Lewis yang sudah mengganti pakaiannya langsung menuju ke kamar rumah sakit tempat dimana kakek Mista dirawat
Ia melihat semuanya berada diluar kecuali Mista. Ia tak melihat Mista diluar bersama dengan yang lain
"Lewis kamu darimana aja, kamu sudah ditunggu didalam" ucap papa Mista menyuruh Lewis untuk segera masuk kedalam
Lewis pun langsung berdiri disamping Mista yang sedari masih menangisi kakeknya
Hanya lirikan sinis dari Mista yang didapat oleh Lewis.
"Lewis, kasih tau Mista. Kenapa kok nangis terus, padahal kakek kan nggak papa" ucap kakek Mista sambil tersenyum
"Kakek bohong, kalau kakek nggak kenapa kenapa kakek nggak mungkin ada disini" ucap Mista sambil membersihkan air matanya.
Tiba-tiba dua dokter masuk kedalam ruangan VVIP tersebut dan memberikan senyuman
"Mohon maaf, jam besuknya sudah habis. Tolong bisa keluar karna pasiennya mau dicek darahnya" ucap Dokter sebut
Dengan bekas air mata, Mista pun keluar meninggalkan ruangan sampai lupa membawa tasnya. Dan akhirnya tasnya dibawakan oleh Lewis
Setelah diluar, semuanya tengah menunggu kalimat yang keluar dari Mista. "Mista permisi dulu ya, ada urusan sebentar" ucap Mista dan melangkahkan kakinya pergi dari orang-orang disana
"Ada apa sama Mista?" Tanya papa Mista pada Lewis.
"Cuma sedih aja didalam tadi. Kalau gitu Lewis susul Mista dulu ya" ucap Lewis yang mengikuti langkah kaki Mista
Dan ternyata Mista duduk dibangku tamu tepat menghadap kota yang sangat padat. Lewis pun menghampiri Mista dan duduk disebelahnya
Mista pun hanya memberikan tatapan sinis karna ia masih marah dengan sikap Lewis tadi.
"Tangan kamu mana?" Ucap Lewis
"Mau buat apa" celetuk Mista. Dan Lewis langsung meraih tangan Mista yang memar karna genggaman kuat tadi
Lewis pun mengeluarkan minyak gosok dari kantongnya. Ia pun berlutut berdiri dan berlutut dihadapan Mista
Lewis mengoleskan minyak gosok pada bagian yang memar dan ia pijat secara perlahan agar peredaran darahnya kembali normal
Mista menatap Lewis yang sangat perhatian dengannya, padahal dia sama sekali menganggap Lewis sangat kaku akan tetapi Lewis menunjukan sisi manis darinya
"Aku gak suka bau minyaknya" ucap Mista dan menarik tangannya membuat Lewis mengangkat kepalanya mengarahkan pandangannya ke wajah Mista
"Kalau nggak diolesin kamu nggak akan sembuh. Lagipula ini gara gara aku, jadi aku bakal obatin. Biarpun bukan aku penyebabnya, aku bakal obatin dan ngehajar yang buat kamu kayak gini" ucap Lewis mengambil tangan Mista lagi
Mista pun pasrah dan diam serta menahan sedikit sakit saat Lewis menekan memarnya sedikit lebih keras
Setelah diobati, Mista pun berdiri membuat Lewis yang berlutut pun ikut berdiri dan memegang tangan Mista
"Lepasin, wis. Sakit" ucap Lewis yang tidak sengaja memegang bagian yang sakit
"Kamu masih marah?" Tanya Lewis dengan polosnya membuat Mista langsung mengarahkan kepalanya pada Lewis
"Menurut kamu? Kamu tuh apa bedanya sama preman kalau kamu kelahi gitu? Emang semuanya harus dilakuin dengan kekerasan? Nggak semua dilakuin pakai otot." Ucap Mista yang emosinya mulai naik
"Ya aku cuma mau buktiin--".
"Buktiin apa? Kalau kamu jago kelahi dan bisa ngalahin ketua osis?. Ada satu hal yang harus kamu tau, wis. Aku nggak suka cowok yang cuma bisa nyelesaikan masalahnya dengan kekerasan, aku nggak suka cowok yang sok jadi preman. Kalau emang kamu jago kelahi, seharusnya kamu gunain ke orang jahat" ucap Mista dan melangkahkan kakinya
Lewis pun segera meraih tangan Mista sebelum Mista menjauh, "tunggu".
"Iqvan itu jahat, makanya aku hajar dia" ucap Lewis membuat Mista membalikkan badannya, "emang dia jahat apa?". Sahut Mista dengan wajah kesalnya
"Dia, dia udah berani ngambil hati kamu dari aku" ucap Lewis membuat Mista terdiam bingung dengan jawaban Lewis
"Aku mau buktiin kedia, bukan kesemua orang, Mis. Bahwa aku yang lebih berhak jaga kamu daripada Iqvan, aku juga tau kalau kamu mulai buka hati kamu buat Iqvan dan bukan aku. Kamu mulai baper kan sama dia" ucap Lewis dengan wajah yang mulai menyerah dengan semuanya
"Aku memang nggak sepintar Iqvan, aku nggak seterkenal Iqvan, bahkan aku nggak sejago Iqvan dan bahkan Aksa buat bikin kamu baper dan ngelakuin hal romantis. Aku juga tau, mungkin kamu anggap aku hanya orang kaku yang nggak bisa berbuat apa apa, kamu juga terima aku karna kamu takut ngerasa bersalah saat aku sakit kan" sambung Lewis membuat jantung Mista berdegub lebih kencang, bahkan ia merasa bahwa Lewis telah membaca semua pikirannya
"Tapi, ini cara aku. Cara aku buat ngelakuin semuanya ke kamu, aku tau kamu buka hati kamu ke Iqvan karna dalam waktu 24 jam kamu lebih sering ngelihat Iqvan dibanding aku. Maaf kalau caraku nggak terlihat. Aku cuma orang yang selalu nunggu kamu pulang dengan pura pura tidur diatas sofa, aku cuma orang yang selalu baikin selimut kamu dimalam hari dan orang yang hanya bisa mendoakanmu setiap langkah kakimu menuju sekolah. Maafin aku, ternyata usaha aku buat jadi imam yang baik kalah dengan perasaan cinta masa remaja" ucap Lewis dan langsung memeluk Mista dengan erat
"Jangan ngomong apa apa, Mista. Tolong kali ini dengarkan aku dan jangan marah, aku cuma mau bilang semuanya sama kamu. Segala ancaman didalam hatiku. Setelah ini, kamu bebas. Aku akan akhiri semuanya" ucap Lewis dan tiba-tiba Mista pun terisak tangis membuat Lewis melepaskan pelukannya
Lewis pun langsung mengelap tangisan Mista dan Mista tetap terus menangis, untungnya saat itu ruangan tersebut sangat sepi karna berada diujung lorong
"Lewis..." Ucap Mista dan kembali memeluk Lewis yang begitu hangat dia rasakan, jantungnya terus berdegub tak beraturan
"Jangan pernah bilang untuk mengakhiri semuanya" ucap Mista didalam pelukan
"Karena aku yang mulai, jadi semua aku yang berhak untuk mengakhirinya. Sampai kapanpun, bagaimana perasaan kita berdua. Aku nggak akan akhiri yang sudah dimulai" ucap Mista
"Kamu gaboleh egois, Mista.",
"Bahkan aku egois untuk berusaha cinta sama kamu!, Aku tau dari awal emang kita udah salah. Tapi pasti ada cara untuk memperbaiki semuanya. Pasti ada, pasti caranya ada tanpa harus mengatakan kata berakhir. Bahkan dibenakku nggak pernah ada kata Akhir dari kita berdua".
"Gimana kalau sampai akhirnya kamu nggak bisa cinta sama aku, gimana?!", Ucap Lewis dan berlutut dihadapan Mista
Mista yang tak tahan lagi memilih pergi meninggalkan Lewis yang masih berlutut dilantai
Didalam hati Mista masih bertanya tanya bagaimana perasaannya dengan tiga orang laki-laki yang ada dihidupnya sekarang. Namun yang ia rasakan nama Lewis yang selalu datang dipikirannya tanpa henti, mengalahkan suara suara Aksa dan juga Iqvan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married High School 3
Roman d'amour[COMPLETE] Cover By : Vauwez Sam El Fareez "Tapi, ini cara aku. Cara aku buat ngelakuin semuanya ke kamu, aku tau kamu buka hati kamu ke Iqvan karna dalam waktu 24 jam kamu lebih sering ngelihat Iqvan dibanding aku. Maaf kalau caraku nggak terliha...