BAB 4

107 10 0
                                    

            Pagi hari sudah kembali datang. Mata Lena sedikit sembab terlihat dari kantung matanya yang terlihat jelas meskipun sudah di tutupi oleh polesan dari kosmetik. Semalam Lena tidak bisa tidur dengan nyaman. Ia kesulitan untuk memejamkan matanya ketika sudah berada di atas ranjangnya yang nyaman.

Lena masih terus saja memikirkan soal warisan yang di dapatkannya rasa senang berkecamuk di dalam hatinya. Hingga sampai lewat tengah malampun ia masih sulit untuk tidur saking senangnya. Lena seperti biasa mencium kening kedua anaknya itu sebelum mereka berpisah didepan pintu masuk gedung apartemennya.

Lena dan Kimmy makan saling berhadapan di sebuah kursi panjang yang terbuat dari besi anti karat yang terletak di taman kecil yang berada di belakang toko laundry tempat Kimmy bekerja. Lena meminum es jeruk yang ada di dalam gelas pelastik transparan. Sementara Kimmy wanita bermata sipit itu memakan sushi yang sudah terpotong potong menjadi bagian kecil hingga memudahkan Kimmy untuk memakannya.

"Kau harus menerimanya. Ini sesuatu yang sangat menggembirakan bukan," ucap Kimmy ia begitu bersemangat ketika mendengar cerita dari sahabatnya yang mendapatkan harta warisan.

"Aku juga berpikir begitu. Setidaknya ini bisa membantuku untuk menjamin biaya pendidikan Aurell dan Rupert.

Kimmy hanya mengangguk mulutnya penuh dengan sushi yang di buatnya sendiri dan sengaja di bawanya kedalam wadah untuk di makan pada saat istirahat seperti sekarang ini.

"Tapi itu artinya aku harus pergi dari sini. Dan mungkin kita akan jarang bertemu," ucap Lena lirih. Matanya sedikit berlinangan air mata rasanya sulit harus meninggalkan sahabatnya itu. Yang selalu setia membantu Lena dalam situasi yang sulit.

"Hei kita masih tinggal di satu negara bukan. Jika ada kesempatan aku pasti akan mengunjungimu. "Kimmy megenggam tangan Lena dengan lembut. Air matanya hampir saja jatuh namun ia menahannya dengan kuat. Meskipun terasa sedih tapi ia harus merelakan sahabatnya itu pergi. Kimmy tahu betul kesulitan yang di alami oleh Lena sepeninggal suaminya pergi.

Tapi mendengar Lena mendapatkan rumah dan juga uang. Membuatnya sedikit merasa lega. Meskipun harus berpisah jauh tapi ia harus mengikhlaskannya karena sekarang Kimmy yakin dengan warisan yang sahabatnya itu dapatkan kehidupan Lena dan dua anaknya pasti akan jauh lebih baik.

Lena dan Kimmy tertawa sesaat mereka saling pandang keduanya tahu sulit untuk berpisah dengan sahabat yang sangat mereka sayangi satu sama lain. Tapi Lena mendapatkan keputusan itu di bantu oleh Kimmy jadi ia sendiri yakin keputusan ini meskipun sulit tapi Kimmy pasti bisa merelakannya pergi.

Susana haru seketika hilang Lena mengambil sushi buatan Kimmy yang di letakan di tengah-tengah mereka. Ia memakannya dengan cepat hingga mulutnya penuh dengan sushi. Kimmy tertawa kecil melihat Lena begitu lahap memakan sushi buatannya. Padahal ini baru pertana kalinya ia membuat sushi dengan tangannya sendiri.

Beberapa hari berlalu setelah adegan memakan sushi yang penuh haru di taman belakang toko laundry tempat Kimmy bekerja. Hari ini Lena dan kedua anaknya tengah sibuk mengepak barang-barang mereka. Beberapa jam lagi Mr. Sandler akan datang menjemput mereka. Lena sudah terlebih dahulu keluar dari pekerjaannya di toko itu.

Sementara Aurell dua hari lalu barus saja menyelesaikan tugasnya untuk mewakili sekolahnya mengikuti lomba penelitian ilmiah antar sekolah tingkat pertama. Meskipun ia dan timnya hanya mendapatkan juara ketiga. Tapi Lena sudah sangat berbangga dengan prestasi yang di raih putrinya. Kimmy membantu mereka mengepak barang ia berada di dalam kamar Rupert ia membantu anak itu memasukan pakaian ke dalam tasnya.

Sudah sejak pagi hari ia berada di unit apartemen Lena. Hari ini Kimmy memang sengaja tidak masuk kerja untuk membantu Lena dan kedua anaknya mengepak barang. Selain itu tentunya ia tidak ingin melewatkan momen perpindahan sahabatnya itu yang mungkin akan lama baginya untuk bertemu lagi dengan lena.

"Kau sudah mengepak semuanya," tanya Kimmy yang duduk di pinggir ranjang kecil tempat tidur Rupert.

"Iya." Rupert meanggukan kepalanya sampil memakai tas di pundaknya. Mereka berdua keluar dari dalam kamar menuju ruangan tengah. Aurell sudah siap sejak tadi ia terduduk di sofa sambil menyandarkan kepalanya pada bantalan sofa yang empuk. Lena baru selesai memasukan pakaiannya kedalam tas jinjing yang cukup besar. Mereka hanya membawa pakaian mereka saja tanpa membawa barang-barang rumah tangga yang lainnya.

"Lena apa kau sudah selesai," tanya Kimmy yang berdiri di pintu masuk kamarnya.

"Ya semuanya sudah selesai." Lena keluar dan menghampiri kedua anaknya yang duduk di atas sofa. Lena berhenti sejenak. Ia memperhatikan sesaat ke sekeliling ruangan apartemennya yang kecil.

"Kau tidak apa-apa." Kimmy menyentuh pundak Lena yang tengah berdiri termenung melihat ruangan apartemennya.

Lena tersenyum ia hanya meanggukan kepalanya. "Ayo kita turun," ajak Kim.

Pengacara tua itu sudah menunggu di luar gedung apartemen murah tempat tinggal Lena lebih dari lima belas menit. Lena dan kedua anaknya akhirnya keluar dari gedung apartemen itu. Kimmy mengikuti mereka dari belakang ia membantu membawa box berisi mainan Rupert.

"Sini biar saya taruh di bagasi." Dengan sigap Sandler meraih tas jinjing yang di bawa oleh Lena. Aurell mengikuti langkah Mr.Sandler yang berjalan ke arah belakang mobilnya. Ia membuka bagasi mobilnya dan menaruh semua barang bawaan Lena dan kedua anaknya. Kimmy tersenyum ramah kepada Sandler yang memberikannya jalan untuknya menaruh kardus kotak berisi mainan Rupert.

Tanpa di perintah Aurell dan Rupert langsung membuka pintu mobil sedan berwarna cokelat. Mereka berdua duduk di bagian belakang dan membuka kaca jendelanya. Sementara Sandler baru masuk kedalam mobil ia duduk di bagian kemudi. Meskipun sudah tua namun dalam hal mengemudi Pengacara itu tidak kalah hebatnya dengan mereka yang masih muda.

"Ini saatnya," ucap Kimmy ia megenggam kedua tangan Lena. Matanya sedikit berair ia menahan diri agar tidak menangis. "Hati-hati di jalan," ucapnya.

"Aku pasti akan sangat merindukanmu," lirih Lena.

"Aku juga," balas Kimmy.

Mereka berpelukan sangat erat. Kimmy seakan enggan membiarkan sahabatnya itu pergi tapi ia tahu bahwa ini adalah keputusan yang baik bagi Lena dan kedua anaknya. Lena melepaskan pelukannya ia berjalan melangkah perlahan. Lena membuka pintu mobil bagian depan ia berbalik lagi menghadap Kimmy yang ada di belakangnya.

"Jaga dirimu."

"Kau juga. Jaga dirimu," balas Kim.

Lena masuk dan duduk di samping Sandler yang sudah menyalakan mesin mobilnya. Lena menutup pintu mobil dan seketika itu juga Mr. Sandler langsung menjalankan mobilnya. Kimmy masih memperhatikan laju mobil itu dari kejauhan. Tanpa ia sadari ia meneteskan air mata di pipi wajah bagian kanannya. Kim tersenyum ia menghapus air matanya itu dengan jari-jarinya ia menyilangkan kedua lengannya di tubuhnya. Kim masih berdiri di sana ia masih ingin melihat mobil itu hingga mobil yang membawa sahabatnya itu hilang dari pandangannya.

WARISAN DEBORAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang