Axelandra - 21

1.6K 95 15
                                    

Sebelumnya, mau minta maaf sama kalian:3 gue tau kok kalo gue banyak salah:3 mohon maaf lahir dan bathin ya kalian:3 hehe emotnya sok imut ya:3(?)

oke deh:3 happy reading ya kalian:3

* * *

"Reyna!" seruku.

"Reyna!" seruku. Dan untuk sekian kalinya, aku mengetuk pintu rumah yang tak kunjung dibuka untukku.

"Reyna!" seruku lagi.

Tapi sama saja hasilnya. Tetap nihil. Aku mendengus lalu mengetuk lagi pintu cokelat ini dengan keras.

"Sialan!" umpatku. "Reyna! Jeanny! Hhh, siapa pun yang ada di dalam!"

Lalu beberapa detik kemudian, pintu terbuka. Muncul seorang wanita --yang menurutku masih muda-- yang sedang memegang gagang sapu.

"Siapa kau?" tanyaku setelah menatap wanita itu dari atas sampai bawah.

"Aku Leia." jawabnya. "Uhm, panggil saja Bi Leia."

"Bi Leila? Kau siapa?" tanyaku lagi.

"Aku pengurus baru rumah ini." jawabnya lagi.

"Maksudmu ... pembantu?" tanyaku.

"Bukan!" seru Leia. "Pengurus rumah ini."

"Sama saja!" seruku.

"Oh ya, kau sendiri siapa? Ada keperluan apa?" tanya Leia sombong.

Aku memutar bola mataku lalu berdehem. "Hai Leila."

"Bukan Leila. Tapi Leia." protes wanita itu, Leila, ups, maksudku Leia.

"Oh, ya, Bi Leia." balasku penuh penekanan.

"Leila adalah nama kakakku yang pertama yang sekarang sudah menjadi direktur di perusahaan besar. Dia sangat sukses sekarang." sahut Leia.

Aku memutar bola mataku lagi. "Aku tak peduli soal itu."

"Uhm, baiklah." ucap Leia dengan nada yang menunjukkan bahwa ia agak kesal padaku.

"Hai Leia." kataku. "Sebelumnya, aku mau menanyakan sesuatu padamu."

"Sesuatu apa?" tanyanya lagi.

"Apa kau mengenal Tuan Darrel Addison?" tanyaku.

"Tentu saja. Tuan Darrel Addison adalah pemilik rumah ini. Dan dia adalah pemilik perusahaan tempat kakak pertamaku, Leila, bekerja." jawab Leia. "Mengapa kau menanyakan soal Tuan Darrel? Kau ingin bertemu dengannya?"

Aku memutar bola mataku lagi. Leia benar - benar kurang ajar. Aku harus benar - benar sabar jika berbicara dengannya. Ia membuat bola mataku terus berputar.

"Tuan Darrel Addison adalah ayahku!" seruku.

Leia menaikkan sebelah alisnya lalu terkekeh. "Aku tak percaya."

Aku mendengus. "Apa yang membuatmu tak percaya, Nona Leia yang paling cantik sejagat raya?"

Leia tersipu malu mendengar perkataanku. Sementara aku hanya bisa memutar bola mataku lagi.

"Terima kasih atas pujianmu." ujar Leia sambil tersenyum lebar.

"Kau terlalu percaya diri!" seruku.

"Aku tak peduli. Karena aku benar - benar cantik." balas Leia.

"Oh ya, Leia." sahutku. "Perkenalkan, namaku Axelandra Paramitha. Sedih bertemu denganmu, Leia si pembantu yang tak mau disebut pembantu."

AxelandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang