Happy reading!
16
Rasya.
Pria itu kini tengah mengadapi bertumpuk tumpuk berkas yang ada dimeja kerjanya. Membuat kepalanya cukup pening membaca semua tulisan yang ada didepannya ini.
Dua jam berlalu ia lewati dengan memegang tinta dan membaca teliti semua berkas yang ada. Dan kini hanya tersisa beberapa.
Ia melepaskan tinta pena sejenak dan meregangkan ototnya yang terasa kebas. Sedikit ia melirik kearah ponselnya.
Dilihatnya masih pukul sebelas siang, dengan kebetulan hari ini tak ada jadwal meeting penting atau rapat karyawan. Ia membukanya dan dengan iseng sedikit menjelajahi aplikasi yang jarang dibuka olehnya.
Berakhir dengan membuka ig dan ditutup dengan senyum tipisnya.
Rasya kembali membuka berkasnya dan membacanya dengan senyum tipis yang masih melekat dibibirnya.
Hanya satu yang dipikirkannya sekarang cepat selesaikan ini semua dan pulang.
Ditengah keheningan yang hanya ia isi dengan bunyi tinta yang mengenai kertas, pintu terbuka menampakan wajah yang tak asing lagi baginya.
Ia mendongak dan mendapati pria paruh baya yang mirip dengannya.
Senyum yang sedari tadi belum hilang dibibirnya mengherankan pria paruh baya yang baru datang tadi, yang tak lain adalah Daddy-nya, Aldino Bagaskara.
"Kenapa kamu?" tanya Dino keheranan melihat senyum yang melekat indah dibibir sang putra.
"Apanya Dad?" Rasya membalikan pertanyaan yang ua sendiri pun tak mengerti maksudnya.
"Tuh bibir kena lem?" tanya Dino lagi seraya duduk tepat didepan meja Kerja Rasya tanpa dipinta.
Rasya sontak memegang bibirnya sendiri "Apaan sih Dad" Rasya menampilkan wajah kesal dan jengahnya.
Kekehan keluar dari mulut Dino, dan hilang seketika saat ia mengingat sesuatu.
Rasya menyadari perubahan wajah Daddynya itu pun terheran.
"Kenapa Dad?"
"Kamu itu bisanya ngecewain Daddy sama Mommy aja"
"Maksud Dad?"
"Halah, harusnya Dad yang tanya maksud kamu apa!" geram Dino menaikan nada bicaranya. Rasya hanya menaikan salah satu alisnya, pasalnya Dino jarang sekali marah padanya, apa lagi sampai ngebentak seperti sekarang.
"Rasya ngga ngerti deh Dad, tentang apa?"
"Istri Kamu!"
Rasya kembali memikirkan hal terakhir yang sering berada dipikirannya sekarang sekarang ini.
"Rasyifa kenapa Dad!?" tanya Rasya dengan sedikit khawatir terpancar di wajahnya.
Dino berdiri dari kursi tempatnya duduk tadi, sambil menunjuk Tepat di depan wajah Rasya menggunakan jari telunjuknya.
"Karna kamu, anak laknat! Kamu apain mantu Dad! Kalo dari awal, kamu emang ngga bisa jaga dia bilang! Seengganya Dad bakal jodohin dia sama yang lebih baik dari kamu!!"
Rasya bungkam, terdiam mebisu.
"Daddy capek Sya, Daddy capek. Dad malu sama Fandy! Kamu malah seenaknya bikin anak dia sakit selama ini. Dad cukup kecewa sama kamu!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweets R
Novela Juvenil- Rasya Rasyifa 🔜 Sweets R - WARNING! Terdapat banyak kata-kata kasar yang tidak untuk ditiru. a simple deskription 'Dua orang yang memiliki sikap sama, tanpa saling melengkapi namun tak ingin berpisah.' Kata siapa, orang yang memiliki kepribadian...