BAB 27

62 7 0
                                    

Tanaman di rumah Nancy yang ia tanam di dalam pot sudah mulai tumbuh. Beberapa pot masih terlihat hanya di tumbuhi oleh tunas. Angin yang berhembus menggerakan tanaman-tanaman dan tumbuhan yang menghiasi rumah besar itu.

Nancy yang sedang berada di ruang keluarga bersama anak dan suaminya terlihat sedang asik menonton sebuah film DVD pada layar televisi mereka yang besar. Nancy berjalan ke arah pintu rumahnya ketika ia mendengar ada suara orang yang mengetuk pintu. Nancy membuka pintu rumahnya ia tersenyum ketika melihat Mrs. Jell yang ada di balik pintu.

"Mrs. Jell," ucap Nancy terkejut.

"Hai maaf menganggumu malam-malam.Tapi kami butuh sedikit bantuan," ucap Mrs. Jell. Nancy mengajak mereka untuk masuk ke dalam rumahnya dan ia menanyakan apa yang bisa dia bantu kepada Mrs. Jell.

"Kami ingin memutar piringan hitam ini. Jadi kami ingin meminjam gramophone milikmu," ucap Mrs.Jell.

"Oh tentu saja boleh. Gramophonenya ada di ruang keluarga silahkan ikuti aku."

Mereka bertiga mengikuti Nancy dari belakang. Howard dan Glen melihat mereka datang di belakang Nancy.

"Silahkan pakai saja." Nancy memepersilahkan mereka untuk menggunakan gramophone miliknya.

Victor langsung menaruh piringan hitam itu pada gramophone dan menaruh jarum pemutar diatasnya. Mereka semua yang ada di dalam ruangan itu memasang telinga mereka baik-baik. Howard sudah mematikan televisi mereka ketika ia tahu mereka bertiga akan menggunakan gramophone tua miliknya.

Terdengar suara gemuruh dan gaduh yang di keluarkan oleh piringan hitam itu. Awalnya tidak begitu terlalu jelas suara apa yang mereka dengar tapi beberapa saat kemudian terdengar jelas suara seorang wanita tua yang gemeteran.

"Lena jika kau mendengar pesan ini berarti aku sudah mati. Lena dengar, aku mewarisi rumah ini bukan karena atas kesadaranku. Tapi karena makhluk itu yang mengendalikanku. Jadi aku mohon cepat keluar dari rumah ini. Makhluk itu berasal dari danau yang ada di belakang rumah.

Dia muncul karena istri pemilik dari rumah pertama ini telah meneteskan darah kedua anaknya ke dalam danau. Makhluk itu sudah ada di dalam dasar danau selama ratusan tahun. Dan dia membutuhkan nyawa serta darah untuk membuatnya tetap bisa berada di alam kita. Jadi cepat pergi dari rumah ini."

Mereka semua mendengarkan sambil terdiam tanpa ada yang bersuara sedikitpun bulu kuduk mereka berdiri ketika di akhir suara piringan hitam itu terdengar suara-suara jeritan yang mengerikan.

"Hancurkan ke empatnya," ucap Deborah sebelum piringan hitam itu tidak mengeluarkan sama sekali.

Mrs. Jell dengan cepat mengambil buku hitam yang sedang di pegang oleh Victor. Mrs. Jell membuka buku itu dan melihat tulisan-tulisan yang di catat oleh anaknya. Mrs. Jell menggunakan jari telunjuk untuk menyentuh tulisan yang tertulis disana.

"Lihat di sini tertulis. DEB ini maksudnya pasti Deborah. Dan URUTAN apa artinya ini," tanya Mrs.Jell.

James dan Victor berpikir dengan teka-teki itu. Mereka menggunakan otak mereka dengan sangat keras.

"Lihat kata selanjutnya. KE EMPAT," ucap Victor.

"URUTAN KE EMPAT...." James bergumam dan menyilangkan kedua tangannya di depan tubuhnya.

"Kamera itu! Kamera yang tersusun di dalam kotak bukannya cuma ada tiga sementara Lena bilang seharusnya ada empat kamera. Tapi pada saat kita temukan kotak itu hanya ada tiga kamera yang tersimpan berurutan," ucap James.

"Lalu kata terakhir BANTU. Mungkin maksudnya adalah Deborah ingin kita membantu Lena untuk......" Mrs. Jell berhenti bicara dan mengeluarkan semua berkas-berkas yang ia dapat dari keponakan James. Ia menumpahkan semua berkas-berkas itu di atas meja yang ada di sudut ruangan. Mrs. Jell memeriksa semua foto-foto yang ada di sana.

"Lihat semua foto-foto dari ketiga pemilik rumah itu. Foto-Foto ini berbeda dengan yang kita ambil dari loteng. Semua foto yang kita ambil dari loteng memiliki pose dan latar yang sama, yaitu perapian," ucap Mrs.Jell

"Ya kau benar. Mereka semua berfoto pasti menggunakan kamera mereka sendiri setelah itu mereka di bunuh," ucap James.

"Dan yang memfoto mereka semua adalah penghuni tak terlihat yang berasal dari danau," ucap James.

"Kata terakhir yang di ucapkan Deborah dalam piringan hitam itu adalah. Hancurkan ke empatnya," ucap Mrs. Jell

Mereka bertiga saling merangkai semua petunjuk-petunjuk yang sudah mereka dapatkan. Mereka bertiga mulai mengerti dengan semua petunjuk yang ada.

"Lihat ini." Mrs. Jell menunjukan kata yang ada di buku hitam. "URUTAN KE EMPAT. Dan Deborah bilang hancurkan ke empatnya. Kamera itu berjumlah empat yang tersusun berurutan. Deborah ingin kita menghancurkan semua kameranya sesuai dengan urutan," ujar Mrs.Jell.

"Tapi kamera ke empat menghilang... pasti makhluk itu yang mengambilnya," ucap Victor.

James berjalan beberapa langkah. Ia menggunakan otaknya untuk berpikir. James memejamkan matanya ia sedang berimajinasi di dalam pikirannya. Ia lalu berbalik.

"Penghuni tak terlihat itu. Mengambil kamera ke empat karena... ia akan memfoto Lena dan kedua anaknya lalu membunuh mereka."

Nancy menutup mulutnya yang terbuka. Ia terkejut dengan perkataan dari James. Mrs. Jell mengerenyitkan dahinya ia mengepal kedua tangannya dengan kencang. Baginya sekarang adalah waktunya untuk bergerak cepat.

Lena dan Aurell sedang berada di dalam kamar. Mereka masih saling berpelukan di sudut kamar. Aurell berlindung dari rasa takut di pelukan ibunya. Sementara Lena sendiri juga mengalami hal yang sama. Namun ia harus menepiskan ketakutannya untuk melindungi Aurell dari hal-hal yang sulit di jelaskan oleh logika manusia.

"Kita harus pergi dari sini," ucap Lena pada Aurell yang sedang di peluknya. Mereka perlahan berdiri dari posisinya. Mereka berdua berjalan menuju pintu keluar. Mereka berjalan selangkah demi selangkah menuju pintu kamar.

"Jrrrreeekkkk."

Pintu itu tertutup tiba-tiba. Lena dan Aurell terkejut mereka mencoba membuka pintu itu dengan sekuat tenaga mereka. Lena menaik turunkan gagang pintu untuk membukanya sementara Aurell ia terus menggedor-gedorkan pintu kamarnya.

Di luar Mrs. Jell, James dan Victor berlari di halaman rumah Lena. Mereka menuju rumah Lena untuk menyelamatkan keluarga itu. Mereka dengan cepat menuju pintu rumah Lena. Victor mencoba untuk membuka pintu yang tertutup rapat itu.

"Kalian dengar...." ucap Mrs.Jell.

Mereka memasang telinga mereka baik-baik mencoba untuk mendengarkan suara yang mereka dengar sangat kecil.

"Itu suara Lena." James mendengar suara teriakan dari Lena dan Aurell .

Victor yang mendengarnya juga langsung menggunakan kakinya untuk menendang pintu yang tertutup itu dengan sekuat tenaga. Berkali kali ia mendobraknya hingga pada akhirnya pintu itu terbuka. Mereka dengan cepat masuk ke dalam ruamah dan menuju ruangan tengah. Mereka bertiga mendengar suara teriakan Lena dan putrinya yang berasal dari lantai dua. Dengan sigap mereka berlari menuju tangga yang akan membawa mereka ke lantai atas.

Victor berlari di depan mereka.tapi.....

"Duaaaarrrrr......" Tangga itu terbelah menjadi dua memisahkan mereka bertiga. Victor berada di bagian atas sementara Mrs. Jell dan James masih berada di bawah.

"Ibu....." ucap Victor ia mengarahkan jari telunjuknya ke arah ruangan tengah. Di sana Rupert sudah berdiri di tengah ruangan. Mrs. Jell dan James menatap tajam ke arahnya.

"Berikan tasnya. Kau selamatkan mereka," ucap James meminta tas hitam yang di bawa oleh Victor.

WARISAN DEBORAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang