Part 28

1.6K 372 61
                                    

Saat Malam datang dengan kesunyian. Dia tanyakan pada lubuk hati yang paling dalam.
Dia mencari sebuah makna kata, yang mengorek kalbu.
Mencari sebuah makna di balik rahasia-NYA.

Ketika mata nya mulai terpejam.
Ditemani dengan alunan musik, dia mulai terfikir arti deri sebuah cerita. Dilubuk hatinya,
Adakah yang di rindu saat ini?
Tak kuasa bayang-bayang itu kini hadir mencuri sukma.
Hingga larutkan nya dalam sebuah mimpi yang indah.

Dia tersenyum, menyentuh dadanya sendiri, disana jantungnya berdetak seirama dengan angin malam yang kian terasa. Kini Langit-langit kamar terus dia pandangi, langit langit kamarnya yang kosong seakan tergambar wajah seseorang yang membuatnya bahagia malam ini.

Dia masih mengingat saat dia dengan malu-malu mengatakan betapa dia merindukannya, menjawab pertanyaanya yang terdengar memancingnya untuk mengungkapkan perasaanya.

Andai semua bisa dia putar, pasti kini yang berada disampingnya adalah dirinya, bukan Yona.

Semua telah terjadi, kalau hanya menyesali itu tak akan berguna, tapi apakah harus serendah ini merebut kebahagian yang sudah menjadi milik orang lain, cinta memang harus seegois ini kah?

Dia tolehkan kepalanya kesamping disana ada wajah damai Liu yang tertidur, jika mengingat hal itu hatinya sakit, rasanya kebahagian yang selalu dia dapat hanya ilusi yang tak akan pernah nyata.

Mau diam tapi didalam hatinya memaksa dia harus bisa memiliki Kinal. Tanganya bergerak mengetik sesuatu pada kolom chatnya.

"Makasih udah nganterin aku sampai rumah Kinay, sekarang udah nyampe rumah kah?"

Setelah mengirim pesan itu, dia memutuskan untuk membersihkan dirinya sebelum tidur.


.
..
.

"Gimana, besok siap ketemu mamah sama Papah?"

Yona jadi langsung menengadahkan kepalanya melihat Kinal, tatapannya begitu khawatir. "Ehmm. .."

"Kenapa? Kamu masih gak yakin sama aku?"

"Gak gitu, cuman aku takut." Kata Yona lagi.

Mereka berdua sudah berbaring, dengan Yona yang memeluk Kinal dan Kinalpun membalasnya dengan hangat.

Melihat Yona yang ragu, membuat Kinal menatap dalam mata kekasihnya itu. "Kita hadapi bareng-bareng ya? Smua nya akan baik baik aja, percaya kan sama aku?"

Senyum yang begitu tipis Yona berikan. "Ehmm iya, aku bukannya gak percaya sama kamu, aku cuman takut mamah masih gak bisa ngerti, apa kamu yakin besok? Gak terlalu cepet untuk mamah?"

Kinal jadi menghembuskan nafasnya."Kalau gak besok kapan lagi? Masalah kalau ditunda tunda gak bakal selesai Yon."

"Yaudah, aku gimana kamu aja"

Kinal semakin memeluk Yona, memberikan keyakinan pada dirinya dan tentu Yona.

"Kamu bau." Yona melepaskan dirinya sendiri dari pelukan Kinal, dia menutup idungnya. Hanya menggoda Kinal, padahal sebenarnya aroma tubuh Kinal selalu membuatnya nyaman.

Kinal yang mendengar itu langsung mencium bau badannya sendiri.

"Emang bau yah?"

Yona mengangguk masih menutup hidungnya."Mandi dulu sana ah."

Kinal memutar bola matanya malas mau tak mau mengikuti apa kata Yona. Dari pada harus tidur terpisah dengan Yona, lebih baik masuk angin karna mandi malam.

Menunggu Kinal yang sedang mandi,Dia tertawa membaca tiap lembar komik yang sedang dia baca, kacamata khasnya terpasang dimata tajamnya, rambutnya yang panjang dia cepol rapih, piyama tidurnya pun sudah dia pakai, dia memang siaup untuk tidur.

Hape yang bergetar dinakas samping tempat tidurnya membuat dia tertarik untuk melihatnya. Bukan handphone miliknya melainkan milik Kinal.

Dia bukan seseorang yang suka mengecek handphone milik Kinal, walau Kinal kekasihnya, tapi dia tidak pernah seenaknya membuka hape milik kekasihnya itu. Dia tau semua orang pasti punya privasy. Tapi getaran hape milik Kinal yang sudah berkali kali bergetar membuat dia jadi memfokus dirinya menatap handphone itu, dengan ragu dia mengambil handphone itu.

Disana ada beberap chat dari group member yang berada di bawah asuhan Kinal, beberapa chat iklan, dia terus mengscrol layar itu. Sampai pada dimana matanya menangkap chat yang membuat hatinya panas.

Tanganya langsung mengeratkan genggamannya, dia langsung mengetikan sesuatu untuk membalas. Setelah membalas chat tersebut dia langsung menekan kata block.



"Iya, sama-sama Veranda."




















































Bersambung.

#TeamVeNalID

Free coment!

Dibalik Layar Season 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang