Confession
¤¤
Bagaimana aku harus menemuinya? Jika dia dengan terang-terangan menyatakan membenciku. Bagaimana aku menyapanya? Jika dia saja tidak bisa melihatku.
Hari ini, ku putuskan untuk minta maaf. Akan ku selesaikan segala perasaanku padanya. Akan ku akui segala rasaku. Tak peduli jika ada yang mencibirku. Tak peduli jika ada yang menghujatnya. Akan ku lindungi dia jika menerima pernyataan cintaku. Akan ku lindungi dia dari orang yang menjahilinya.
Ini keputusanku. Ini niat tulus hari hatiku.
Kenapa? Kenapa baru sekarang?
Karena ini hari kelulusan. Di mana mungkin kami akan berpisah setelah ini. Tapi, jika aku mendapatkannya, jelas ada ikatan di antara kami. Kami akan bertemu, bertemu lagi setiap hari.
"Ada yang ingin ku katakan padamu" kataku kala mendapati dia di lorong sekolah.
"Untuk apa?"
"Ikutlah denganku. Ini hari ketulusan, tidakkah kau berpikir untuk-"
"Baiklah. Di mana?"
"Perpustakaan. Selesai acara kelulusan selesai"
"Baik"
Sungguh, perasaanku buruk sekarang. Sangat buruk. Apa yang harus ku lakukan sekarang?
Aku lebih dulu ada di perpustakaan. Sudah ku pastikan ruang ini akan sepi. Karena para siswa pasti sibuk berfoto atau saling memberi pelukan perpisahan.
Haruskah aku melakukan juga padanya?
Glek
Suara pintu yang sudah kembali tertutup. Menampakkan seseorang yang sedang kunantikan.
"Apa yang ingin kau katakan?"
"Aku, aku ingin minta maaf padamu"
Dia menyeringai dan aku tidak suka seringaian itu.
"Maaf, aku selalu mengganggumu. Aku, aku-"
"Apa yang kau mau?"
"Aku hanya ingin tahu namamu"
"Omong kosong" sahutnya masih di sertai seringaian. Sungguh, seringaian itu menunjukkan kebencian.
Aku mendekat. Memberi keyakinan padanya. "Tapi, itu dulu dan sekarang aku,,, aku mencintaimu. Maaf"
Sungguh, kaku sekali. Aku benar-benar tidak tahu apa yang harus ku katakan.
"Apa kau tahu artinya cinta?"
"Aku tahu. Setelah aku mengenalmu. Maafkan aku. Maaf, aku menciummu lebih dulu"
"Lupakan. Lupakan saja"
"Jadi, bolehkah aku tahu namamu?"
Berhenti--