12

9.5K 699 20
                                    

Suara dentingan sendok itu menjadi pemecah keheningan Guanlin dan Doyeon ketika mereka sedang sarapan bersama

Seakan sama-sama enggan untuk memulai pembicaraan, mereka lebih memilih diam

Tak!

"Terima kasih atas makanannya".

Berdiri dari duduknya kemudian berjalan pelan keluar dari dapur

Wanita berambut panjang yang sedari tadi diam hanya menundukkan kepalanya sedih melihat suaminya yang bahkan tidak menatapnya

Brak!

Pintu terbuka paksa menampilkan seorang yang sangat ia kenali

"Seonho?".

Memeluk wanita itu erat sambil terus bergumam kata maaf

"Ada apa denganmu Seonho!".

"Ayo kita tinggalkan bajingan itu Ma!".

"Si siapa bajingan Seonho!".

Seonho terdiam ketika orang yang sangat ia sayangi membentaknya dengan keras

Doyeon tau bahkan sangat tau siapa bajingan yang dimaksud Seonho itu

"Dia papamu Seonho".

Mengepalkan tangannya erat menahan amarah yang sudah sampai ke kepalanya

"Dimana papa".

Mengalah

Ia memilih menurunkan nada bicaranya tidak mau membuat ibunya marah lagi

"Aku disini".

Duduk disofa dengan santainya sambil melihat kearah Seonho dan Doyeon yang juga sedang melihatnya

Guanlin sudah bisa menebak kenapa Seonho menjadi seperti ini

"Tinggalkan pria itu atau tinggalkan kami".

Berbicara dengan nada bergetar, Seonho menundukkan kepalanya

Doyeon bingung dengan keadaan ini, apa maksudnya tinggalkan pria itu?

"Aku tidak mungkin meninggalkan kalian".

Seonho menarik nafasnya dalam ketika mendengar perkataan Guanlin

"Dan juga tidak mungkin meninggalkan pria itu".

Hancur

Perasaan Seonho sangat hancur saat ini, orang tuanya atau papanya yang sebenarnya sangat ia sayangi lebih memilih orang lain daripada mereka

"Apa kami sangat tidak berharga pa?".

"Apa maksudmu Seonho".

Seonho membalikkan badannya menatap sang ibu dalam

"Papa mempunyai orang lain di hidupnya, sebaiknya kita yang mengalah".

Doyeon mengerutkan keningnya bingung

"Siapa?".

"Bae Jinyoung".

Doyeon ingat pria manis itu yang merupakan teman lama Guanlin, kemudian ia mengusap lengan anaknya sambil tersenyum

"Itu teman lama papamu Seonho ,benarkan Guan?".

Guanlin memilih diam dan Seonho melirik kearahnya tajam

"Teman tidur lebih tepatnya".

Dua orang dewasa itu hanya diam

Karena memang benar adanya

"Aku tau".

Menatap Doyeon tidak percaya dan wanita cantik berambut panjang mulai berjalan mendekati Guanlin

"Aku tau kau menyukainya terlihat ketika dia datang kesini, aku tidak mempermasalahkan itu".

Seonho menatap ibunya tidak percaya begitupun dengan Guanlin yang bahkan tidak bisa mengucapkan apapun

"Pernikahan kita hanyalah sebuah perjodohan, aku yakin kau tidak menyukaiku".

"Aku berusaha membuat kau menyukaiku tapi sepertinya gagal, bahkan ketika Seonho sudah ada kau lebih menyayangi dia jauh lebih daripada aku".

Air matanya mulai menetes, ia menghentikan langkah sang suami yang berjalan mendekat hendak menenangkan dirinya

"Aku akan mengalah"

"Demi Seonho"

"Dan demi dirimu".

Meninggalkan dua orang pria yang masih terdiam ditempatnya, Doyeon melangkahkan kakinya masuk ke kamar

"Seonho".

"Baiklah terserah kau saja, tapi lepaskan orang yang pernah kau tahan dipenjara itu".

Tinggal Guanlin seorang diri di ruangan itu masih memikirkan seberapa bejatnya ia melukai wanita yang bahkan sangat tulus menyayanginya

----

Membuka pelan pintu kamar sambil sedikit mengintip apa yang sedang dilakukan orang yang ada didalam kamar

Terlihat wanita berambut panjang itu sedang memasukkan bajunya kedalam koper

"Ma".

"Seonho? Duduklah sayang".

Mendudukkan dirinya di atas ranjang milik ibunya kemudian memperhatikan wanita yang sedang tersenyum teduh didepannya

"Jangan tinggalkan papamu".

"Aku akan ikut dengan mama".

"Kau tau? Cinta itu tidak bisa dipaksakan Seonho".

"Jika dipaksakan maka hanya akan menimbulkan luka , seperti sekarang".

Seonho si pria tampan itu hanya terdiam memahami perkataan ibunya

"Dia adalah papamu, kau bisa hidup karena dia, maka balaslah jasanya".

"Jadi kau akan pergi kemana Ma?".

"Amerika, aku akan mengejar cita-citaku menjadi Desainer disana".

Menundukkan kepalanya dalam, Doyeon pastilah tau anaknya ini sedang sedih karena dia akan pergi

"Kapan aku bisa bertemu denganmu lagi Ma?".

"Jadilah orang sukses dan bawa Mama kembali ke Korea oke?".

Menganggukkan kepalanya sambil tersenyum lebar tidak lupa memeluk erat ibunya

Tbc

Oke gua tau ini gaje bgt tapi sejujurnya gua bingung gimana caranya nyingkirin Doyeon.g

Dan akhirnya gua buat doyeon ngalah aja :(( kasian doyeon ku :(((

Ini mirip Guanlin gak sih ? pengen buat cerita lagi pake karakter ini tapi gua gatau ini mirip atau enggak :((

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini mirip Guanlin gak sih ? pengen buat cerita lagi pake karakter ini tapi gua gatau ini mirip atau enggak :((

Sugar Daddy ↪PandeepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang