Aku, dia, dan post-breakup syndrome

2.8K 39 0
                                    


Sudah cukup lama blog ini aku telantarkan tidak ada kabar, tidak ada postingan. Itu semua karena aku sudah gak punya hal yang bisa dibahas. Sebenarnya fase paling enak dari proses pacaran adalah PDKT-nya. Iya gak sih ?. Atau gue yang terlalu asyik di proses PDKT ?. Ah sudahlah. Yang penting sekarang gue sudah kembali jomblo, serta membawa syndrome yang bisa merubah moodmu hanya dalam hitungan detik. Post-breakup syndrome.

Yap, post-breakup syndrome adalah sindrom pasca putus. Sindrom yang satu ini sindrom bawaan setelah lo semua putus dari hubungan yang (menurut kalian) indah. Diawali dengan depresi, sedih, mungkin nangis dan di akhiri dengan wajah dan tatap sinis tiap kali liat orang pacaran, dan kalian merasa, "sendirian". Efeknya lumayan makan waktu sih, tergantung mental lo juga. Sudah 2 bulan dan sindrom ini gak mau ilang. Di beberapa titik lo bakal merasa sendirian banget dan kangen suasana pacaran, dan dalam hitungan detik lo nyaman jadi jomblo, istilahnya lo jadi labil mendadak. Satu hal yang bakal lo rasain, lo harus move on. That's one small step for a man, one giant leap for you feelings.

Ngebahas soal move on, ada berapa manusia yang gagal move on ?. Meskipun itu cuma 5% itu tetap gagal move on. Dan banyak survey membuktikan bahwa kebanyakan yang gagal move on adalah cowok. Yap, that's right mahluk yang gagah dan ditakdirkan menjadi imam keluarga adalah mahluk yang sulit move on. Tapi sudahlah, setiap orang berhak punya momen yang boleh dia simpan hingga akhir hayat menjemputnya.

Jujur aja, gue ini cowok yang sangat sensitif. Terkadang hal yang kecil bisa bikin gue nangis, tersedu-sedu. Sebagai human-being yang normal, sepertinya wajar kalo gue nangis waktu putus. Dan sekelebat kenangan masa lalu memaksa lo tenggelam dalam rasa sedih. Nangis. Mungkin cuma itu pelampiasan yang bisa lo lakuin saat itu. Setiap hari bakal lo coba menghibur diri sendiri, bagaimana pun caranya. Teman, kawan, saudara, keluarga mencoba kasih pengertian ke lo tapi tetep aja gak ada yang bisa bikin lo nyaman dalam keadaan seperti ini. Setiap kali lo mencoba tersenyum dalam segala kondisi itu cuma senyum palsu. Mencoba pasang topeng bahagia didepan orang lain biar lo gak keliatan, "kasihan banget abis putus". Lo mencoba mengubur rasa sedih lo jauh-jauh, tapi sayang rasa sedih kaya gitu gak bisa kamu hilangin sendiri. Harus ada orang lain yang bantu kamu ngilangin puing-puing masa lalu. Gebetan baru.

Gue disini gak ngajarin lo semua buat cari pelarian. Gue disini cuma mau bilang, lo harus cari pundak yang lain. Orang yang bisa lo bagi beban. Seandainya kalo kalian emang connect suatu saat. Selamat, kalian berdua berhasil melangkah dari masa lalu. Lebih asyik lagi kalo kalian jadian. Di titik ini lo pasti seneng banget, sosok baru, kehidupan yang baru, dan lembaran baru. Sebuah buku kosong yang siap lo tulis dengan cerita-cerita sedih, seneng, konyol bersama pasangan baru lo. Tapi jangan harap perjalanan yang mulus. Kalo lo siap punya pacar, secara gak langsung lo juga harus siap disakiti. Berapa kali pun kalian pacaran, PDKT, sakit hati itu gak pernah kaya, "ah udah pernah patah hati, biasa aja". Munafik. Setiap manusia ini merasakan sakit hati yang berbeda dari orang-orang yang berbeda pula.

Apa sih yang gue lakuin sekarang ?. Dunno. Kayanya bakal tetep di zona post-breakup syndrome sampai akhirnya aku bosen.

Diary Seorang JombloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang