HAI KALIAN.
*capslock off*
Aaaa mau ngetik dan langsung update dari jam 8 malem kemaren tapi modem tiba tiba gaje gituu hhh-_- sorry ya. ga ada yang nungguin ini kan? HAHA.
oke deh ga tau mau ngomong apa lagi. kalian kenapa masih pada bingung soal alaric, al dan devan. ribet? silahkan bilang ribet. gratis. karena emang ribet kok. dan itu emang disengajain readerskuuu. biar seru gituu. tapi hasilnya, ga seru kan? hahaha ga seru sama sekali. ya emang. gue tau elah. gue tau.
ydh. happy reading y.
6 hari lg nih. ga tau bisa atau engga. mau mati aja rasanya HH.
btw, covernya ganti. karya billaza nih hoho thank you so much billa love youuuu<3
* * *
"Ssst!" panggil seseorang.
"Ssst!" panggilnya lagi.
Tepat pada saat seseorang itu ingin melaksanakan panggilannya yang ketiga kalinya, aku menoleh.
"Ada apa lagi, weird boy?" tanyaku sebal.
Si weird boy alias Kee atau Keenand melemparkan padaku sebuah senyuman.
"Kau sangat galak, sweetie butterfly." ucapnya kemudian.
Aku memutar bola mataku. "Apa urusanmu?!"
Keenand hanya tertawa.
"Hei, Kee." kata Crystal. Kee pun menoleh ke arahnya.
"Percaya atau tidak, Rara bersikap seperti ini hanya padamu, loh." ucap Crystal lalu terkekeh kecil
Keenand hanya tersenyum tidak jelas. "Jadi, maksudmu?"
"Ya, maksudku, berarti Rara menyimpan suatu perasaan yang berbeda padamu." sahut Crystal lalu kembali terkekeh.
"Ya. Benar kata Crystal. Aku menyimpan suatu perasaan benci padamu, Keenand Austine!" seruku.
"Wah, kau menghafal namaku, sweetie butterfly!" seru Keenand.
Aku meliriknya sebal. "Mau aku hafal namamu, atau aku tidak menghafal namamu, bukan urusanmu! Dan aku, akan selalu membencimu, bocah aneh!"
"Dan aku akan selalu mencintaimu, sweetie butterfly." balas Keenand.
Aku mencibir. "Cepat katakan apa yang kau inginkan!"
"Aku menginginkan dirimu, sweetie butterfly." jawab Keenand.
"Cih. Mana mungkin aku memberikan diriku kepadamu, orang yang aku benci." ucapku.
"Hati - hati, Ra. Sewaktu - waktu, perasaan benci bisa berubah menjadi perasaan cinta." bisik Crystal.
"Cih. Kau percaya dengan kata - kata tak berguna itu?!" seruku.
Crystal mengangguk cepat. "Ya. Aku percaya. Karena kalimat itu terbukti dan benar - benar terjadi."
"Tapi tidak kepadaku, Crys." timpalku.
"Ya terserah padamu saja, Ra. Kau mungkin akan mengatakan tidak karena kau belum pernah merasakannya." sahut Crystal.
Aku hanya diam. Tak menanggapi omongan Crystal yang benar - benar membuatku kesal.
"By the way, Axelandra, my sweetie butterfly, apakah kau mempunyai pulpen lagi?" tanya Keenand.

KAMU SEDANG MEMBACA
Axelandra
Teen FictionAdakah yang tertarik untuk membaca kisah seorang gadis kecil bernama Axelandra? Tak usah panjang lebar lagi. Hmm, bagaimana kalau kalian langsung membacanya? Copyright © 2014 by syaapiraa