Guanlin membuka matanya perlahan ketika cahaya matahari masuk melalui jendela kamar. Duduk diranjang kemudian mencari sosok itu , Bae Jinyoung.
"Kemana dia?". Gumamnya pelan kemudian memutuskan keluar dari kamar mencari si manis.
Teringat ketika mereka selesai melakukan kegiatan semalam ia langsung tertidur melupakan si manis.
Samar-samar ia mendengar suara televisi di lantai atas , kemudian ia naik ke lantai 2 sembari matanya tetap mencari Bae Jinyoung.
"Jinyoungie?". Nampak kepala yang menyembul dari balik sofa ketika ia mendengar ada yang memanggil namanya, Guanlin berjalan pelan kearah si manis yang sudah duduk sambil tersenyum manis kearahnya.
"Kau tidak sekolah?". Menggelengkan kepala menjawab pertanyaan si pria tampan, kemudian melanjutkan acara menonton televisinya.
Guanlin yakin ada yang berbeda hari ini dengan si manis yang lebih banyak diam dan tak menghiraukannya tapi karena ia tidak mau membuat suasana menjadi lebih terasa aneh lagi akhirnya ia memilih diam dan ikut menonton kartun yang sedang dilihat si manis.
"Dad". Suara itu nyaris seperti bisikan jika saja Guanlin tidak memperhatikan mungkin ia tidak tau bahwa si manis sedang memanggilnya.
"Ya?". Mengerutkan kening ketika melihat si manis menundukkan kepala sambil memainkan ujung kemeja sang daddy yang ia pakai.
Jinyoung menundukkan kepalanya tak berniat melihat wajah tampan itu, membuat Guanlin makin bingung.
"Ada apa Jinyoungie?". Memilih menggelengkan kepalanya kemudian menatap yang lebih tua sambil tersenyum.
"Tidak apa dad! Aku... Aku hanya sedang memikirkan sesuatu".
"Apa itu?".
Membungkam bibir yang lebih tua dengan tiba-tiba menciumnya membuat Guanlin semakin penasaran apa yang sedang dipikirkan Jinyoung?.
"Daddy harus bekerja bukan?Setelah daddy pergi aku akan pulang jadi sana pergi mandi hush hush".
Menggigit pipi gembil itu kemudian melangkahkan kaki pergi ke kamarnya untuk mandi, Jinyoung menatap kepergian pria tampan itu dengan pandangan yang sedih.
"Aku ingin selamanya seperti ini, tapi apa itu mungkin?". Memeluk kedua lututnya seraya terus berfikir dalam diam.
.
.
.
Hari ini kantor begitu ramai, begitupun dengan Samuel yang daritadi terus bolak-balik untuk membuat laporan. Tapi ada sesuatu yang membuat ia bingung, kenapa Guanlin hari ini diam saja biasanya dia akan menjadi manusia paling cerewet ketika Samuel tidak cekatan mengerjakan pekerjaannya.
"Yo man!". Masuk dengan tiba-tiba sambil melambaikan tangan ke arah atasannya, bukankan hidup Samuel begitu beruntung?
"Hm".
"Ada apa dengan wajah kusutmu itu?".
"Jinyoung menjadi dingin padaku".
"Sejak kapan?".
"Hari ini".
"Cih dasar berlebihan".
"Sialan". Samuel mengeluarkan tanda peace ketika Guanlin menatapnya tajam.
Semalam ia mendengar Daehwi menelfon seseorang tepat ditengah malam, dia menduga itu adalah Jinyoung karena terdengar nada khawatir Daehwi ketika sedang menelfon seseorang itu.
Sepanjang malam Samuel tau bahwa Daehwi terus telfonan dengan orang yang ia duga adalah Jinyoung.
"Mungkin sedang ada masalah". Samuel bergumam di dalam hati ketika melihat Guanlin yang sedang mengacak rambutnya kasar sembari menenggelamkan wajah diantara telapak tangannya.
Saat ini Samuel tidak mau memberi tau apa yang sedang ia curigai kepada Guanlin karena ia takut jika dugaannya salah dan malah akan menyakiti hati Guanlin dan Jinyoung
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy ↪Pandeep
Fanfiction[ private adult content 18+ ] "daddy mau iphone x". "oke 10 ronde". ❣Warning! 18+ [not an area for children] ❣Yaoi ❣bxb Start : 29-04-2018 End : 25-05-2018 ❀ pandeep in u r area ❀