19
Cipa sedari tadi mondar mandir, lagi dan lagi memperingatkan Rasya untuk tidur.
Rasyanya demam,
Itu yang membuat Cipa terus mondar mandir keluar masuk kamar dengan berbagai alasan.
"Tidur, Sya!" Cipa yang melihat Rasya hanya memperhatikannya tanpa menutup matanya geram.
"Kamu juga tidur, udah sih sini aku yang sakit kamu yang kayak ngerasain sakit" Rasya bangkit dan menarik tangan Cipa untuk tidur, membuat kompresan air dingin yang berada di kening Rasya jatuh.
"Tuh kan kamu mah," Cipa menatap Rasya sengit saat melihat kompresan itu jatuh, mengambilnya dan mencelupkan lagi kedalam wadah yang berisi air dingin, sedikit memerasnya dan menaruhnya kembali di kening Rasya.
"Jangan banyak gerak, tidur!" lagi, Cipa memperingatinya entah sudah keberapa kalinya.
"Iya nih, engga. Kamu juga sini naik, tidur!" Cipa menghela nafasnya kasar berjalan menuju saklar lampu untuk mematikannya dan menyalakan lampu tidur yang berada di kedua sisi ranjang.
Cipa menaiki sisi sebelah kanan tempat tidur, karna Rasya yang menempati sisi sebelah kiri.
Cipa menghadapkan tubuhnya kearah Rasya yang tengah terlentang memejamkan mata, Cipa menatapnya lekat. Sampai yang ditatap terusik dan membuka matanya mengalihkan pandang.
Tatapan mereka bertemu.
Jarak mereka hanya dibatasi dengan satu bantal guling, Rasya tersenyum samar.
Cipa mengetahuinya, meski dalam pencahayaan yang minim. Cipa ikut menarik sudut bibirnya.Entah mengapa ia mengalami cemas berlebihan, khawatir yang berlebihan menurutnya. Memang sebelumnya Rasya belum pernah se drop ini, dalam artian belum pernah dirawat Cipa seapik ini.
Jikalau dirasa Rasya sakit, ia akan diam tak berkata apapun sampai kemudian rasa sakit itu ilang perlahan.
Namun sekarang, berbeda dengan sakit sebelumnya. Berbeda penanganan maksudnya.
Baru kali ini Rasya dikhawatirkan, padahal menurutnya hanya demam biasa. Dulu memang pernah, dikhawatirkan oleh Mommynya. Namun dikhawatirkan oleh istri sendiri dalam dua tahun ia menikah rasanya berbeda.
Keduanya terlelap masih dalam keadaan tersenyum.
***
Hoamm
Cipa menguap dari tidurnya, dirasanya hari sudah pagi saat perlahan cahaya matahari menembus tirai jendelanya.
Ia melirik sampingnya, suaminya itu masih terlelap. seperti biasanya ia dirumah, ia akan menyiapkan semuanya. Namun ini bukan dirumah, jadi ia sedikit bingung harus apa.
Apakah ia harus membangunkan Rasya untuk pulang?
Apakah ia harus membiarkan Rasya sampai bangun dari lelapnya?
Apakah ia harus pulang duluan?
Hari ini ia ada kelas pagi, Rasya juga harusnya pergi ke kantor.
![](https://img.wattpad.com/cover/147877438-288-k644034.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweets R
Подростковая литература- Rasya Rasyifa 🔜 Sweets R - WARNING! Terdapat banyak kata-kata kasar yang tidak untuk ditiru. a simple deskription 'Dua orang yang memiliki sikap sama, tanpa saling melengkapi namun tak ingin berpisah.' Kata siapa, orang yang memiliki kepribadian...