1
"Woyy, Cipp! Bangun! Lo ga lupa hari ini ospek kan?" kata seorang gadis yang tiba tiba dateng masuk kamer langsung nyingkap selimut Cipa. Samar samar Cipa mendengarkan ocehan dari sahabat nya ini. Dengan enggan, Cipa membuka mata perlahan.
Iya, mereka. Cipa dan Gisell. Tinggal di satu apertemen yang cukup berbintang milik Maxime Corp, perusahaan ayah dari Gisell. Mereka diizinkan bersama, karna mereka bersama lebih dari 10 tahun. Dari Cipa masih menginjak sekolah dasar hingga saat ini. Meskipun dulu belum terlalu deket. Apalagi ayah dari Gisell, Rio Maxime dan Afandy Colline papah dari Cipa itu bersahabat. Mereka saling percaya satu sama lain. Bahkan Mereka disekolahkan disekolahan yang sama sampe saat ini, mereka berkuliah di Universitas Indonesia. Itupun sudah termasuk kesepakatan dari kedua bapak.
Dengan masih setengah sadar, Cipa melirik jam dinding yang ada di dalem kamernya. 04.07 A.m.
"Gila lo ya! Kurang pagi lo bangunin gue!" bentak Cipa dengan orang yang telah mengusik ketenangan tidurnya, siapa lagi kalo bukan Gisell. Sedangkan yang dibentak hanya cekikikan ga jelas.
"Pergi lo, gue mau tidur" bentak Cipa lagi sambil menarik kembali selimut yang tadi menyingkap.
Tangan Gisell menahan singkapan selimut itu. Cipa memandang Gisell jengah.
"Apaan lagi sih, sel? Ini tuh masih malem bagi seorang Cipa" katanya lagi dengan Nada malas.
"Malem apaan. Adzan shubuh ae udah berkumandang tadi" cibir Gisell seraya duduk ditepi ranjang king size milik Cipa.
"Sholat ayoo. Kita kemushola" ajak Gisell seraya menggoyang goyangkan kaki kanan Cipa.
Fyi, dalam cerita ini. Semua keluarga masih menjunjung tinggi agama. Meskipun ga sebegitu sering.
"Ck, yaudah ayo. Lo keluar, gue mau cuci muka bentar sambil ambil wudhu" decak Cipa.
"Ok, gc say-"
"Lebay lo, udah sono keluar" ucapan Gisell terpotong oleh ucapan Cipa seraya mendorong pelan bahu Gisell untuk keluar kamar, dan segera bergegas kedalem kamer mandi.
***
Selesai solat shubuh. Masih di jalan perumahan apartemen milik Maxime corp. Karna Maxime corp ini memiliki apartemen sekaligus perumahan yang mengomplek, kualitas terjamin. Masih mempertahankan ke elitan untuk pembeli.
"Gila ya, gue ga nyangka. Ini hari pertama kita ospek. Setelah bersemedi selama 12 tahun dibangku pelajar, sekarang kita udah ngelepasin jabatan kita. Kita Jadi mahasiswi seutuhnya, sekarang" ucap Gisell dengan nada menggerutu namun masih dengan senyumannya."Iya, mahasiswi G-I-L-A" sinis Cipa mendengar semua gerutuan dari sahabatnya ini.
"Yehh, sirik lo?" kata Gisell sarkastik nun masih dalam mode candaannya.
"GA GUNA" tajam Cipa dengan penuh penekanan disetiap katanya.
"Kira kira, kakak tingkat kita sekarang gimana ya?" oceh Gisell, entah dengan siapa. Gisell ini memang penggila pria. Sama gilanya kaya sendirinya.
"Gimana apanya?" sahut Cipa, masih ingin meladeni nya.
"Maksudnya itu, Ganteng engga? Baik? Cool? Mm Kejem maybe? Trus, Mapan engga?" ocehnya kembali, tambah ngawur bae si Gisell. Cipa mengedikan bahu acuh. Dan berjalan ngeduluin Gisell yang masih ngoceh tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweets R
Teen Fiction- Rasya Rasyifa 🔜 Sweets R - WARNING! Terdapat banyak kata-kata kasar yang tidak untuk ditiru. a simple deskription 'Dua orang yang memiliki sikap sama, tanpa saling melengkapi namun tak ingin berpisah.' Kata siapa, orang yang memiliki kepribadian...