BAB 19

61 4 0
                                    

Hari sudah berganti menjadi malam hujan deras dengan angin yang kencang menghantui orang-orang yang berlindung di dalam rumah. Air membasahi jalan dan rerumputan. Suara gemuruh dari langit terdengar sampai ke permukaan bumi. Petir demi petir bergantian saling menyambar di dalam awan.

Lena mengintip keluar dari jendela di dalam dapurnya. Ia melihat ke arah danau yang sangat sepi. Permukaan air danau jadi bergelombang tidak beraturan karena air hujan menerjang permukaanya. Dahan-dahan pohon menari-nari karena tiupan angin yang kencang. Lena meletakan mangkuk di atas meja.

Ia menyimpan Menu utamanya di dalam panci kecil di atas kompor. Malam ini mereka akan makan sup ayam hangat yang sangat cocok di makan saat hujan deras seperti malam ini. Rupert langsung datang ke dapur ketika ia mencium aroma dari sup ayam kesukaanya.

"Wah, indra penciumanmu sangat bagus," ucap Lena ia tersenyum ketika melihat anak laki-lakinya masuk ke dalam dapur karena mencium aroma dari sup ayam buatannya.

"Dimana kakakmu," tanya Lena.

"Dia sedang di ruang tengah," jawab Rupert singkat.

Lena membersihkan tangannya menggunakan air dari keran yang ada di wastafel. Ia lalu mengelap tangannya yang basah dengan handuk kecil yang di gantung dekat wastafel. Lena mengambil panci kecil yang berisi sup ayam hangat buatannya. Ia meletakan panci itu di tengah-tengah meja makan.

Rupert sudah siap dia sudah duduk sejak tadi di kursi. Aurell datang sambil memegang majalah remaja khusus para gadis seusianya. Aurell berjalan sambil membaca. Ia sedang membaca sebuah artikel tentang cara menghilangkan bekas jerawat secara alami. Aurell duduk tepat di depan adiknya. Ia meletakan majalah itu di atas meja.

"Bu apa kita punya strawberry," tanya Aurell.

"Tidak ada. Di dalam kulkas hanya ada buah anggur hijau dan jeruk. Memangnya ada apa," tanya Lena penasaran.

"Aku butuh strawberry untuk menghilangkan bekas jerwat di wajahku," jawab Aurell

Lena tertawa ia lupa bahwa anak perempuannya sudah remaja.

"Lusa kita akan berbelanja kan. Sekalian saja kita beli ya," ucap Lena.

Lena mengambil tempat untuk menyimpan sendok yang ia letakan di atas kulkas. Lena mengambilnya dan meletakan wadah yang berisi dengan sendok-sendok makan di atas meja makannya. Ia lalu duduk di kursi paling ujung di antara Rupert dan Aurell.

Lena menuangkan sup ayam ke dalam mangkuk Rupert. Tidak hanya ada ayam tapi sup itu juga berisikan kentang, wortel dan makaroni. Aurell mengambil sendiri sup itu. Ia hanya menuangkan dua sendok sayur kedalam mangkuknya.

Hujan masih deras membasahi tanah, pepohonan bergoyang terkena tiupan angin yang malam. Genting-genting basah terkena air hujan. Seusai makan malam keluarga Glen berkumpul di ruang tengah. Glen terlihat sedang bermain video game di depan sebuah televisi. Kedua orang tuanya duduk di atas sofa sambil mengobrol.

Lena dan kedua anaknya masih berada di dalam dapur. Mereka makan sambil mengobrol sesekali Aurell tertawa mendengar ucapan ibunya.

"Kreeekkkkkk."

Lena dan kedua anaknya langsung berhenti bergerak. Mereka terkejut melihat mangkuk kosong yang ada di ujung meja di hadapan Lena bergerak dengan sendirinya. Lena menatap kaget ke arah kursi yang ada di depannya. Aurell gadis itu menghentikan gerak sendok yang akan ia masukan kedalam mulutnya. Rupert ia diam tidak bergerak, ia menoleh ke arah kirinya memperhatikan mangkuk yang bergerak sendiri.

WARISAN DEBORAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang