Diary Seorang Jomblo

Now and Then

Waktu terus berlalu. Orang-orang datang dan pergi dalam hidup kita. Momen-momen terbentuk dan tersimpan dalam memori. Ingatan-ingatan lama mulai berganti dengan ingatan-ingatan baru. Sifat, perilaku manusia juga berubah seiring waktu dan kondisi, membentuk mereka menjadi manusia yang berbeda setiap ada kesempatan. Berkaca lah, dan kamu akan melihat ada bagian dirimu yang berbeda. Entah itu fisik, perilaku, atau bahkan orang-orang di sekitarmu. That's how time work. All we have to do is keep up.

Sebenarnya aku tidak ingin bercerita banyak, tapi akhir-akhir ada sesuatu yang menurutku ada yang berubah. Bukan fisik, karena yang ada makin lama makin melar dan rambut ini makin lama kok makin menipis. Tapi sudahlah, bukan itu yang aku ingin bahas sekarang. Tapi aku merasa ada berubah dengan cara melakukan pendekatan. Iya, pendekatan. Jujur saja kalau aku melihat kembali ke belakang dan mencoba membaca riwayat chatting-ku dengan para mantan "gebetan", aku ini terkesan sangat terburu-buru dan terlalu aktif. Intinya aku terlalu menggebu-gebu sih, dan ada beberapa orang yang merasa hal ini annoying buat mereka. That's okay, kalau aku di chat sama diriku yang dulu mungkin aku juga bakal berasa illfeel. Dan mungkin ini juga jadi satu alasan kenapa cewek-cewek mantan gebetan ini gak pernah merasa vibe-ku. Mungkin.

Jadi kalau kalian baca beberapa post terakhir di blog ini, harusnya kalian tahu bahwa aku sekarang sedang dekat dengan seseorang. And it's for real. Maksudnya aku mencoba memenangkan hatinya tidak untuk jadi pacar. Aku ingin dia jadi pasangan sah-ku, pasangan halal-ku, aku ingin dia jadi istri-ku. Iya, mungkin terdengar terlalu muluk, tapi kalau mau tahu lebih lanjut bisa klik . Okay, kembali ke topik pembahasan. 8 bulan berlalu dan meskipun masih dalam proses pengenalan dan pendekatan, jujur aku sudah tidak seheboh dulu. Aku tidak lagi memaksa untuk memanggilnya dengan panggilan khusus, dibalas atau pun tidak dibalas aku tidak merasa panik, dan intensitas-ku dalam mengkontak dia juga berkurang. Mengingat dia wanita yang sangat sibuk, aku tidak ingin mengganggu-nya. Dan ketika dia tidak membalas pun, aku tahu sih dia sedang apa. Mostly karena dia lagi males baca line, atau memang sedang ingin sendiri.

Entahlah, mencinta tanpa nafsu memiliki terasa sangat menyenangkan. Rasanya seperti attached dan tidak attached dalam waktu yang sama. Kasarnya sih, aku tulus mencintai-nya, aku lakukan semua hal ini bukan untuk membuatnya terkesan, aku ingin membuatnya bahagia. Dan itu lah alasan-ku mencintai dia. Membuatnya bahagia. Dan juga mencintai seperti ini membuatku untuk selalu bisa menghargai keberadaannya. Dan iya, aku biarkan rindu ini menumpuk dan ku lepas dengan makan siang singkat, atau dengan nonton film bertiga. "Kok bertiga?" Hahaha, akan aku jelaskan di lain kesempatan, karena ini juga bagian dari proses. Lanjut. Dan dengan hal sesimpel itu, rindu itu langsung terbayar ketika aku melihatnya tersenyum, tertawa, senang, excited. And that's it. Selama dia senang ketika bersamaku, tidak ada yang bisa menjadi tolak ukur seberapa senangnya juga diriku.

Ketika aku bercermin di masa lalu dan melihat bagaimana aku bertingkah laku dalam sebuah hubungan atau bahkan dalam proses pendekatan. Aku sudah jauh berubah sekarang. Aku bukan lagi orang yang melakukan pendekatan hanya untuk membuatnya terkesan atau menjual diriku dengan tidak menjadi diriku. Sekarang aku jauh lebih baik, aku jadi bisa menghargai waktu-nya, mengerti kondisi-nya, dan menghargai setiap waktu kita. And that's good. Mungkin selama ini aku selalu memperlakukan setiap gebetan-ku dengan cara yang sama, tapi entah kenapa aku benar-benar berubah untuk yang satu ini. Entah karena aku dipertemukan dengan orang yang layak mendapat totalitas dalam mencinta, atau karena aku bertambah dewasa, hanya Tuhan yang tahu. Tapi yang pasti, seiring waktu berjalan aku tahu aku berubah menjadi orang yang lebih baik. Dan semoga aku juga ber jodoh dengan wanita baik yang satu ini.