BAB 22

69 5 0
                                    

Ia menggunakan kaca pembesar itu untuk dapat melihat hantu yang tidak bisa dilihatnya jika ia hanya menggunakan matanya. Victor mengarahkan kaca itu ke segala sudut di ruangan pojok. Ia mengarahkannya ke perapian ke lemari besar yang ada di sudut ruangan tapi belum bisa menemukan apapun.

Instrumen musik masih terdengar di semua ruangan. Namun tiba-tiba ketika James datang masuk ke dalam ruangan itu. Mereka di kejutkan dengan perubahan suara pada piringan hitam yang sedang berputar itu. Tidak ada lagi instrumen musik yang terdengar menenangkan di hati mereka yang mendengarnya.

Piringan hitam itu mengeluarkan suara mengerikan yang terdengar sangat berisik. Terdengar suara seorang wanita yang menjerit kesakitan lalu ada suara anak kecil yang menangis. Juga ada suara geramam dari seorang laki-laki yang terdengar sangat marah.

"Tidakk. akuu.... mohon..."

Suara itu tidak terdengar terlalu jelas. Ada suara gesekan dan gumuruh yang menghalangi pendengaran suara mereka.

"Keluaarr..... Cep.... seka... rr..... ngg...."

Suara seorang wanita tua juga terdengar sangat ketakutan. Mrs. Jell berusaha memasang telinganya baik-baik. Tapi piringan hitam itu memunculkan banyak suara hingga ia kesulitan untuk mendengarnya.

Piringan hitam itu tiba-tiba berhenti berputar. Jarum pemutar yang berada di permukaan piringan hitam bergerak dengan sendirinya. Hingga piringan hitam itupun berhenti. Susana menjadi hening. Aura terasa berbeda mereka semua saling tatap satu sama lain.

"Traakkkk..... trraakk...."

Suara laci pada lemari kecil yang ada di sisi tembok terbuka dengan sendirinya.

Laci-laci pada lemari itu membuka dengan sendirinya. Lena merangkul kedua anaknya yang berdiri di hadapannya. Mereka semua hanya diam melihat.

Victor menggunakan kaca pembesarnya. Ia bisa melihat ada makhluk lain menarik laci-laci itu hingga terbuka. Ia melihat hantu wanita muda berambut panjang dengan pakaian bergaya seperti seorang putri kerajaan inggris jaman dulu. Hantu wanita itu membuka laci-laci dengan tangannya.

Lalu hantu itu berjalan menuju ruangan tengah. Victor terus menggunakan kaca pembesar itu. Ia memposisikan kaca pembesar itu di depan wajahnya. Victor mengikuti hantu yang berjalan ke ruang tengah. Ia mengikuti terus dari belakang hingga hantu itu menghilang di balik tembok.

Victor mencari-cari hantu itu ia menggunakan kaca pembesar yang di peggangnya di tangan kanan untuk menemukan hantu yang ia lihat. Victor mengarahkan kaca pembesarnya ke arah tangga. Tiba-tiba hantu itu berdiri di sana dan berlari ke arahnya. Victor mundur dengan cepat hantu itu menggunakan kedua tangannya untuk mendorong Victor hingga jatuh tersungkur di lantai.

Mrs. Jell dan James datang menghampirinya. Mereka membantu Victor untuk berdiri.

"Aku tidak apa-apa" ucap Victor pada ibunya.

Mrs. Jell menatap Victor dan James dengan tatapan tajam.

"Kita harus melakukan pembicaraan," ujar Mrs. Jell nada suaranya berat.

Victor melangkah ke arah meja yang di kelilingi oleh sofa. Ia membuka tas hitam yang sejak tadi di bawanya. James memerintahkan Lena dan kedua anaknya untuk duduk di sofa. Mrs. Jell menarik sebuah kursi kayu yang ada di sudut ruangan. Ia menaruhnya tepat di depan televisi ia lalu duduk di sana menghadap James.

Sementara Lena dan kedua anaknya duduk di sofa yang ada di sisi mereka. Victor menyingkirkan cemilan-cemilan yang ada di atas meja. Ia kemudian mengeluarkan beberapa alat seperti rubik, kertas origami serta dua buah tali pelastik berwarna bening dengan plester bulat yang menempel di setiap ujungnya.

WARISAN DEBORAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang