BAB 21

62 6 0
                                    

Pagi kembali datang membawa sinar matahari yang hangat. Rerumputan hijau yang tumbuh di perkarangan rumah masih basah karena hujan semalam yang sangat deras. Lena mencium kening Aurell dengan lembut. Ia lalu mencium kening Rupert. Mereka bertiga berada di teras. Sekarang waktunya untuk kedua anak Lena berangkat sekolah. Glen mengangkat tangan kananya ke atas ketika melihat Aurell berjalan di perkarangan rumahnya. Glen menunggu sambil tersenyum di seberang jalan.

"Semalam hujan lebat sekali ya," ucap Glen.

Aurell hanya diam tidak membalas sapaan ramah dari temannya. Aurell hanya berjalan sambil diam tak bersuara. Glen merasa aneh ia merasa apa dirinya membuat suatu kesalahan pada Aurell hingga Aurell tidak mau membalas sapaannya. Glen berusaha untuk berpikir positif ia lalu berjalan di belakang Rupert. Mereka bertiga pergi kesekolah dalam suasana yang hening. Tidak ada satupun yang bicara di antara mereka bahkan ketika di dalam bus sekolahpun mereka masih saling diam.

Lena berada di dalam rumah Nancy. Ia menceritakan semua kejadian yang tadi malam ia alami. Lena menggenggam segelas susu cokelat hangat yang di berikan oleh Nancy. Dari mimik wajah Nancy ia sangat merasa tertarik dengan cerita yang di ceritakan oleh Lena.

"Sepertinya aku tahu siapa yang bisa membantumu," ucap Nancy.

Lena mengganti posisi duduknya tubuhnya menyamping ke arah Nancy.

"Siapa?" tanya Lena penasaran.

"Mrs. Jell," ucap Nancy ia menatap mata Lena dengan keyakinan.

"Mrs. Jell dia kan wali kelas Rupert," ucap Lena terkejut.

Nancya lalu menceritakan apa yang pernah di alami oleh Glen sewaktu kecil. Lena mendengarkan cerita Nancy sampai habis. Ia sedikit ragu dengan cerita itu dan lagi ia juga sebelumnya tidak pernah berhubungan dengan paranormal. Lena berpikir untuk mencari cara lain tapi otaknya seperti sulit untuk di ajak berpikir.

Ia mencoba keras untuk menemukan cara lain tapi kejadian semalam telah mengacaukan sistem kerja otaknya. Sejak tadi ia berpikir tapi tidak ada satupun cara lain yang bisa ia temukan. Lenapun pada akhirnya menyerah ia menyetujui usulan Nancy untuk meminta bantuan dari Mrs. Jell. Lena kembali meminum susu cokelat hangat yang membuat dirinya terasa jauh lebih tenang.

*****

Lena mendatangi sekolah Rupert. Ia masuk ke dalam koridor dan menuju ruang guru. Lena berdiri di depan ruang guru ia melihat ke sana kemari untuk mencari wali kelas anaknya.

"Ibu. Rupert."

Terdengar suara seorang wanita dari arah belakang Lena. Ia segera berbalik untuk melihat siapa yang menyapanya. Lena terkejut ketika melihat Mrs. Jell sudah berdiri di belakangnya. Ia sedikit canggung untuk mulai berbicara tapi sepertinya Mrs. Jell bisa melihat keraguan dari wajah Lena.

"Sepertinya ada yang ingin kau bicarakan. Lebih baik kita bicara di depan," ucap Mrs.Jell.

Mereka berjalan ke depan sekolah. Lena hanya mengikuti guru itu dari belakang ia tidak tahu mau di bawa kemana dirinya. Ia hanya diam tanpa berani bertanya. Mrs. Jell dan Lena sudah duduk di sebuah kursi kayu yang memanjang yang ada di pinggir lapangan basket. Angin berhembus ketika mereka berdua duduk di sana. Mrs. Jell menunggu Lena untuk berbicara ia menatap mata Lena yang bergerak tak beraturan. Lena menarik napasnya lalu menghembuskannya secara perlahan.

"Aku mendengar cerita mengenaimu melalui Nancy. Ia bilang kau bisa membantuku," ucap Lena.

"Kalau kau meminta bantuanku ini pasti berhubungan dengan sesuatu yang gelap," ucap Mrs. Jell.

WARISAN DEBORAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang