⚠SEBELUM BACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DAHULU. TERIMAKASIH⚠
⚪⚪⚪
Tidak semua kenyataan bisa diterima dengan senang hati.
***
Motor milik Devano terparkir di depan gerbang rumah (Namakamu).
"Makasih ya udah anterin gue" ucap (Namakamu) "mau masuk dulu?" tanya (Namakamu)
"Makasih kembali gak usah udah sore nih,gue pulang ya. Tapi lo dulu yang masuk"
(Namakamu) mengangguk dan menuruti apa kata Devano. Laki-laki itu tersenyum menatap (Namakamu) yang sudah masuk ke dalam rumah.
"Ternyata jatuh cinta itu tidak butuh waktu yang lama dan pertemuannya juga lucu" Devano bermonolog
"Gak ada yang bisa dapetin (Namakamu) kalo gue aja gak bisa" ucap seseorang disebrang sana.
***
Langkah ringan (Namakamu) terhenti di ambang pintu,raut wajah yang ceria kini berubah menjadi bingung melihat beberapa orang yang ada di ruang tamu terlebih dengan gadis yang rambutnya digerai,persis seperti dirinya.
"(Namakamu) sini sayang" ucap Aida melambaikan tangan.
(Namakamu) menghampiri Aida. Gadis itu ikut duduk di samping Aida.
"Aleta ini kembaran kamu dan (Namakamu) itu Aleta kembaran kamu"
(Namakamu) tertegun mendengar kenyataan bahwa dirinya memiliki sodara kembar. Selama ini Aida tidak pernah bercerita tentang ini semua.
(Namakamu) menatap manik mata milik Aida "Mama kenapa gak bilang kalo aku punya kembaran?" tanya (Namakamu) berkaca-kaca.
"Ceritanya panjang sayang,yang terpenting sekarang kamu udah ketemu sama kembaran kamu" Aida mengusap puncak kepala (Namakamu) yang kini menangis memeluk Aida.
"Terus om sama tante itu siapa?" tanya (Namakamu) disela tangisannya.
"Mereka orang tua kandung kamu." air mata Aida meluncur bebas di pelupuk matanya.
"Mereka kesini mau jemput kamu" lanjut Aida
"Aku gak mau ikut mereka!" bantah (Namakamu)
"(Namakamu) sayang kami tidak memaksa untuk kamu ikut bersama kami" kali ini Dita—ibu kandung (Namakamu) yang berbicara.
"Dit dia itu harus ikut bersama kalian,karena itu hak kalian untuk merawat dia kembali. Tugasku selesai" ucap Aida
"Tapi mba kalau (Namakamu) saja tidak mau ikut bersama kami" terdengar dari nada suaranya wanita itu mengeluh.
"(Namakamu) itu punya kembaran,mba gak mau memisahkan dia lebih lama dengan Aleta"
"Stop! (Namakamu) gak mau ikut mereka!" jerit (Namakamu) berlari menuju kamar,menutup pintu kamar cukup keras.
"Dita Dito maaf ya (Namakamu) bersifat seperti itu" ucap Aida
"Tidak apa mba,kami memakluminya kok" ucap Dito "oh iya,lebih baik kamu susul sodara kembar kamu dan bujuk dia" kata Dito kepada Aleta.
"Tapi pa kalo (Namakamu) marah sama aku gimana?" tanya Aleta takut.
"Coba aja dulu" Dita mengusap punggung Aleta.
****
Aleta berdiri didepan pintu kamar saudara kembarnya. Tangannya ragu untuk mengetuk pintu tapi demi orang tuanya Aleta memberanikan diri untuk menemui (Namakamu) yang entah sedang apa didalam.
Tok tok tok !
"(Namakamu) ini gue Aleta"
"Pergi sana! Gue gak punya kembaran!" bentak (Namakamu)
"Gue mohon buka pintunya" pinta Aleta
"Enggak! Lo budek apa gimana? Gue bilang pergi ya pergi!" teriak (Namakamu) disertai isak tangisan. Mau bagaimana pun Aleta bisa merasakan betapa sakitnya (Namakamu) mendengar kenyataan ini.
"Gue akan tetap disini sampe lo mau buka pintu dan dengerin penjelasan dari bunda maupun ayah.... Dan juga tante Aida."
Selang beberapa menit (Namakamu) belum juga membukakan pintu untuk Aleta. Tapi setelah berpikir akhirnya (Namakamu) membuka pintu kamarnya. Aleta tersenyum senang ketika gadis yang kini mata sembab karena air mata kunjung membuka pintu.
"Bukan berarti gue mau mengakui lo sebagai sodara kembar gue,ngerti?!" ucap (Namakamu) dingin
"Gak pa-pa yang terpenting lo mau dengerin penjelasan mereka"
Aleta tidak sakit hati dengan kalimat yang (Namakamu) lontarkan karena Aleta lebih mementingkan kedua orang tuanya yang sudah berpisah lama dengan (Namakamu).
Memisahkan anak kembarnya bukan ke inginan Dita maupun Dito, mereka terpaksa menitipkan (Namakamu) kepada Aida disaat kebutuhan ekonomi mereka sangat minim pada waktu itu.
(Namakamu) hanya mampu diam mendengar penjelasan dari Aida. Bukannya gadis itu tidak ingin tinggal bersama orang tua kandungnya dan saudara kembarnya hanya saja (Namakamu) tidak ingin meninggalkan Aida—yang sudah merawat dirinya dari kecil. Kiki juga sudah berangkat.
"Ma kalau aku tinggal sama mereka mama sama siapa?" tanya (Namakamu)
"Gak perlu mikirin mama yang terpenting sekarang kamu udah tahu siapa orang tua kandung kamu." Aida tersenyum "Mama minta maaf jika selama ini mama gak bisa bahagiakan kamu" Aida memeluk (Namakamu) sangat erat sebelum wanita paruh baya itu berpisah dengan anak angkatnya.
TBC !
SAY HAI BUAT ALETA❤ ADA YANG MASIH INGET ALETA ITU SIAPA? KALAU ADA SELAMAT KAMU AKAN SEGERA MENGETAHUI JALAN CERITA INI:V
SALAM HANGAT
NRRHMH
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Boy
Ficção AdolescenteIqbaal Dhiafakhri Ramadhan Sifatnya yang terbilang kalem namun bijak, membuatnya bisa jadi orang yang bisa mengayomi dan mengasihi kamu dengan baik. Dia bisa bersikapdewasa tapi memahami kamu yang terkadang bisa bertindak konyol. Kurang baik dan man...