Hari sudah mulai gelap Lena dan Kimmy berjalan di jalanan trotoar. Jalanan masih basah di karenakan hujan siang tadi. Lena dan Kim selalu pulang kerja berdua di karenakan mereka tinggal di satu gedung apartemen hanya berbeda lantai saja.
Mereka berdua masuk kedalam gedung apartemen tempat mereka tinggal. Dari luar nampak gedung itu sudah tidak terlihat menarik. Banyak retak rambut yang terlihat dimana mana pada dindingnya. Serta warna catnya yang sudah mulai memudar. Sebab itu tidak salah jika harga setiap unit di gedung apartemen ini sangat murah.
"Sampai besok Lena." ucap Kim pergi meninggalkan lift yang membawanya ke lantai tiga. Sementara itu Lena masih harus naik dua lantai ke atas. Lena tinggal di lantai lima. Ia berjalan keluar lift ketika pintu lift itu terbuka. Hanya beberapa langkah dari lift ia sudah sampai di depan pintu unit apartemennya.
Ia dan kedua anaknya terpaksa harus tinggal di sini sejak tiga bulan lalu. Dulu sebenarnya ia suami dan kedua anaknya tinggal di sebuah rumah sederhana. Namun semenjak suaminya meninggal ia tidak sanggup lagi untuk membayar tagihan rumahnya itu sehingga dengan terpaksa ia harus pindah ke apartemen ini.
Ia sendiri mengetahui tempat ini karena Kimmy memang sudah lama tinggal di sini. Sehingga ketika Lena sedang mencari tempat tinggal Kimmy langsung membantunya dengan sigap. Lena membuka pintu unit apartemennya dengan kunci yang baru saja di ambilnya dari dalam tas berwarna putih yang sudah terlihat lusuh.
"Ibu pulang," ucap Lena dengan lantang.
"Ibu.......teriak Rupert sambil berlari ke arah ibunya. Ia merupakan anak kedua Lena yang masih berusia sepuluh tahun rambutnya berwarna hitam yang merupakan keturunan dari ayahnya yang juga memiliki rambut dengan warna hitam. Sudah menjadi kebiasaan baginya ketika ibunya pulang ia pasti akan langsung memeluk ibunya.
Lenapun seperti itu ia selalu merasa senang ketika anak laki-lakinya itu memeluk dirinya. Pelukan dari Rupert seakan bisa menghilangkan semua lelah yang ada di pundaknya akibat seharian ia terus bekerja membanting tulang untuk kedua anaknya.
Lena berjalan masuk kedalam ia menghampiri Aurell anak pertamanya yang berusia tiga belas tahun. Aurell sedang duduk di atas sebuah sofa panjang. Ia sedang menyaksikan sebuah serial televisi yang tengah di gandrungi oleh para gadis seantero Inggris. Serial televisi itu di bintangi oleh seorang selebriti pria tampan yang tengah naik daun.
Semenjak di tayangkan di televisi Aurell tidak pernah sekalipun melewatkan penayangannya di televisi. Lena mengecup kening Aurell dengan lembut ia lantas melepaskan mantel yang di kenakannya dan langsung menuju dapur kecil yang ada di bagian belakang. Ia membuka lemari pendingin dan memeriksa persedian bahan makanan yang ada di dalamnya.
"Aku harus berbelanja lagi," ujar Lena dalam hatinya. Ia lantas mengambil dua buah telur ayam, keju dan susu. Lena sedang menyiapkan makan malam untuk kedua anaknya.
Aurell masih tetap di pasa posisinya yang nyaman. Ia terus saja berkali kali mengganti saluran televisi yang ingin di tontonya. Sementara Rupert ia tengah asik mewarnai sebuah gambar yang baru saja selesai dibuatnya. Dengan crayon warna warni yang berserakan di atas sebuah meja yang terbuat dari kayu berwarna cokelat. Meja serta kursi kayu itu masih bisa terlihat serat-serat kayunya. Meskipun meja itu berukuran kecil bagi Rupert itu adalah salah satu tempat ternyaman baginya. Terlebih lagi meja serta kursi yang terbuat dari kayu itu merupakan di buat sendiri oleh mendiang ayahnya.
"Makan malam," ucap Lena sedikit berteriak. Ia meletakan makan malam di atas meja persegi empat di dapur mereka yang kecil. Lena dan kedua anaknya memang biasa menghabiskan makan malam mereka di sana.
"Bagaimana dengan persiapan lombamu. Apa semuanya berjalan dengan baik," tanya Lena.
"Ya semuanya berjalan dengan baik. Aku hanya perlu mencari tahu bagaimana caranya menyelesaikan permasalahan mengenai penanganan sampah rumah tangga." Aurell menjelaskan tentang Lomba yang akan di ikutinya beberapa hari lagi. Ia merupakan salah satu dari enam murid yang terpilih yang harus mewakili sekolahnya untuk mengikuti lomba penelitian ilmiah tingkat sekolah pertama.
"Besok ibu akan berbelanja kau ingin menitip sesuatu."
Aurell menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Ia berpikir sejenak mencari tahu apa yang ingin di makannya.
"Aku ingin kiwi. Sudah lama si little superman tidak memakannya." Aurell melirik pada adiknya Rupert. Meskipun terlihat cuek tapi Aurell sangat perhatian pada adiknya. Ia kerap menjuluki Rupert dengan julukan little superman.
"Baiklah besok ibu akan membelikan kiwi segar untuk little superman yang sedang lahap memakan makannya." Lena mencubit lembut hidung Rupert. Anak itu hanya tersenyum sambil terus makan dengan lahapnya.
Malam sudah semakin larut beberapa saat yang lalu Lena sudah mengantar Rupert untuk di kamarnya. Tidak lupa ia pasti mencium kening dari kedua anaknya itu. Lena sudah mengenakan pakaian tidur yang berwarna putih dengan bahan yang sejuk jika terkena kulit. Ia mematikan lampu di dalam kamarnya sehingga hanya sedikit saja cahaya yang ada di dalam kamarnya.
Ia berbaring di atas kasurnya merebahkan seluruh tubuhnya yang lelah setelah seharian bekerja. Satu lagi momen yang kerap kali malas untuk di rasakannya. Yaitu setiap kali ia hendak tidur di atas kasurnya. Dan ketika ia menoleh kesamping dirinya ia mendapati tidak ada siapun di sana, seketika itu juga ia pastin akan langsung teringat dengan mendiang suaminya.
Meskipun setahun telah berlalu namun hingga kini ia masih tetap belajar untuk bisa menerima bahwa kini sudah tidak akan ada lagi pria yang dicintainya berada di sisinya ketika ia tertidur. Lena menghadapkan wajahnya kelangit-langit kamarnya. Perlahan rasa kantuk datang semakin kuat membuat ia mulai memejamkan matanya secara perlahan. Hingga pada akhirnya kedua matanya tertutup rapat bukan untuk selamnya melainkan hanya untuk malam ini saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
WARISAN DEBORAH
HorrorA cover by, ELIN DESIGNS Di tengah kesulitan hidup, Lena tiba-tiba mendapatkan warisan sebuah rumah dari Neneknya yang selama ini sudah lama tidak ia temui. Akhirnya ia dan kedua anaknya, Aurell dan Rupert pindah kerumah itu. Namun... sebuah danau t...