Ada sebuah rahasia yang sebenarnya hanya diketahui oleh Woozi dan Sejeong beserta keluarga mereka.
Dan itulah alasan mengapa Woozi berada di panti asuhan saat ini.
"Saya jatuh cinta pada anak ini" Ucap Woozi sambil menggendong seorang anak.
"Tetapi saya hanya tinggal seorang diri jadi mungkin akan lebih sulit merawatnya."
"Umurnya baru 1 tahun dan memang kami sedang mencari orangtua yang lengkap untuk anak tersebut. Jika keadaan bapak tidak memungkinkan, bagaimana kalau Rose saja? Dia berumur 5 tahun saat ini"
"Boleh saya berkenalan dengan Rose dulu?" Tanya Woozi.
"Bo-"
"Aku juga suka anak ini"
Woozi dan ibu panti sama-sama menoleh kearah sumber suara yang berasal dari arah belakang Woozi duduk.
"Siapa namanya?"
"Jiheon bu"
Woozi masih saja terdiam menatap orang tersebut.
"Ayo kita jadi papa dan mama yang baik buat Jiheon"
"Sejeong, bukannya kamu-"
Sejeong tersenyum lalu meminta izin pada ibu panti untuk berbicara berdua dengan Woozi.
"Aku mau kita rawat Jiheon bersama" Ucap Sejeong kembali.
"Tapi kenapa?"
"Ji, aku minta maaf." Sejeong meraih kedua tangan Woozi dan menggenggamnya.
"Kenapa Jeong?"
Sejeong terlihat mengatur napasnya lalu menatap Woozi kembali sambil tersenyum.
"Changkyun cerita sama aku. Dia sering lihat kamu datang ke panti ini. Lalu dia tanya ibu panti katanya kamu mau adopsi anak"
"Aku jadi tau kamu benar-benar cinta sama aku. Bahkan saat kita diujung perceraian, kamu memilih mengadopsi anak daripada mencari wanita lain"
Sejeong mengatur napasnya lalu melepaskan genggaman tangannya dengan Woozi.
"Kamu masih menepati janji kamu untuk tidak memiliki anak dari hasil berhubungan dengan wanita lain."
Sejeong menunduk. Walau begitu, Woozi masih dapat melihat dengan jelas bahwa Sejeong akan menangis.
"Aku sadar. Kamu gak pernah ninggalin aku dan gak pernah berhenti mencintai aku. Wanita yang bahkan tidak bisa memberi kamu anak" Tangis Sejeong pecah. Dengan cepat Woozi menarik Sejeong ke pelukannya.
"Aku kan udah bilang jangan ngomong begitu." Ucap Woozi sambil mengelus kepala Sejeong.
"Tapi kan memang kenyataannya." Woozi tak menggubris. Ia semakin mempererat pelukannya.
"Ji, kita mulai lagi dari awal ya. Kamu, aku, dan Jiheon."
Woozi melepas pelukannya lalu menatap Sejeong.
"Daniel gimana?"
"Dia udah aku jelasin. Dia juga terima dan akan mendukung kita kedepannya."
Lega. Rasa sesak yang selama ini ia rasakan menghilang begitu saja.
Woozi meraih Sejeong lalu mencium keningnya, membuat pipi Sejeong terlihat merona.
Woozi terkekeh pelan lalu menggandeng tangan istrinya tersebut untuk masuk kedalam dan bertemu Jiheon kembali.
••••
"Pokoknya kita bawa Jiheon sekarang"

KAMU SEDANG MEMBACA
96 Kids S.3
FanfictionMarriage Life dari bocah bocah 96 L Season 1 dan Season 2 bisa dibaca dengan judul "96 Kids"