Hai;;) happy reading. sorry for typo(s)
Enjoyyy!
* * *
"Crys, Crystal," panggilku.
Crystal yang sedang menyantap omelete-nya langsung menoleh.
"Kau membuatku tersedak." ucapnya.
Aku terkekeh lalu memberikan Crystal lemon tea milikku.
"Sorry, Crys." ucapku sambil terkekeh.
"Ada apa, sih, Ra?" tanya Crystal setelah menyedot lemon tea-ku.
"Ada kakak kelas tanpa nama itu." jawabku.
Crystal mengernyitkan dahi. "Kakak kelas tanpa nama?"
Aku menepuk jidatku pelan. "Your crush, Crys."
"Oh, senior itu!" seru Crystal.
"Duh, Crys. Apa yang berbeda antara kakak kelas dengan senior? I think, otakmu belum sembuh." sahutku.
Crystal mencibir. "Sebenarnya sama saja. Cuma berbeda huruf dan jumlah hur--"
"Stop talking about it, Crys. Aku bosan." potongku.
Crystal menatapku heran. "Kulihat - lihat, setelah kedatangan seorang Keenand Austine ke hidupmu, kau jadi sering menggunakan bahasa Inggris. Dan bahasa Inggris itu pasti setengah - setengah."
"Tertular." sahutku.
"Mungkin kau mulai jatuh cinta padanya." kata Crystal lalu menyedot habis lemon tea-ku.
Aku mendengus. "Tak akan pernah. Dan, uhm, mengapa kau menghabiskan lemon tea-ku, Crystal! Crystal Allona!"
Aku segera mengejar Crystal yang berlari ke arah koridor senior. Huh, mau apa lagi, Crystal ini?
"Crys!" panggilku.
Crysal langsung menoleh dan menggembungkan pipinya. Mungkin ia merasa terganggu. Uhm, terganggu karena apa? Hmm, yang jelas, aku tak bisa berbohong kalau saat ini juga Crystal sangat lucu dan menggemaskan. Dia terlihat semakin cantik. Uh, tidak, aku bukan lesbian. Ewh.
"Kau mau kemana?" tanyaku kemudian.
Crystal tak menjawabku. Pipinya masih digembungkan. Lalu beberapa detik kemudian, ia menggelengkan kepalanya, setelah lumayan lama ia hanya berdiri menatapku.
"Kau kenapa, Crys?" tanyaku heran.
"Ada senior tanpa nama itu, Ra." jawabnya.
Aku mendecak. "Kufikir kau kenapa."
"Tadi, ia tersenyum padaku. Dan rasanya ..."
"Tidak salah lagi! Kau pasti suka padanya, ya!" seruku.
Crystal langsung menghampiriku. "Kau ini!"
"Kenapa? Ada yang salah?" tanyaku.
"Jangan kencang - kencang!" jawabnya. Ia memukulku pelan.
"Memangnya suaraku terlalu kencang?" tanyaku bingung.
"Ya, Axelandra Paramitha." jawab Crystal sambil mencibir.
* * *
"Hahaha, jadi, kau takut badut, Crys?" tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Axelandra
Teen FictionAdakah yang tertarik untuk membaca kisah seorang gadis kecil bernama Axelandra? Tak usah panjang lebar lagi. Hmm, bagaimana kalau kalian langsung membacanya? Copyright © 2014 by syaapiraa