{Bukan} Sahabat Jadi Cinta Ending

1.9K 61 1
                                    

Sepeninggalan Ishida, Arysil menatap kesekliling. Sepi, sepertinya hanya gadis itu sendiri yang ada di rumah.

Tepat saat Arsyil sedang mengamati kesekeliling, Ishida muncul dengan kotak P3K yang ada ditangannya. Tanpa kata dengan telaten gadis itu mulai mebersihkan luka di wajah Arsyil yang sedikit membiru. Ditambah sedikit luka memar di sudut bibirnya.

Arsyil sendiri tetap membisu. Rasa perih yang beberapa saat yang lalu masih ia rasakan mulai menghilang seiring dengan kedekatan Ishida padanya. Entah apa yang ada dalam pikiran Ishida, Arsyil sama sekali tidak tahu.

"Selesai," kata Ishida tepat setelah ia menempelkan plaster yang sekaligus juga tidakan yang mampu mengembalikan Arsyil dari lamunannya.

"Oh, Em. Iya, ma kasih," balas Arsyil gugup.

Ishida hanya membalas anggukan tanpa menoleh karena perhatiannya tertuju kearah tangan terampilnya yang kini sedang merapikan isi kotak obat. Membuat Arsyil jadi merasa cangung. Sungguh, setelah sekian lama mengenal gadis itu baru kali ini ia merasa suasana saat mereka bersama terasa begitu menegangkan. Membuatnya kembali mengalihkan perhatian kesekeliling.

"Jadi loe masih suka sama dia?" tanya Arsyil tiba – tiba.

Seiring dengan pertanyaan itu, Ishida sontak menoleh. Keningnya sedikit berkerut. Apa –apaan ini? Bukannya tadi ia sudah dengan jelas bilang kalau ia dan Reihan tidak memiliki hubungan special selain sahabat. Tapi kenapa Arsyil malah.....

"Maksut gue Lee jong suk," sambung Arsyil lagi.

Bukannya mengerti, kerutan di wajah Ishida bertambah. Perlahan ia menoleh kearah Arsyil. Tapi Arsyil hanya angkat bahu dengan telunjuk terangkat. Merasa penasaran tatapan Ishida segera mengikuti arah telunjuk itu. Dan gadis itu hanya mampu tersenyum malu ketika melihat kepingan kaset CD yang tanpak berserakan dihadapan Tv. Mulai dari School 2013, High kick 3, I can hear your voice, No Breathing, Doctor Stranger dan masih banyak lagi. Yang kebanykan adalah drama korea atau flem yang diperankan oleh pria itu. Ia memang ngefans banget dengan Lee jong suk sejak menyaksikan perannya di drama I can hear your voice. Arsyil juga tahu hal itu, dan sepertinya ia masih mengingatnya.

"Ehem, ya begitulah," sahut Ishida setengah bergumam.

"Yakin nggak akan pindah lagi. Bukannya dulu loe ngefans berat sama Kim soo hyun ya? Si Alien versi korea," tanya Arsyil lagi.

"Itu mah dulu. Sebelum kemudian gue ilfil liat aktingnya dia di Secretly Greatly. Secara cakep cakep mau aja jadi oon gitu. Dan ngomong - ngomong soal Lee jong suk, sepertinya gue juga udah nggak terlalu ngefans lagi sama dia. Apalagi setelah liat aktingnya pada Doctor stranger. Abisnya dia disana rada 'ngeselin' sih. Plin plan banget jadi cowok. Suka memberikan harapan nggak jelas, mirip sama seseorang," aku Ishida panjang lebar. Ia kan memang ngefans drama korea, jadi tidak heran kalau pembicaraan itu segera menarik perhatiannya.

Mendengar itu tak urung Arsyil tersenyum. Usahanya untuk mencairkan suasana sepertinya berhasil. Ishida ternyata masih gadis yang sama yang selama ini dikenalnya.

"Terus kalau disuruh milih loe lebih milih siapa? Kim soo hyun atau Lee jong suk?"

"Kim soo hyun donk!" balas Ishida cepat. Arsyil yang melihat itu tak mampu menahan tawa samar dibibirnya, membuat Ishida lagi – lagi menunduk malu. Sepertinya ia terlalu antusias.

"Kalau gue sama dia?" tanya Arsyil lagi.

"Loe sama dia? Maksutnya loe sama Kim so...."

"Gue sama Reihan," potong Arsyil cepat. Secepat yang bisa ia lakukan sebelum pikirannya berubah. Ia harus menyelesaikan semuanya sekarang atau nggak akan ada kesempatan lagi.

Mulut Ishida terbuka sebelum kemudian kembali tertutup lagi tanpa sepatah kata pun yang keluar dari bibirnya. Lidahnya terasa kelu. Ia sama sekali tidak menduga kalau pembicaraan mereka bisa berbelok setajam itu.

"Kalau loe harus milih, loe pilih siapa? Gue atau Reihan?" ulang Arsyil mempertegas maksutnya.

"Kenapa gue harus milih?" lirih Ishida setelah sebelumnya terdiam untuk sejenak.

"Karena gue nggak suka berbagi," tegas Arsyil lagi.

Ishida menoleh sehingga kini tatapannya berhadapan langsung dengan tatapan Arsyil yang juga sedang menatapnya. Yakin ia tidak akan sanggup melawan tatapan itu, Ishida kembali menunduk. Terlebih ia juga masih tidak tau apa yang harus ia lakukan. Namun yang di luar dugaan adalah kelanjutan ceritanya. Arsyil bangkit berdiri sebelum kemudian bersimpuh tepat di hadapannya sambil mengengam tangannya erat. Memaksa gadis itu untuk balik menatapnya.

"Karena gue nggak suka loe deket sama cowok lain sementara justru loe menjauh dari gue, karena gue pengen loe tetap menatap gue. Karena gue nggak mau loe pergi dari hidup gue," sambung Arsyil lagi. "Dan diatas semua itu, karena gue suka sama loe. Bukan sebagai sahabat, bukan sebagai temen. Tapi lebih dari itu. Gue suka sama loe sebagai seorang cewek."

Melihat Ishida yang tetap membisu, secara berlahan rasa takut dan resah merambati hati Arsyil. Apa mungkin ia salah? Apa Ishida tidak menyukainya? Jangan – jangan hanya ia yang memiliki rasa itu? Selama ini Ishida murni hanya menganggapnya sebatas sahabat? Dan setelah ini Ishida nanti malah menjauhinya. Dan jika memang Ishida benar – benar menjauh, lantas apa yang akan ia lakukan.

Ketika melihat tatapan mata Ishida yang membulat, Arsyil baru sadar kalau ia baru saja melontarkan dugaan – dugaan yang ada di kepalanya.

"Gue.." Ishida sendiri tanpak gugup. Jantungnya, astaga jantungnya. Detakan yang mengebu sungguh bukan sesuatu yang bisa membantunya lepas dari posisi ini. Tapi ia juga tau, ia tidak bisa menghindar dari situasi ini selain menghadapinya.

Setelah terlebih dahulu menarik nafas untuk sedikit menengankan diri, Ishida kembali buka mulut.

"Gue juga suka sama loe. Bukan sebagai temen, bukan sebagai sahabat. Tapi rasa suka dari seorang cewek pada seorang cowok yang mampu menarik perhatiannya."

Hening yang kembali tercipta. Namun entah kenapa hening kali ini berbeda dari sebelumnya. Hening yang terasa menenangkan, atau malah terasa menyenangkan. Arsyil masih terdiam dengan tatapannya. Masih tidak yakin dengan apa yang ia dengar barusan. Saat melihat senyum di wajah Ishida barulah ia yakin kalau ia tidak sedang bermimpi. Gadis yang ia sukai ternyata juga menyukainya.

"Jadi mulai sekarang, loe mau kan jadi pacar gue?" tanya Arsyil menegaskan.

Ishida hanya membalas dengan anggukan.

"Tanpa syarat?" tanya Arsyil lagi.

Ishida tanpak mengernyit. Tapi beberapa saat kemudian senyumnya semakin melebar. Dengan mantab mulutnya membalas.

"TANPA SYARAT!"

Ending...

{Bukan} Sahabat Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang