernama Park Rose. Ia hanya merasa aneh dengan gadis itu. Entah bagaimana ia menjelaskannya. Tapi dari semua gerak-gerik tubuh gadis itu pada Jungkook, membuat Jisoo tak terlalu suka. Dia terlalu menunjukkan rasa tertariknya pada Jungkook.

Tentu saja. Perempuan mana yang ingin jika kekasihnya digoda oleh gadis lain? Ya, walaupun gadis bernama Rose itu tak terlalu terlihat kentara jika dia ingin membuat Jungkook menyukainya.

"Hah, aku benar-benar merasa bosan."

Jisoo memilih untuk menyeruput minumannya kembali. Mengeluarkan ponselnya dan baru saja menyadari jika dirinya mendapatkan beberapa pesan dari Jennie. Mengingat pula dia mengubah mode ponselnya menjadi silent.

Ia membuka pesan itu. Dan tersenyum setelah membaca pesan dari Jennie itu.

"Sebenarnya, apa yang kau katakan pada Jimin, huh? Dia benar-benar menjadi gila sekarang."

"Pagi-pagi sekali dia sudah datang ke rumahku dan memberikanku boneka teddy bear ini."

"Ck, tolong aku, Jisoo. Dia bahkan tak mau meninggalkan rumahku jika aku tak pergi bersamanya keluar."

Jisoo memilih untuk menelpon Jennie saat ini. Sekaligus menghilangkan kebosanannya.

"Yeoboseyo?"

"Maaf. Aku baru saja membaca pesanmu. Jadi, kalian pergi berkencan sekarang?"

Terdengar helaan napas di sebrang sana. Membuat Jisoo lagi-lagi tersenyum.

"Mau bagaimana lagi?"

"Ya, jangan mengeluh seperti itu. Bukankah bagus jika Jimin mengajakmu berkencan? Itu berarti dia benar-benar menepati janjinya padamu, Jennie."

Terdengar helaan napas kembali dari Jennie.

"Jennie, kau masih ragu, huh? Apa lagi yang kau ragukan?"

"Entahlah. Aku hanya merasa jika Jimin melakukan semua ini karena dirimu."

Jisoo mengernyit. "Apa maksudmu?" Dan kini memangku wajahnya dengan satu tangan.

"Dia melakukan semua ini karena kau menyuruhnya. Apa kau bisa bayangkan jika dia tak mendapatkan nasehat darimu? Dia akan tetap terpuruk dan tidak akan pernah melihatku."

"Jennie, dengarkan aku. Jangan terus-terusan berpikiran negatif. Lebih baik kau ambil saja positifnya. Mungkin seiring berjalannya waktu, Jimin benar-benar akan mencintaimu. Dan itu bukan karena suruhan ataupun tuntutan siapapun. Itu karena dia menyadari jika kau adalah segalanya baginya. Aku yakinkan itu padamu."

Jennie yang mendengarnya hanya diam. Menunduk dengan menatap pada jari-jari tangannya yang ia mainkan. Hingga akhirnya, senyum tipis Jennie keluarkan setelahnya.

"Ya. Aku juga hanya berharap begitu."

"Itu baru bagus. Inilah Jennie yang kukenal. Jadi, kau harus bisa membuat Jimin membalas perasaanmu. Kau mengerti?"

hate you or love you ❌ sookookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang