Bisa Jadi
××
Aku duduk di kursi ruang olah raga. Tentunya bersama dua teman gilaku, Park Jimin dan Kim Taehyung. Di tengah sana ada seorang gadis yang lihai memainkan bola basketnya. Pemandangan yang langka.
Dia tidak sadar?
Tentu saja. Jika dia sadar, sudah ku pastikan pergi meninggalkanku. Tidak biasanya dia pulang terlambat hanya untuk bermain basket.
"Kau masih mengejarnya?" Kim Taehyung bersuara.
"Ya, aku sampai lelah. Dia sangat cepat dalam berlari. Ku yakin kau pun kalah"
"Berarti kau juga kalah" Jimin menyela.
"Aku bukan kalah. Hanya mengalah"
"Alasan!" Rutuk Taehyung dengan senyum meremehkan.
"Coba saja kau ikuti dia. Setiap hari dia akan berlari untuk sampai rumah"
"Jadi kau benar-benar mengikutinya?"
"Ya. Hanya saja tidak sampai di rumahnya"
"Begitu tertarikkah kau padanya?" -Jimin.
"Hanya ingin tahu namanya dan alasannya tidak pernah melihatku"
"Bagaimana jika kau benar-benar mencintainya?" Imbuh Taehyung.
"Tidak masalah, bukan? Dia satu-satunya gadis yang tidak pernah menyerukan namaku. Bukankah itu menarik?"
"Wow wow wow! Rupanya kau sungguhan tertarik padanya?"
"Bisa jadi"
Ku tinggalkan mereka menuju tengah lapangan. Merebut bola yang dia mainkan. Hingga mendapat tatapan tajam darinya.
"Mau main denganku?" tanpa menunggu jawabannya ku mainkan bola itu. Hingga dia sibuk mengejarku.
Sial!
Dia berhasil merebutnya dan memasukkan ke dalam ring.
"Sepertinya, aku harus gabung" Taehyung.
"Aku juga" Jimin.
-Berhenti-