{Bukan} Sahabat Jadi Cinta Part 3

2.8K 82 5
                                    

“Tepat. Loe emang tau banget soal yang begitun. Akh, loe emang sahabat gue yang paling pengertian,” Arumy menjentikan jari yang lagi – lagi hanya di balas cibiran oleh Ishida.

Selang beberapa menit kemudian, keduanya sudah duduk santai di meja kantin sambil menanti pesanan mereka muncul. Sambil menunggu keduanya tak henti mengobrol sana sini.

“Permisi, berhubung semua bangku penuh, gue boleh ikutan duduk disini nggak?”

Sendok yang ada dalam gengaman Arumy terlepas seiring dengan kalimat sapaan yang mampir di gendang telinganya. Ralat, sebenarnya bukan karena kalimatnya, tapi siapa yang melontarkannya. Yups, tepat di hadapan mereka kini berdiri sosok yang sedari tadi mereka bicarakan. Siapa lagi kalau bukan si Arsyil.

Melihat ulah sahabatnya , Ishida tak mampu menahan cibiran dari wajahnya. Ya ampun, Arsyil nggak semempesona itu kali sampai sampai sahabatnya harus pasang tampang selebai itu.

“Boleh kan?” tanya Arsyil menegaskan.

“Tentu saja,” sahut Arumy cepat. Secepat yang bisa ia lakukan untuk mendahului Ishida yang ingin menjawab tidak.

“Ngomong – ngomong loe cewek yang waktu itu kan?”

“Ya?” Arumy mengernyit heran. Gadis itu baru menyadari kalau sedari tadi _ bahkan masih _ tatapan Arsyil hanya tertuju pada Ishida. Instingnya langsung menangkap pasti ada sesuatu ala syarini disini.

“Atau jangan – jangan loe masih marah sama gue ya?”

Ishida hanya mampu merutuk dalam hati ketika melihat tatapan tajam dari Arumy. Gadis itu pasti sedang menduga macam – macam. Lagian Arsyil kurang kerjaan banget si pake nanya nanya segala.

“Marah? Ya enggak lah. Kenapa harus marah coba,” sahut Ishida terlihat gugub. Arsyil yang menatapnya sedikit mengernyit heran. Tapi beberapa detik kemudian raut wajahnya segera kembali berubah ceria seiring dengan kalimat yang ia lontarkan.

“Kalau gitu mulai sekarang kita boleh jadi sahabat bukan?”

Ishida bungkam. Sementara Arumy menyela. “Kalian berdua saling kenal?”

Barulah kali ini untuk pertama kalinya perhatian Arsyil terjurus kearah Arumy. Melihat raut heran di wajah gadis itu, Arysil tersenyum. Senyum yang menular. Terbukti dengan perlahan Arumy ikut membalas senyumannya.

“Dia memang tau nama gue, tapi gue nggak tau namanya dia,” aku Arsyil yang mengingatkan Arumy akan perkataan Ishida beberapa waktu yang lalu. Bukannya gadis itu mengatakan hal yang sama?

“Gimana? loe mau kan temenan sama gue?” tanya Arsyil mengulang kalimatnya tadi kearah Ishida.

“Boleh,” sahut Ishida singkat. Arsyil kembali tersenyum mendengarnya. Tapi senyum itu memudar seiring dengan kalimat lanjutan dari gadis itu.

“Tapi ada syaratnya.”

“Syarat?” kata Arumy dan Arsyil secara bersamaan. Ishida hanya membalas dengan anggukan.

“Apa?”

Ishida tidak langsung menjawab. Matanya mengamati wajah kedua orang di hadapannya satu persatu. Kemudian perhatiannya terjurus lurus kearah Arsyil sembari mulutnya berujar.

“Loe nggak boleh jatuh cinta sama gue.”

“Ha?” Arumy melongo. Wah, sahabatnya sungguh terlalu. Syarat macam apa itu? Pede sekali.

“Emangnya kenapa gue nggak boleh jatuh cinta sama loe?” tanya Arsyil menyelidik.

“Mau nggak?” tanya Ishida tanpa menjawab pertanyaan Arsyil.

“Baiklah. Setuju. Gue janji gue nggak akan pernah jatuh cinta sama loe. Oke?”

“Deal,” angguk Ishida setuju. Arumy hanya memperhatikan ulah keduanya dengan tatapan heran yang tak hilang dari wajahnya. “Inget ya, kalau sampai loe jatuh cinta sama gue, maka persahabatan kita akan berakhir,” sambung Ishida lagi.

Arsyil mengangguk setuju. “Kalau gitu, gue sudah boleh tau nama loe kan?”

Ishida tampak menghela nafas. “Ishida. loe bisa manggil gue Ishida,” kata Ishida sambil mengulurkan tangannya.

“Walau pun gue inget banget pernah nyebutin nama gue sendiri, tapi kayaknya nggak ada salahnya deh kalau di ulang sekali lagi. Arsyil. Nama gue Arsyil,” balas Arsyil sambil menyambut uluran tangannya.

“Baiklah Ishida,” kata Arsyil sambil tersenyum. Kali ini mau tak mau Ishida juga membalas senyumannya.
“Senang bisa kenalan sama loe.”

{Bukan} Sahabat Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang