🌹My Lovers #05🌹

4.9K 628 47
                                    

Sohyun's Pov

Aku dan Umji mencoba menerobos kerumunan teman-teman yang menghalangi pintu kamar mandi. Saat kami sudah ada di depan, aku menutup mulut. Begitupun dengan Umji.

Teman sekelasku, Lee Cang Hi. Kini sudah terkulai temas di atas lantai. Ada banyak goresan di wajahnya, matanya terbuka, mulutnya mengeluarkan banyak darah. Belum lagi salah satu telunjuknya putus.

Seorang guru pria mencoba memeriksa Cang Hi dan ada juga yang menelpon polisi.

"Dia sudah tiada."

Aku dengan Umji saling memandang risau. Lalu, tatapan ku terarah pada tangan Cang Hi yang memegang sebuah buku.

Aku membatin. "Itu adalah buku yang aku baca dalam mimpiku. Tapi kenapa bisa ada pada Cang Hi?"

Beberapa polisi datang dan guru-guru saling berdiskusi. Tak lama setelah itu, Mrs. Jung menginterupsi.

"Besok pagi kita akan pulang, malam ini kemasi barang-barang kalian dan segera tidur. Arraseo?"

"Tapi, Saem. Bagaimana dengan Cang Hi?" Seseorang di belakang ku berucap.

"Belum ada bukti yang menyebabkannya terbunuh."

Kemudian Mrs. Jung mengambil buku yang tadi Cang Hi pegang. Aku bertanya. "Saem, anda mau kemana?"

"Ah, aku akan mengembalikan buku ini. Sepertinya anak itu melanggar aturan yang sudah aku katakan sebelum kita berangkat. Aku tahu ini adalah buku dari bangunan tua itu." Jelasnya.

Aku segera mencegah saat beliau hendak pergi. "Ini sudah malam, apa saem akan pergi sendirian?"

Dia tersenyum manis, lalu menyingkirkan tanganku yang semula memegang tangannya. "Aku adalah guru sejarah. Jadi aku lebih banyak tahu tentang tempat itu. Aku akan baik-baik saja, jangan khawatir."

Wanita itu pergi, aku dan anak-anak lain juga kembali ke kamar masing-masing.

Yang kutahu, ayah Cang Hi adalah seorang peneliti. Mungkin dia mengambil buku itu karena ayahnya. Tapi, "mungkin ucapan kakek tadi memang benar." Gumamku.

Umji langsung menyahut. "Apa maksudmu?" Tanyanya.

Aku menggeleng seraya tersenyum kikuk. Kami sekamar, dan aku melihat dengan jelas bagaimana Umji merasa takut. Seusai mengemasi barang, aku berucap pada Umji.

"Yak, Umji-ya. Jangan menangis. Mungkin itu sudah takdir Cang Hi."

"Tapi---"

"Bukankah dia selalu menghinamu? Kalian juga musuh sejak sekolah menengah pertama."

"Aku tidak percaya dia meninggal begitu saja, padahal kemarin dia---"

"Arrayo, sekarang tidur dan tenangkan pikiranmu." (Aku tahu)

Umji menurut, aku pun bersiap untuk tidur. Namun aku rasa tidak bisa.

Jujur, aku juga sama khawatirnya seperti Umji. Melihat teman sekelas sendiri meninggal tanpa sebab, itu membuatku sangat tidak percaya.

Sekarang sudah setengah jam yang lalu Umji terlelap. Tapi, aku belum juga memejamkan mata. Aku bangun, dan menatap Umji yang tertidur disampingku.

Dengan gerakan pelan, aku beranjak dari tempat tidur dan keluar dari kamar. Aku sedikit mengintip, lokasi dimana Cang Hi meninggal. Disana terlihat beberapa guru pria yang masih belum tidur dan polisi yang berjaga. Mungkin tubuh Cang Hi sudah dibawa ke rumah sakit terdekat.

Aku berniat untuk kembali ke kamar, namun lagi-lagi mataku berpapasan dengan sepasang mata namja itu ---yang ku ketahui adalah adik Hoseok.

Sejujurnya, aku masih belum yakin dengan mimpi itu. Tapi setelah melihat matanya, aku ingin tahu dan mencoba untuk melihat lebih jelas tentang keanehan yang kemarin malam terjadi padaku.

Prince Of Devil [My Lovers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang