Part 26

1.9K 392 74
                                    

Dia terus diam, memutar sendoknya terus menerus, seseorang disampingnya jadi mengerutkan dahinya bingung, mengangkat tangan nya, menggerakannya didepan wajah orang yang terlihat melamun itu. Sedang kan dari arah luar, suara khas Liu terus tertawa, mengimbangi suara ledekan dari seorang laki-laki yang tak lain adalah Ayah dari Veranda.

Ya, orang yang hanya mengaduk aduk teh hangatnya itu, dialah Veranda, semenjak kejadian di aparteman Kinal, sampai sekarang dia belum bertemu Kinal lagi, dia meradang, seperti ada yang hilang dalam hidupnya, itu yang membuat ibunya bingung.

Dia seakan terjebak oleh cinta yang terlalu rumit, ntah harus apa, rasanya bertindak apapun juga akan terasa salah. Ini bukan hanya mengenai hubungan sesama jenis yang membingungkan, bukan hanya itu, yang lebih rumit lagi, dia mencintai seseorang yang sudah jadi milik orang lain. Dia menyesal, kenapa dia barus menyadari akan cinta nya, saat dimana Kinal, sudah benar benar milik Yona. 

Gerakan tangannya berhenti, saat tangan dari Ibunya terpaksa menyentuhnya. 

"Ve, sakit?" kata Ibu nya, menyadarkan lamunan Veranda.

Veranda dengan sedikti gelagapan, dia menggeleng, dia tak sadar kalau selama tadi waktunya hanya dia gunakan untuk melamun. "Enggak kok mah."

"Yaudah cepet bawa teh nya, Papah udah nunggu tuh." Titah Ibunya, Veranda hanya mengangguk, berjalan keluar, dimana Ayahnya dan Liu berada. 

Memang semenjak berpisah dari Malvin, Veranda memilih tinggal bersama orang tuanya, sebenarnya bisa saja dia menempati aparteman lama nya, tapi ntah kenapa rasanya enggan, dia tak ingin membuat hatinya berkali-kali sakit hanya karna hidupnya yang terasa sendiri, lagi pula menjadi anak perempuan satu satunya dalam keluarga, membuat kedua orang tuanya juga meminta dia untuk tinggal bersama, kejadian keluarga nya yang tak berlangsung harmonis membuat kedua orang tuanya jadi khawatir akan dia.

Angin sore yang kian terasa, membuat daun daun hijau yang mengering karna musim panas terlihat berjatuhan dihalaman rumah nya, dia terkadang tersenyum akan tingkah Liu yang selalu saja bisa membuat dia sedikit melupakan cintanya pada Kinal.

Semenjak kejadian itu juga Liu seakan mengerti, dia tak pernah menyinggung masalah Yona didepannya, walau sebenarnya Veranada tau, anaknya itu sangat ingin bertemu dengan Yona. Dia tau saat Liu mengadu betapa dia merindukan sosok Yona pada Shania. Veranda jadi lebih sering menitipkan Liu pada Shania atau bahkan jika Shania yang sibuk, Liu akan dititipkan pada Saktia. kedua orang tuanya yang masih aktif di suatu organisasi membuat keduanya selalu terlihat sibuk, hanya di waktu libur saja lah, Veranda bisa menitipkan Liu pada kedua orang tuanya.

Pada malam nya, Veranda sudah berada di lokasi syuting, ini syuting terakhirnya pada film yang di garap oleh Lidya, dia tidak sendiri tentu dengan beberapa asisten nya, sekarang dia sudah duduk, membaca skrip yang harus dia hafal, saat dia tengah fokus pada bacaan naskah film nya.

Ada suara yang menarik perhatiannya, dia menegakan kepalanya, dan benar saja, suara yang sangat dia hafal kini berada tak jauh dari dimana dia duduk, mata indahnya sudah menangkap sosok Kinal yang tengah mengobrol dengan Lidya, Kinal tak menyadarai kehadirannya, tapi satu yang membuatnya bahagia, tak ada Yona disampingnya, rasanya ingin mendekat, baru saja dia mengangkat tubuhnya ingin bangkit, sentuhan pada lengan nya membuat dia mengurungkan niatnya.

"Mau kemana? bentar lagi take nih, make up dulu gih." kata seorang asisten nya, yang di ketauhi bernama Linda. Dia jadi melihat jam pada pergelangan tangannya, dan benar saja jam sudah menunjukan pukul setengah delapan malam, sekitar 15 menit lagi syuting akan segera dimulai. Hembusan nafasnya keluar pasrah dia mengikuti apa yang asisetnnya katakan, sekarang dia berjalan menjauh dari Kinal, karna ruang make up berada didalam.

Kenapa rasanya hanya sekedar menyapa saja dunia seakan tak mengijinkan, syuting akan segera di mulai, tanpa dia duga, Kinal masih berada disini, dia duduk disamping Lidya, Veranda jadi bingung, sebenarnya ada urusan apa Kinal dengan Lidya karna tak biasanya Kinal menemani Lidya syuting. 

"Ka Ve lebih dalam lagi ya natap Randy, tatapannya kurang ka, coba sekali lagi ya." Lidya dengan suara beratnya terus menginstuksikan Veranda yang sudah beberapa kali salah. Rasanya gugup di saksikan oleh seorang Kinal, apalagi harus beradu akting sebagai sepasang kekasih didepan Kinal, Ada perasaan enggan untuk melakukannya walau hanya sekedar akting.

Dari layar monitor Kinal tak henti hentinya memandangi Veranda, bahkan Lidya tahu kalau mata Kinal tak bisa lepas dari layar monitornya, sebenarnya kedatangan Kinal menemui Lidya hanya untuk bertukar info tentang game online terbaru tidak ada yang lebih penting dibanding itu dimata mereka berdua, Lidya melupakan sesuatu kalau Veranda akan ada disini juga, kehadiran Kinal disini memancing penyalahgunaan perasaan yang selalu saja Kinal mainkan.


..
.
.


Waktu sudah hampir tengah malam, Kinal juga bersiap pulang, baru saja tangannya hendak membuka pintu mobilnya, dia melihat mobil Veranda yang tak jauh dari nya, Veranda berkacak pinggang memandang pasrah mobil miliknya yang sedikit mengeluarkan asap dari bagian mesin nya.

Dengan ragu, Kinal mendekat, Veranda belum menyadari kehadiran Kinal, saat suara Kinal mulai bertanya sontak degupan pada jantungnya berdetak tak biasanya.

"Kenapa mobilnya?" Kata Kinal

"Mogok"

Kinal langsung mendekat, membuka kap mobil Veranda, disana terlihat mesin yang sedikit mengepulkan asapnya.

"Ini mah harus dibawa ke bengkel deh." Kinal menoleh melihat wajah kecewa Veranda.

"Asisten kamu udah pada pulang?"

"Iya"
Hanya kata itu yang bisa Veranda katakan, ntah kenapa rasanya segugup ini berhadapan dengan Kinal, semenjak dia menyadari perasaanya pada Kinal ada rasa canggung yang terus membungkus hatinya.

"Yaudah kalau gitu kamu pulang sama aku aja, biar mobilnya diderek."

Melihat wajah Veranda yang ragu membuat Kinal langsung menarik tangan Verand untuk mengikutnya.

"Ini udah malem, gak baik kalau harus naik taksi sendiri." Jelas Kinal.








































Bersambung.
#TeamVeNalID

Gk diedit, maap brantakan, thx.

Dibalik Layar Season 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang