"Loh itukan-"
***
2
Ucapan Cipa terpotong oleh kehisterisan dari Gisell.
"Aaa,- gilaa very handsome babe. Itu tu Cip yang tadi ngeramein kantin" kata Gisell masih dengan kehisterisannya. Cipa mengernyit? Ngeramein kantin? Ooh Cipa ngerti sekarang.
"Lo sadar ga sih" ucap Cipa sedikit berbisik ketelinga Gisell. Cipa mengingat kejadian minggu minggu lalu.
"Sadar soal apa?" tanya Gisell sedikit memundurkan wajahnya.
"Kejadian beberapa minggu lalu, pas gue kesremped mobil" jelas Cipa menatap kearah depan. Gisell seperti mencoba mengingat.
"Ohh iya iya gue inget, gue juga sempet ambil tuh name card yang sempet lo buang" ucap Gisell setelah mengingat.
Oh iyaya udah gue buang.
Cipa mengangguk anggukan kepalanya. Dan suara microfon kembali memecahkan keramaian.
"Sebelumnya Assalamu'alaikum wr, wb. Selamat siang. Kenalin gue Rasya, selaku ketua panitia kegiatan ospek tahun ini. Saya disini gak akan berlama lama, karna kegiatan ospek di kampus kita cuma diadakan satu hari, hari ini doang. Gue minta, seluruh peserta ospek berbaris sesuai fakultas yang kalian ambil. Dimohon, untuk kakak panitia membantu membariskan peserta, segera! Terimakasih"
Katanya dengan penuh ketegasan.Setelah mendengar apa yang diucapkan dari ketua panitia tadi, seluruh peserta ospek mencar berhamburan begitupun Cipa dan Gisell yang terpisah akibat dorongan siswi lain.
Cipa celingukan, pasalnya mencari seseorang yang sekiranya bisa membantunya. Percuma Cip, gada yang kenal sama lo juga.
Sampai tepukan bahu yang Cipa rasakan, mengagetkannya.
"Allahuakbar" reflek Cipa.
"Eh sorry sorry" kata orang yang mengagetkannya Tadi sambil terkekeh. Cipa membalikkan badannya, dan menemukan kakak panitianya. Seorang cowok yang tingginya sekitar 170 cm memakai almamater khas UI, sudah dipastikan ini panitia.
Tampan juga.
"Fakultas apa?" tanyanya masih dengan kekehannya, menambah kadar ketampanannya.
"Psikologi kak" kata Cipa tersenyum kikuk menanggapi kakak panitia tampan ini.
"Ayo" tanpa aba aba kakak panitia itu menarik tangan Cipa.
Dan terhenti disekumpulan siswa siswi yang ia yakini se fakultas dengannya.
"Nih disini. Ikut masuk barisan aja. Semangat ya" katanya yang Cipa tidak tau namanya tersenyum manis menatap Cipa. Tatapan iri sekitar menghujam mereka berdua. Dan tanpa mereka sadari kedua tangan mereka masih saling menautkan.
"Makasih kak" ucap Cipa tersenyum kikuk menatap kakak panitia itu. Kakak panitia itu gemas rupanya, ia melepaskan tautan tangannya dan beralih mengacak rambut depan Cipa.
"Gue pergi dulu, bye" pamit kakak panitia tersebut meninggalkan Cipa dan tatapan lain dengan senyum manisnya.
Cipa masih tersenyum kikuk, dan ikut memasuki barisan yang masih kosong.
Seorang pria yang memasuki kepala tiga mungkin? Iya memperkenalkan diri sebagai Dosen hanya di ruang lingkup fakultas psikologi. Iya mengarahkan untuk kita seluruh peserta ospek yang cukup banyak untuk mengikutinya seraya memperkenalkan tempat tempat di megahmya fakultas psikologi ini.
Cipa berjalan seorang diri, meskipun disekeliling banyak yang bercengkrama, meskipun mereka belum kenal mungkin? Tapi Cipa enggan untuk berbaur. Anggap Cipa egois. Tapi itulah Cipa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweets R
Teen Fiction- Rasya Rasyifa 🔜 Sweets R - WARNING! Terdapat banyak kata-kata kasar yang tidak untuk ditiru. a simple deskription 'Dua orang yang memiliki sikap sama, tanpa saling melengkapi namun tak ingin berpisah.' Kata siapa, orang yang memiliki kepribadian...