"Minum Jeong"
Wonwoo memberikan segelas teh hangat pada Sejeong yang masih duduk dengan badan gemetar.
"Makasih ya wo udah mau temenin gue" Ucap Sejeong pelan lalu meminum teh hangat tersebut.
"Iya. Anak-anak yang lain pada shock. Jadi gue sama Youngjae harus bagi tugas buat urusin kejadian ini." Wonwoo duduk disamping Sejeong.
Mata Wonwoo langsung menerawang kedepan.
"Gue mau cerita wo. Tapi-"
"Gak usah Jeong. Cerita aja ke polisi nanti. Jangan dipaksain cerita ke kita juga"
Sejeong menghela napasnya.
"Kenapa bisa kayak gini sih Wo?"
"Gak ada yang tau hal apa yang akan terjadi pada kita selanjutnya Jeong."
••••
"Coba ceritain gue, gimana bisa lo cerai sama Chanmi?"
Yerin yang tadinya sakit dan lemas sekarang seperti mempunyai kekuatan lebih untuk memandang tajam kearah Wei yang duduk dihadapannya.
"Gak ada yang bisa dipertahanin dalam hubungan jarak jauh padahal statusnya sudah menikah"
Yerin cengo. Ini Wei tiba tiba jadi bisa serius kayak gini.
"Chanmi nemuin yang lebih baik disana" Lirih Wei. Ia menenggelamkan wajahnya dipergelangan tangannya.
"GIMANA BISA SIH? DIA KAN CINTA MATI SAMA LO???" wei terkejut dan langsung berdiri kearah Yerin dan membekap mulutnya.
"Gak pake teriak juga" Protes Wei.
"Sorry" Gumam Yerin saat ia berhasil melepaskan tangan Wei dari mulutnya.
"Gimana bisa?" Tanya Yerin kembali.
"Ya mana Wei tau." Yerin terdiam. Begitupula dengan Wei hingga akhirnya Wei bersuara membuat napas Yerin tercekat.
"Harusnya dulu Yerin aja yang jadi istri Wei"
••••
"Gimana Jeong?" Sejeong baru saja keluar setelah memberi keterangan pada polisi.
"Melelahkan" Kekeh Sejeong dengan wajah sedihnya.
"Lo pasti kuat" Wonwoo memegang pundak Sejeong untuk menguatkannya.
"Gimana bisa? Suami gue ditahan dan gue adalah orang yang laporin dia" Tangis Sejeong pecah. Wonwoo dengan sigap langsung memeluknya.
"Ayo kita pulang. Lo butuh istirahat" Ajak wonwoo.
"Enggak, gue mau lihat keadaan Daniel" Tolak Sejeong dan langsung dituruti oleh Wonwoo.
••••
Ditempat lain, Youngjae baru saja keluar dari ruang dokter yang tadi menangani Daniel.
Anak-anak yang lain langsung berkerumun untuk mengetahui keadaan Daniel.
"Gimana keadaan Daniel?" Tanya Jaehwan. Gimanapun juga tentu ialah orang yang sangat panik.
Daniel adalah teman satu rumahnya.
"Masih belum sadar. Yah kita mesti nunggu" Jawab Youngjae.
"Memang benjolnya parah banget ya?" Tanya Sana membuat semua orang menatap bingung kearahnya.
"Jidat Daniel kejedot kan? Berarti benjol dong?" Ulang sana kembali.
"Kamu kayaknya belum aku kasih makan ya. Ayo kita ke kantin aja" Ajak Jun yang langsung merangkul Sana pergi darisana.
Setelah kepergian mereka berdua, yang lain langsung menghela napasnya.
"Dikira sama kali kayak kejedot pintu" Kesal Joy.
"Tadi kebenturnya keras banget gak sih?" Tanya Joy pada yang lain.
"Kita gak ada yang tau. Disana kan cuman ada Dia, Sejeong dan Woozi" Jawab Ten.
Beberapa menit kemudian, Sejeong tiba bersama dengan Wonwoo.
"Daniel gimana?" Tanya Sejeong panik.
"Tadi sih masih belum sadar" Balas Youngjae membuat Sejeong menghela napas.
"Gue bakal nunggu dia" Ucap Sejeong.
"Mending lo pulang terus istirahat. Sama changkyun tuh. Kasihan dia koloran doang sama sendalan" Celetuk Sejun.
Ya bukan salah Changkyun juga. Tadi kan pikir dia cuman ke warung.
Sejeong baru saja ingin menolak sebelum fokusnya terarah pada dokter yang baru saja keluar ruangannya dengan terburu-buru.
"Ada apa dok?" Tanya Youngjae.
"Pasien sudah sadar" Sejeong, orang pertama yang mengikuti dokter tersebut dari belakang.
••••
Semua tegang menunggu diluar ruangan.
Mereka ingin cepat cepat tau keadaan Daniel setelah ia tersadar.
Pintu ruangan Daniel terbuka dan menampakkan suster yang memanggil nama Sejeong.
"Ada yang bernama Sejeong? Pasien ingin bertemu" Sejeong langsung bangkit dan masuk kedalam ruangan tersebut.
"Kok bukan saya? Saya kira selama ini kita tinggal bersama, saya yang bakal dia ingat duluan untuk bertemu" Gumam Jaehwan kecewa.
Sejeong berjalan perlahan mendekati Daniel yang menatapnya dengan lemah.
Setelah ia sudah berdiri disamping Daniel, tangan sejeong langsung memegang erat tangan Daniel.
"Aku minta maaf ya atas apa yang Woozi lakuin ke kamu" Lirih Sejeong.
"Pasti sakit ya" Lirih Sejeong kembali yang langsung diangguki oleh Daniel.
"Kamu mau kan maafin Woozi?" Tanya Sejeong.
"Enggak" Balas Daniel membuat Sejeong menatapnya tak percaya. Karna yang Sejeong tau, Daniel adalah orang baik yang tidak pendendam.
"Kecuali kamu mau disamping aku dan meninggalkan lelaki itu"
••••
KAMU SEDANG MEMBACA
96 Kids S.3
FanfictionMarriage Life dari bocah bocah 96 L Season 1 dan Season 2 bisa dibaca dengan judul "96 Kids"