part 7

150 19 2
                                    

#Small_Hours part 7

Now I know what's in your closet

Oke, di awal cerita kan sudah disebutkan bahwa cerita ini banyak mengandung unsur pegel hati yang berkelanjutan serta baper di dalamnya. Bagi Iva. Yang baca sih belum tentu hehe...
Tapi ini adalah warning alert bagi para pembaca untuk bersiap gemes dan kesel loh ya.

Setidaknya Iva mengalami roller coaster emosi yang lumayan bikin ngos-ngosan bagi dia selama menjalani cerita ini.

Setelah pesta Indy, hari-hari berikutnya tidak ada kejadian yang berarti. Ketika keesokan harinya Iva masuk sekolah dan bertemu Ryo, Iva tidak tahu harus bersikap bagaimana. Padahal mungkin melanjutkan berterimakasih dan menanyakan apakah semalam kehujanan sepulang mengantar Iva, seperti saran Lia, bisa lebih mencairkan hubungan mereka. Tapi tidak, Iva malah kembali ke mode cuek. Di lain pihak Ryo juga tidak berusaha mendekati.

Maka hubungan dia dengan Ryo kembali ke titik nol.

Kenapa Iva kembali ke mode cuek, Iva tidak pernah yakin apa alasannya. Dia hanya merasa harus menjaga hatinya lebih ketat lagi. Berurusan masalah hati dengan Ryo sudah terbukti hanya membuat Iva kehabisan energi. Melelahkan.

O iya, sebenarnya ada kejadian besar sih setelah pesta Indy ; Akira dan Lia akhirnya jadian!!!

Iva, Uli, Anggi senang sekali. Akira anak yang baik dan menyenangkan. Dan Akira tidak pernah keberatan walau harus kencan bersama Lia, dengan diikuti rombongan jomblo yang cerewet dan berisik seperti mereka. Hahaha...

Lucunya, setelah berita bahwa Akira dan Lia sekarang resmi pacaran tersebar, sikap Ryo berubah terhadap Akira. Menjadi normal. Berubah ramah, bahkan. Uli dan Lia sama-sama mencurigai bahwa kemarin-kemarin Ryo memang cemburu pada Akira, mengira Akira tengah mendekati Iva.

Iva sebenarnya sudah malas sekali punya ekspektasi apa pun terhadap Ryo. Tapi diam-diam memikirkan kecurigaan teman-temannya. Masa iya sih Ryo begitu? Kenapa ya mesti cemburu ke Akira?

Kalau memang Ryo dulu cemburu terhadap Akira, apakah berarti Ryo suka Iva?

Tapi kalau suka kepada Iva, kenapa dia malah lari waktu Uli memberitahu tentang perasaannya di kelas satu dulu? Ini, ini selalu jadi tonggak keraguan Iva terhadap Ryo.

Aaaaaaaarrrggh bikin puyeng saja!

Iva membuat keputusan kalau Ryo memang sebaiknya dilupakan. Sikap Ryo juga bagi Iva terasa sulit ditebak apa maunya. Iva tidak ingin membiarkan dirinya berpikir bahwa bisa jadi Ryo menyukai Iva juga. Khawatir kecewa karena Ryo terkesan tarik ulur terus menerus. Iva selalu merasa dia seperti second option. Iva tetap bersikeras akan lebih aman baginya bila melindungi hatinya dari Ryo.

Keputusan itu ternyata sulit dilaksanakan. Karena sekarang Ryo punya kebiasaan baru yang lebih mengesalkan lagi. Dia seringkali kedapatan tengah memperhatikan Iva di kelas. Yang paling rajin memberi laporan tentu saja Lia. Tapi, beberapa teman sekelas lain, yang sama sekali tidak tahu menahu permasalahan antara Ryo dan Iva, mulai ada yang mengomentari bahwa Ryo terlihat sering memandangi Iva. The power of rumpi among teenage girls hahaha...

"Masa iya sih, Ya?" sekali waktu Iva mengungkapkan ketidakpercayaannya.
"Iiiih, kamu mah ga percaya aja. Hayu sekarang kita pura-pura ngobrol, aku pantau dia. Kalo aku bilang 'tengok' langsung tengok ke arah dia ya." Lia bersiasat dengan bersemangat.
Iva mengikuti saja. Iva tengah menceritakan MacGyver episode semalam (padahal Lia juga pasti menonton) ketika tiba-tiba Lia berkata tanpa suara, "Tengok!"

Dan Iva langsung menengok ke arah Ryo. Menemukan dia sedang memandangi Iva. Raut terkejut dan malu langsung menyebar di wajah Ryo. Usahanya untuk tampak cool gagal total karena rona merah yang kadung mewarnai wajah dan tengkuknya.

Small HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang