"Orang takut bukan karna dia ingin, tapi karna keadaan yang memaksanya untuk takut"
.
.
.Lewis pun mengikuti Mista yang masuk ke apartemennya.
Ia berjalan dibelakang Mista hingga masuk kedalam unitnya. Dan Lewis sangat terkejut saat melihat Aksa yang tengah duduk diatas sofa
"Kamu ngapain disini?" Tanya Mista pada Aksa yang langsung berdiri dari duduknya
"Ya temui kamu lah" jawab Aksa dan melirik ke arah Lewis dengan tatapan sinis
"Gue masuk ke kamar duluan ya" ucap Lewis dan tangannya langsung digenggam kuat oleh Mista
"Disini aja" ucap Mista pada Lewis
"Aku cuma mau ngobrol sama kamu, ta. Sebentar aja" ucap Aksa
"Diluar kalau mau ngomong" ucap Mista dan melangkahkan kakinya keluar dari apartemennya
"Lo, gue mau ngomong sama lo juga kapan-kapan" ucap Aksa pada Lewis sebelum pergi keluar mengikuti Mista
Lewis masuk kedalam kamarnya, dan Mista pun mengobrol dengan Aksa diluar unitnya
Lewis langsung menuju ranjangnya serta menutup semua tubuhnya dengan selimut
Hatinya berdetak kencang, mendengar ucapan Aksa membuat seluruh badannya lemas serta ketakutan yang sangat besar tengah menyelimutinya
Entah apa yang ada dipikirannya, yang pasti perihal tentang Aksa benar benar membuatnya takut.
Flashback on
"Lo tau, wis. Lo itu pembawa sial. Mama sama papa mati karna lo, kenapa nggak lo aja yang mati" ucap Aksa sambil mencelupkan kepala Lewis kedalam bak mandi
Lewis kecil tengah menangis meminta ampun pada Aksa yang tengah menyiksa dirinya tersebut
"Ampun, Aksa. Aku nggak tau kalau mama sama papa bakal pergi ninggalin kita semua" ucap Lewis menangis pada Aksa
"Seharusnya lo yang mati" Aksa masih terus mencelupkan kepala Lewis berulang-ulang
"Gue benci sama lo" ucap Aksa dengan begitu emosinya.
***
"Ada temen gue, lo nggak usah keluar. Gue nggak mau temen gue lebih akrab sama lo dan perhatiin lo daripada gue" ucap Aksa pada Lewis
Sementara itu, Lewis hanya bisa menyaksikan Aksa bermain dengan teman temannya dari lantai 2 rumahnya
"Mas Lewis, ayo main sama mba aja" ucap pengasuhnya pada Lewis membawakan sebuah mainan
"Mba, emangnya ngga ada yang mau main sama Lewis?. Emangnya Lewis gak boleh punya teman?" Ucap Lewis
"Nggak Mas, pasti mas punya temen yang baik hati" ucap pengasuhnya dan memeluk Lewis dengan wajah sedihnya
"Mba, Lewis nggak mau nikah kalau udah gede. Lewis cuma mau sama mba aja, mba temen Lewis yang ada" ucap Lewis
"Nggak boleh gitu Mas, suatu saat mas harus nikah. Kalau mas udah nikah sama seseorang, mba yakin orang itu baik buat mas".
"Tapi gimana, kalau suatu saat orang yang lewis suka dan aksa suka adalah orang yang sama?".
"Hm, mas Lewis harus tetep sayang sama orang itu. Itu kan hak Mas Aksa suka keorang itu juga" ucap pengasuhnya
"Jadi apa Lewis harus rebutan dari Aksa?" Tanya Lewis polos
"Nggak mas, orang yang benar benar cinta sama mas, nggak mungkin milih Mas Aksa".
KAMU SEDANG MEMBACA
Married High School 3
Romance[COMPLETE] Cover By : Vauwez Sam El Fareez "Tapi, ini cara aku. Cara aku buat ngelakuin semuanya ke kamu, aku tau kamu buka hati kamu ke Iqvan karna dalam waktu 24 jam kamu lebih sering ngelihat Iqvan dibanding aku. Maaf kalau caraku nggak terliha...