"Crys," panggilku saat Crystal mulai membuka matanya perlahan - lahan.
"Crystal," panggilku lagi.
Kini Crystal sudah membuka matanya dan ia menatapku. "Kau ..."
Aku tersenyum. "Hai, Crystal."
"Aku ... Aku bukan Crystal." kata Crystal sambil menggelengkan kepalanya dengan pelan.
Perkataannya itu membuatku tercengang. Aku langsung memegang tangannya.
"Namamu Crystal Allona." kataku. "Kau lupa?"
Crystal menggeleng. "Namaku bukan itu."
Aku mengernyitkan dahi. "Lalu, siapa namamu?"
Lagi -lagi, Crystal menggeleng. "Aku tak tau. Aku tak tau! Aku tak tau!" jeritnya.
"Crystal, kau kenapa?!" tanyaku. Aku yang mulai panik, langsung memegangi tangan Crystal yang kini sudah ada dalam posisi duduk.
"Kau siapa? Keluar dari kamarku!" seru Crystal.
"Crystal, aku Axelandra, temanmu, sahabatmu." sahutku.
"Bukan! Pergi kau!" seru Crystal sambil memukuliku pelan.
Sejurus kemudian, pintu kamar Crystal terbuka. Munculah seorang Ibu muda berpakaian serba biru.
"Tante?" sapaku.
Crystal seperti ketakutan. Ia melipat dan memeluk kakinya.
"Kamu Axelandra, ya?" tanya Tante --aku tak mengetahui namanya--, Ibu Crystal.
Aku mengangguk. "Iya, Tante."
"Crystal, kau kenapa?" tanya-- ehm, kita sebut dia Tante Blue-- sambil mendekati Crystal.
Crystal menggeleng. "Mommy, dia siapa? Benarkah namaku ... Crystal?" tanya Crystal sambil menatapku.
Tante Blue mengernyitkan dahinya. "Itu Axelandra, sahabatmu. Kau sering bercerita tentangnya, bukan? Dan, namamu memang Crystal, sayang. Crystal Allona. Nama yang bagus pemberian Mommy. Kau sangat suka dengan nama itu."
Crystal menatapku dengan tatapan aneh. Ia seperti ... curiga padaku? Loh?
Tiba - tiba saja Crystal tersenyum dengan wajah yang berseri - seri. Tatapannya padaku langsung berubah drastis.
Crystal mengangguk pelan. Kemudian berkata, "Hai, Axelandra."
* * *
"Mengapa Crystal bersikap aneh seperti tadi, ya?" tanya Tante Blue sambil menyedot jus mangganya.
Aku tersenyum tipis. "Aku juga tak tahu, Tante."
Tante Blue berdecak. "Sepertinya, ada yang tak beres pada diri Crystal."
"Maksud tante?" tanyaku sambil menatap Tante Blue horor.
Jelas saja, perkataannya tadi membuatku tercengang bahkan jantungku sampai berdegup kencang.
Tante Blue menatapku dengan serius. "Tolong kamu ceritakan bagaimana keadaan Crystal saat ia baru saja bangun dari pingsannya."
Aku yang baru saja ingin memasukkan kentang goreng ke dalam mulutku langsung menaruh kentang itu lagi ke atas piring.
"Tadi, setelah Crystal membuka matanya, aku memanggilnya. Tetapi, ketika matanya telah sepenuhnya terbuka, ia melihatku dengan aneh. Dan ia mengatakan bahwa Crystal itu bukan namanya. Lalu, aku bertanya siapa namanya, tapi, ia malah histeris dan mengusirku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Axelandra
Teen FictionAdakah yang tertarik untuk membaca kisah seorang gadis kecil bernama Axelandra? Tak usah panjang lebar lagi. Hmm, bagaimana kalau kalian langsung membacanya? Copyright © 2014 by syaapiraa