Hai, guys! Happy reading^^
* * *
Aku membolak - balikan majalah yang ada di tanganku. Merasa bosan, aku melempar majalah itu sembarangan hingga majalah itu menjatuhkan cangkir pajangan pemberian Tante Blue yang kutaruh di atas meja di samping tempat tidurku.
Beruntung, cangkir itu tidak pecah karena sebagian lantai kamarku kulapisi dengan karpet. Aku tersenyum tipis lalu meletakkan kembali cangkir bergambar bunga- bunga kecil itu ke atas meja. Lalu aku menaruh majalah tadi di atas tumpukkan buku yang juga berada di atas meja.
"Semua belanjaan sudah harus ada di rumah sebelum saya sudah berada di rumah!"
"Memangnya, nyonya akan pergi kemana?"
"Bukan urusanmu, stupid Leila!"
"Leia, Nyonya. Bukan Leila."
"Oh, maksudku, stupid Leia."
"Smart, Nyonya. Bukan stupid."
"Tak usah banyak bicara!"
Ada apa lagi itu? Suara Jeanny dan ... uhm, sepertinya Leia terdengar sampai ke kamarku.
Aku pun memutuskan untuk keluar kamar dan segera turun ke ruang tengah.
"Dimana saya harus membeli semua belanjaan itu, Nyonya?" tanya Leia.
"Tentu saja di supermarket, bodoh!" sahut Jeanny.
"Supermarket bodoh? Saya baru tahu ada supermarket dengan nama itu." ucap Leia lalu terkekeh. "Kalau boleh tahu, dimana letak supermarket itu, Nyonya?"
Jeanny memutar bola matanya. Sementara Reyna yang ada di belakang Jeanny tertawa terbahak - bahak.
"Kau terlalu bodoh, Leia." ujar Jeanny jengkel.
"Kukira Mommy akan menyesal memilih dia sebagai pembantu disini." sahut Reyna kemudian.
"Ya. Kau benar, Reyna." sahut Jeanny lalu ia menatap Leila tajam. "Mommy sangat menyesal memilih pembantu seperti dia! Baru di hari kedua saja sudah tidak becus!"
"Ampun, Nyonya." ucap Leia dengan wajah memelas. "Tetapi, saya benar - benar tidak tahu dimana supermarket bodoh berada."
Tawa Reyna kembali pecah. Aku yang sedang berada di anak tangga paling bawah pun ikut terkikik.
"Kau tidak sekolah, ya, Leila!" celetuk Reyna di sela - sela tawanya.
"Namaku Leia. Bukan Leila!" protes Leia sebal.
Reyna memutar bola matanya. "Ya siapa pun namamu, aku tak peduli."
"Ayo, Reyna, kita pergi." ajak Jeanny kemudian.
"Ayo, Mommy!" sahut Reyna lalu kembali tertawa.
"Saya tidak mau tahu, Leia." kata Jeanny penuh penekanan. "Semua barang yang ada di daftar belanjaan itu harus sudah ada sebelum saya sampai di rumah. Mengerti?"
"Mengerti, Nyonya." jawab Leia lalu mengangguk.
"Kalau tidak, saya tak akan ragu - ragu untuk memecat dan mengusirmu dari rumah ini."
* * *
"Hei, siapa namamu?" tanya Leia padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Axelandra
Teen FictionAdakah yang tertarik untuk membaca kisah seorang gadis kecil bernama Axelandra? Tak usah panjang lebar lagi. Hmm, bagaimana kalau kalian langsung membacanya? Copyright © 2014 by syaapiraa