Part 19

1.9K 385 90
                                    

Kepercayaan itu mahal.
Harga yang tak terjangkau akan begitu menyusut saat kau menjatuhkannya.

Entah keberpa kalinya dia bermimpi tentang dia yang menghampiri, menyampaikan kejujurannya namun tak bisa dia percaya, dan ntah kesekian kalinya dia terjaga ditengah malam sampai pagi, memandangi seseorang yang kini dia khawatirkan.

Waktu seakan terjaga tak membalik siang tetap gulita, dia diam selalu termangu akan cintanya yang tak pernah diterima dengan nyata.

Dia selalu menawarkan kehangatan namun sejuta dingin selalu dia rasakan, dia sedikit menangkup wajahnya, terkadang dia benci akan dirinya sendiri, kenapa harus seperti ini? Kenapa dia yang selalu kuat kini gerak geriknya terkurung akan cinta yang selalu dia khawatirkan.

Sekarang dia harus apa? Harus menaruhnya dimana? Sebuah kejujuran dari pujaannya yang selalu tak bisa dia percaya.

Cinta yang hidup berdasarkan kenyataan, bahkan dari apa yang dia rasakan, asalkan keduanya masih saling ingin bersama cinta akan tetap ada walau digeluti rasa yang begitu hambar.

Dia menyibakan selimut yang menutupinya, dia berjalan keluar meninggalkan Kinal yang tertidur. Waktu sudah hampir pagi, angin malam yang begitu dingin dia rasakan menelusuri tiap wajah cantiknya. Dia hirup dalam udara malem itu memasok oksigen pada paru-parunya, mengeluarkan nya selirih angin yang berhembus trus saja membuatnya dingin.

Bila sejenak saja kau fikirkan tentang,
Perbedaan juga keangkuhanmu Yona,
Maka kau akan mengerti apa itu arti kepercayaan.

Bukan begini, bukan dengan cara mengurung Kinal kau akan tenang, pada kenyataanya resah tetap kau rasakan.

Biarkan cinta mengalir semestinya. Jika memang harus pergi, lepaskan, karna kau jadi tau, cinta Kinal tak pernah nyata untukmu.

Terkadang emosi diuji.
Menaruh dua hati yang bergejolak bertentangan.
satu alasan dari masalah yang kecil harus dihindari.
Percayai kesetiaan orang yang kau cintai Yona.

"Jangan buat aku khawatir"

Seketika tubuhnya menghangat saat kedua tangan Kinal membungkus tubuhnya, memeluknya begitu erat.

"Masuk Yang, disini gak baik, anginnya dingin."

Yona hanya memejamkan matanya sekali lagi menikmati angin yang datang menghampiri wajahnya. Dia masih saja diam seakan suara Kinal hilang begitu saja terbawa angin.

"Yona?"

Yona sedikit menolehkan kepalanga, dia memandangi wajah Kinal dengan dahi mengerut, wajahnya yang menampakan raut wajah khawatirnya, dia jadi membalikian dirinya sendiri, membuat Kinal harus melepas pelukaanya.

"Apa yang lagi kamu pikirin?" Kata Kinal lagi. Yona menggelengkan kepalanya. Dia menangkup pipi Kinal memaksakan sebuah senyuman terukir di wajahnya.

"Yuk masuk lagi, maaf udah buat kamu khawatir." Kata Yona pada akhirnya berbicara, dia seakan tak menggubris semua ucapan Kinal.

Kinal menatap mata Yona begitu dalam, dia seakan sedang menelisik apa yang sedang kekasihnya pikirkan, Kinal memang merasa, Yona berbeda setelah kejadian yang menimpa nya dengan Veranda.

"Nanti pagi aku pulang ke Bogor ya."

Dahi Kinal lagi-lagi mengerut."Pulang? Berapa lama?"

"Hm sebentar, dua hari aja."

"Aku ikut ya?"

Yona menggeleng, pipi Kinal yang masih ada dalam genggaman tangannya jadi dia berikan sentuhan lembutnya. "Gak usah, kamu kan ada kerjaan disini."

Dibalik Layar Season 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang