Part 7

2.3K 419 90
                                    

Sore semakin nyata menampakan semburat jingga ditiap awan putih yang kian hilang. Mereka sedang menikmati perjalanan yang begitu padat dengan Liu yang terus saja bercerita tentang hal apapun yang dia temui.

Liu dan Veranda memutuskan mengantar Yona sampai ke Bogor karna Liu yang terus saja meminta ikut. Jadi mau tak mau Veranda pun mengiyakan.

"Kamu nanti gak usah balik lagi ke Jakarta ya? Sama enin aja di Bogor."
Kinal berbicara menatap Liu yang berada dibangku belakang dari pantualan kaca mobil.

"Gak denger Umi ngomong apa."

Jawaban Liu berhasil membuat Yona lagi-lagi tertawa. Dan sungguh Kinal menyesal sudah mengajak Liu bicara.

Veranda menggeleng. Membawa Liu kedalam pangkuannya. "Liu gak boleh gitu sama Umi ya."

"Abis Umi suka deket-deket sama Mamski, Liu gak suka Mami." Jawab Liu mendongakan kepalanya agar melihat wajah Ve.

"Loh gak suka kenapa? Umi kan sayang Mamski kaya Liu sayang Mamski."

"Tetep aja Liu gak suka."

Dari bangku kemudi Kinal hanya bergrutu tak jelas mengomentari tiap ucapan Liu. "Hih bodoamat."

"Liu tau gak? Mamski sayang banget loh sama Umi, kalau Liu sayang mamski harusnya Liu juga sayang sama Umi, mamski pasti sedih kalau liat Umi jadi sedih karna Liu gak suka, Liu gak mau kan liat Mamski sedih?" Jelas Veranda panjang.

"Mamski sedih kalau Umi sedih?"

Yona yang tadinya tertawa jadi berpura-pura menampakan wajah sedihnya, dia menoleh kebelakang,mengangguk mengiyakan ucapaan Liu.

"Jadi Liu harus sayang Umi?"

"Harus." Kata Ve.

"Hm baiklah, nanti Liu coba demi Mamski."

"Good sayang, ini baru anak Mami."



Kini mobil mereka baru saja tiba didepan rumah Yona, rencana awal hanya mengantar Yona sampai depan rumah, tapi Ibu Yona yang sudah ada digerbang rumah meminta Ve, Kinal dan Liu untuk masuk terlebih dulu.

"Liu apa kabar? Kangen enin gak?" Liu sudah ada dalam gendongan Ibu Yona. Liu memang bukan pertama kalinya ke Bogor dia sudah beberpa kali ke rumah Yona wajar saja dia terlihat akrab, Liu memang anak yang sangat ramah, kecuali dengan Kinal sikap menyebalkannya akan keluar.

"Selalu baik enin, itu pasti." Kata Liu dengan suara yang begitu lucu.

Yona yang baru saja tiba langsung menuju kamarnya dia sedang sibuk menelon Dilla, sepupunya yang mengurus gerai Lukisan nya.

Ibu Yona jadi tersenyum mendengar penuturan Liu yang terdengar seperti orang dewasa.

"Eyang mana Enin?"

"Eyang masih disekolahan, sayang"

"Kok masih disekolahan? Ini kan udah sore, mau hujan lagi, apa eyang bawa payung?"

Liu sudah duduk di kursi, meja makan dengan Ibu Yona yang membuatkan susu untuknya.

"Eyang ada rapat jadi sedikit telat pulangnya, ehmm enin lupa, eyang bawa payung gak ya."

"Yahh.. kalau eyang kehujanan gimana enin?"

Dia malah turun dari kursi, membuat ibu Yona jadi menyamai tinggi Liu.

"Telpon eyang, enin. Tanya apa dia bawa payung?"

Veranda dan Kinal yang duduk diruang tamu trus saja memperhatikan Liu yang tak pernah berhenti mengeluarkan suaranya.

Dibalik Layar Season 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang