Daniel sedang menyapu teras rumahnya. Mumpung hari libur, ia berniat untuk membereskan hal-hal yang berantakkan disekitar rumahnya.
"Yeonwoo, mau kemana?"
Daniel langsung menyapa Yeonwoo, saat wanita itu ingin melewati rumahnya.
"Mau pulang ke rumah orangtua, mumpung libur" Balas Yeonwoo tetapi Daniel malah menatapnya bingung.
Oh tentu semua tau permasalahan Wei dan Yeonwoo. Itulah mengapa mereka diam-diam saja saat kedua orang tersebut tinggal bersama padahal status Wei sudah bercerai dengan Chanmi.
"Titip salam buat yang lain ya, besok malam kumpul di rumah Wei. Gue mau cerita sesuatu" Ucap Yeonwoo membuat Daniel semakin bingung.
"Lo gpp kan?" Tanya Daniel. Ia baru sadar sedaritadi tidak melihat senyum dari Yeonwoo yang selalu ia pancarkan kesekitarnya.
"Kalau ada apa-apa, gue siap jadi pendengar curhatan lo"
Oh Daniel mulai lagi.
"Hah? Gak usah" Tolak Yeonwoo dengan gugup.
Mendengar suara Yeonwoo sayup-sayup dari dalam rumah, Jaehwan langsung lari kedepan rumah.
"Yeonwoo mau kemana?" Tanya Jaehwan saat melihat Yeonwoo dan Daniel sedang berdua.
"Balik ke rumah" Daniel menjawab duluan sebelum Yeonwoo.
"Oh naik apa?" Tanya Jaehwan kembali pada Yeonwoo.
"Kayaknya naik bis deh. Cuman gak tau juga, ini udah mepet waktunya. Kalau ketinggalan paling ganti naik kereta aja" Ucap Yeonwoo.
"Gue anterin aja yuk. Daripada jauh-jauh taunya ketinggalan bis" Tawar Daniel.
"Gak usah Niel, rumahnya jauh" Tolak Yeonwoo.
"Gpp. Nanti gue cari penginapan deket situ aja. Besok juga udah kesini lagi kan buat ngobrol sama yang lain?"
"Iya sih. Tapi gak usahlah gpp" Tolak Yeonwoo lagi.
Daniel tidak mau memaksa walau dia benar-benar tulus ingin mengantarkan Yeonwoo. Tentu ia masih ingat track recordnya di wilayah ini.
Daniel tidak mau kasus dia dengan Sejeong kemarin terulang. Begitupun dengan Yeonwoo yang tak ingin menjadi Sejeong kedua ya walau bedanya dia masih single.
Yeonwoo kemudian berpamitan pada Daniel dan Jaehwan.
"Yeonwoo, saya yang antar bagaimana?" Tanya Jaehwan tiba-tiba.
Yeonwoo yang tadinya hendak lanjut jalan jadi berhenti sementara Daniel menatap Jaehwan tidak percaya.
Yeonwoo bergumam tak jelas dengan pelan. Nampaknya sedang berpikir.
"Kalau gak ngerepotin, boleh deh" Jawab Yeonwoo.
Jaehwan langsung meminta Yeonwoo untuk menunggu karna ia akan mengambil kunci mobil dan siap-siap.
Sementara Daniel, ia hanya bisa terdiam dan tak percaya bahwa Yeonwoo akan menolak tawarannya dan malah menerima tawaran Jaehwan.
Tak terlalu lama, Jaehwan keluar dan langsung mengajak Yeonwoo untuk segera berangkat.
"Daniel pergi dulu ya" Pamit Yeonwoo kali ini ia tersenyum.
"Saya anterin Yeonwoo dulu." Pamit Jaehwan.
Daniel manggut-manggut masih tak percaya kemudian hanya bisa berkata,
"Yo"
Hening.
Setelah mobil berjalan, baik Jaehwan dan Yeonwoo tidak ada yang berbicara.
Kalaupun ada suara yang keluar dari mulut mereka itu hanyalah Jaehwan yang bertanya apa bisa mendahului kendaraan didepannya lewat kiri jalan.
••••
"Disini rumahnya?" Tanya Jaehwan saat melihat pagar berwarna putih dihadapannya.
"Iya. Mau mampir atau cari hotel dulu?"
"Mampir dulu. Nanti saya tidak enak sama orangtua Yeonwoo sudah mengantarkan anaknya tapi tidak memperkenalkan diri dulu"
Yeonwoo paham lalu turun dari mobil dan membukakan pagarnya.
Jaehwan memasukkan mobilnya ke garasi rumah Yeonwoo. Setelahnya ia langsung menyusul Yeonwoo yang sudah mengetuk pintu.
Tak lama pintu terbuka dan menampakkan sesosok lelaki.
"Yeonwoo?"
"Aku pulang Pah" Yeonwoo memeluk Papanya. Meluapkan segala rindu yang ia pendam.
Papa Yeonwoo melihat anaknya sambil tersenyum senang. Kemudian matanya menangkap sosok Jaehwan disamping Yeonwoo.
"Ini siapa?" Tanya Papa Yeonwoo dengan suara yang tegas.
"Tetangga aku disana Pa. Aku diantar pakai mobil sama dia." Terang Yeonwoo.
"Oh begitu. Ayo masuk dulu. Pasti lelah. Biar istri saya buatkan teh hangat dulu."
Jaehwan mengangguk dan tersenyum. Ia mengikuti Papa Yeonwoo masuk kedalam.
Mereka duduk diruang tamu. Setelah Jaehwan bersalaman dengan Mamanya Yeonwoo, beliau kemudian membuatkan teh untuk Jaehwan. Sementara Yeonwoo disuruh Papanya untuk mandi terlebih dahulu.
"Diminum nak Jaehwan." Ucap Papa Yeonwoo saat teh hangat sudah diberikan dihadapan Jaehwan.
Jaehwan mengangguk lalu mengambil cangkir berisi teh hangat tersebut.
Panas. Itulah yang Jaehwan rasakan saat memegangnya. Jaehwan tau. Ini bukanlah waktu untuk obrolan biasa. Ini adalah waktu penyidangan.
-bersambung-

KAMU SEDANG MEMBACA
96 Kids S.3
FanfictionMarriage Life dari bocah bocah 96 L Season 1 dan Season 2 bisa dibaca dengan judul "96 Kids"