⚠SEBELUM BACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DAHULU. TERIMAKASIH⚠
Pertandingan bola basket antar SMA se–jakarta sudah di mulai 5 menit yang lalu.
Sang kapten SMA Nusa mengalami cedera di bagian kaki. Alhasil pertandingan di hentikan sebentar. Pelatih SMA Nusa sedang berpikir keras bagaimana mendapatkan kapten baru untuk hari ini.
Pemuda berkaos merah dengan corak putih di lengannya itu berjalan santai di depan pelatih basket.
"Iqbaal!" seru Pak juned
Iqbaal berhenti dan menghampiri pak Juned yang melambaikan tangan.
"Ya pak ada apa?" tanya Iqbaal
"Kamu bisa tolongin saya untuk gantiin Ojan jadi kapten basket" jawab pak Juned langsung pada intinya.
"Lho kok saya? Danu lebih jago dari saya"
"Bapak lihat justru kamu lebih jago. Potensi kamu tidak di ragukan lagi. Dulu kamu juga pernah jadi kapten basket sebelum akhirnya kamu mengundurkan diri." jelas pak Juned
"Ya sudah saya bisa menggantikan Ojan" ucap Iqbaal langsung berganti pakaian yang diberikan Faujan.
****
"Wah doi hebat banget" ucap Zidny
"Tim basket sekolah kita menang itu bukan karena Iqbaal. Tapi memang para pemain lainnya juga pada punya potensi bagus" Ucap (Namakamu) sambil menyeruput jus mangga miliknya.
"Keren juga Iqbaal. Iya kan Zid?" tanya Khalda.
"Bener tuh apa kata Khalda. Eh ngomong-ngomong gue udah lama gak ngasih roti sama kotak susu."
"Gue gak mau lagi disuruh!" bantah (Namakamu) cepat.
"Ya udah kalau gak mau gue juga bisa ngasih sendiri." ucap Zidny memproutkan bibirnya.
"Eh (Nam) bang Kiki lo apa kabar?" tanya Khalda.
"Iya tuh,kapan pulang?" tanya Zidny.
"Katanya sih minggu depan mau pulang" ucap (Namakamu) senang "tapi kayaknya cuma 1 bulan aja deh, ya kalian tau gimana sibuknya orang kuliah" lanjut (Namakamu) dengan senyuman yang di paksakan.
"Setidaknya abang lo pulang kan" kata Khalda mengelus punggung (Namakamu) agar tetap sabar.
"Masa depan tuh gak ada yang tau. Ya maksudnya bisa-bisa berubah-berubah. Misalnya kemauan kita begini tapi yang di dapat begini. Hasilnya malah lebih bagus dari yang kita mau kadang buruk juga sih. Jadi ya mulai dari sekarang fokuskan apapun yang kita ingin dan capai goals yang kita mau" jelas Zidny
"Kemungkinan disana bang Kiki sedang berusaha mencapai goalsnya sekalian mencari pengalaman yang baru" ucap Khalda.
"Iya juga, eh kenapa gue jadi melow gini sih" cengir (Namakamu)
****
"Mama aku pulang!" teriak (Namakamu) berlari kecil menuju dapur."
Wangi makanan membuat perut (Namakamu) berbunyi sepertinya cacing-cacing didalam sedang demo ingin segera di kasih makan.
"Tumben kamu telat pulang" kata Aida sembari meletakkan hasil masakannya.
"Biasa ada pertandingan basket antar sekolah sejakarta gitu"
"Wah berarti ojan ikutan"
"Iya dong, malah tim basketnya menang"
"Hebat ya Ojan, mama jadi gak salah pilih calon mantu"
Uhuk uhuk uhuk.
(Namakamu) meraih gelas dan meminumnya pelan.
"Maksud mama apa tadi?" tanya (Namakamu)
"Hah enggak, habisin makannya itu kurang banyak"
(Namakamu) tersenyum kikuk.
Wajar saja jika Aida berharap Faujan yang akan menjadi suami anak gadisnya kelak karena sikap Faujan yang sopan serta lembut membuat Aida yakin jika Faujan orang yang tepat.
****
"Ini buat lo" ucap gadis berambut sebahu menyodorkan roti dan sekotak susu.
"Buat gue?" tanya Iqbaal memastikan.
"Iya buat elo Iqbaal dhiafakhri ramadhan" kata Zidny tertawa kecil.
Iqbaal tersenyum tipis membuat Zidny yang melihatnya pun tak bisa berkedip sedikitpun.
"Mimpi apa gue semalem bisa liat senyuman yang langka" gumam Zidny dalam hati
Iqbaal bangkit dari duduknya kemudian melangkah menuju tempat yang ada di depan sana.
Zidny langsung duduk di tempatnya. Wajah nya masih seperti tadi. Tidak percaya Iqbaal akan senyum kepadanya.
"Masih pagi jangan kayak orang gila baru" sindir Khalda.
"Iya gue gila. Lebih tepatnya gila karena senyuman Iqbaal" ucap Zidny sembari tersenyum lebar.
—TBC—
FOLLOW
VOTE+COMMENT
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Boy
Teen FictionIqbaal Dhiafakhri Ramadhan Sifatnya yang terbilang kalem namun bijak, membuatnya bisa jadi orang yang bisa mengayomi dan mengasihi kamu dengan baik. Dia bisa bersikapdewasa tapi memahami kamu yang terkadang bisa bertindak konyol. Kurang baik dan man...