"Aaaaaa......!!!!" Lena berteriak histeris.
Hujan di luar semakin deras. Angin juga berhembus semakin kencang tidak ada satu orangpun yang tahu bahwa penghuni dirumah ini sedang di teror oleh ketakutan.
Lampu di rumah Lena padam di seluruh ruangan di rumah itu di penuhi oleh kegelapan. Aurell dan Rupert menjadi panik mereka berada di ruang tengah berdiri di belakang sofa. Aurell berjalan sambil meraba raba. Ia berjalan ke arah lemari kecil di sisi tembok. Aurell membuka satu persatu laci yang berjajar ke samping. Ia mengambil dua buah senter yang ada di dalamnya. Aurell memberikan satu pada adiknya. Mereka menyalakan senter itu mengarahkannya ke tengah ruangan.
"Suara apa itu," tanya Rupert.
Terdengar suara musik. Dari ruangan pojok Aurell dan Rupert berjalan perlahan ke ruangan itu. Mereka mendatangi sumber suara yang terdengar oleh kuping mereka. Kakak beradik itu menyorotkan cahaya senter ke arah depan mereka. Aurell berjalan di depan ia melangkah mendekati sebuah gramophone yang memutarkan sebuah instrumen musik. Aurell mengangkat jarum yang menyentuh permukaan atas piringan hitam. Aurell menyingkirkan jarum itu untuk menghentikan suara musiknya. Aurell berbalik dan ia terkejut ketika melihat adiknya sudah tidak berada di belakangnya.
"Rupert," ucap Aurell.
Ia mengarahkan cahaya dari senternya ke segala sudut di ruangan itu.
"Rupert," ucap Aurell lebih lantang.
Ia berjalan melangkah kedepan untuk mencari adiknya dan baru dua langkah ia berjalan. Musik instrumen itu kembali terdengar. Aurell membalikan badanya ia sangat terkejut melihat piringan hitam itu kembali berputar. Ia menatap tajam ke arah gramophone itu. Ia melangkah mendekati kembali gramophone itu.
Aurell berdiri tepat di depannya ia mengarahkan cahaya senter yang di pegangnya di tangan kiri. Ia menyodorkan tangan kanannya untuk menghentikan musik yang berasal dari piringan hitam itu. Aurell mencoba untuk mengangkat jarum yang berada di atas piringan hitam.
Sebuah tangan yang dingin dan penuh dengan luka secara tiba-tiba muncul dari dalam lubang pengeras suara berbentuk bunga yang ada pada gramophone itu.
"Aaaaa......!!!!" Aurell berteriak histeris.
Tangannya kananya di cengkram oleh sepotong tangan yang muncul dari dalam lubang pengeras suara. Aurell meronta-ronta dengan kuat ia mencoba untuk melepaskan diri dari cengkraman tangan itu. Aurell menggunakan kakinya ia mendorong lemari kecil tempat menaruh gramophone itu dengan kuat. Aurell jatuh tersungkur ke lantai. Senter yang di pegangnya terlepas dari pegangannya.
Aurell merayap untuk mengambil senter yang terlempar masuk ke dalam kolong meja. Ia lalu bangkit dan berdiri. Aurel berlari dengan kencang ke ruangan tengah. Napasnya terengah-engah ia melihat ke arah lantai atas tapi ia tidak melihat ada adiknya di sana.
Rupert secara misterius berada di atas sebuah perahu kayu kecil yang terapung di atas sebuah danau. Di ujung perahu kayu itu terdapat sebuah lentera yang mengeluarkan cahaya temaram dan memberikan sedikit pencahayaan di atas perahu kecil itu. Rupert menengok ke segala arah memastikan tempat ia berada sekarang. Ia bisa melihat keberadaan rumahnya yang berada jauh di hadapannya.
Rupert baru menyadari ia kini sudah berada di tengah-tengah danau yang berada tepat di belakang rumahnya. Ia mengambil lentera yang ada di sudut perahu kecil. Rupert mengangkatnya sedikit hampir sejajar dengan kepalanya. Ia melihat ke atas langit hitam yang di penuhi dengan bintang. Ia mencoba mencari dayung untuk bisa menggerakan perahu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WARISAN DEBORAH
HorrorA cover by, ELIN DESIGNS Di tengah kesulitan hidup, Lena tiba-tiba mendapatkan warisan sebuah rumah dari Neneknya yang selama ini sudah lama tidak ia temui. Akhirnya ia dan kedua anaknya, Aurell dan Rupert pindah kerumah itu. Namun... sebuah danau t...