Sahabat itu gila, ya memang. Kalo belum gila belum pantes jadi sahabat lo
*****
Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah. Sehingga, kegiatan belajar mengajar belum efektif. Keadaan kelas sekarang adalah tidak bisa didefinisikan. Bisa kalian bayangin, hari kangen-kangenan, lagi gak ada pelajaran, dan gak ada guru. Rejeki nomplok guys.
Namun tidak bagi Al. Entah apa yang ia sedang ia lakukan sekarang. Ia berkutat pada laptop dengan jari lentiknya yang menari-nari diatas keybord sehingga menghasilkan dentingan nada yang indah. Lain dengan Reina, ia sibuk bergosip dengan geng gosip barunya. Ya, itulah Reina. Setiap tahun membuat sebuah geng gosip untuk membahas para cogan adik atau kakak kelas. Maklum, sahabat Al yang itu sedikit sneweng dan kurang belaian kasih sayang.
Ada pemandangan lain, disebelah pojok kanan kelas. Mata hazel seorang remaja pria sedang memperhatikan Al. Entah siapa dia? Author juga tidak mengenalnya. Sedari tadi ia berusaha mencuri pandang pada Al dari kejauhan. Karena letaknya yang dari pojok ke pojok. Memang mereka pecinta pojok
.ɤ Magic of Love ɤ
Keheningan tercipta dengan tiba-tiba. Al pun segera menutup laptopnya dan fokus pada seseorang yang ada di depan kelas.
"Selamat pagi anak-anak. Perkenalkan saya Bu Raina mulai sekarang saya wali kelas kalian. Kegiatan hari ini adalah perkenalan masing-masing siswa, setelah itu akan ibu atur untuk tempat duduknya," Ujar bu Raina, wali kelas 11_IPA3.
"Hah, tempat duduknya ditentuin. Gak seru tau, nanti kalau geng kita pecah gimana? Gak bisa gosip dong," Protes Si Rei sambil berbisik.
"Diem lu Rei, lo sekolah mau belajar apa nggosip?" Timpal Al
"Nggosip dongg," Jawab Rei dengan bangganya.
"Dasar, kalo lo mau nggosip gausah sekolah. Pergi aja ke tukang sayur, nggosip sama emak-emak."
"Gue masih muda Alzettaa, bukan Emak-Emak."
"Hehehehe, yakali."
"Itu kalian yang di pojok kiri, ngapain ngobrol mulu. Kalau mau nggobrol keluar," teriakan menggelegar dari bu Raina yang mampu memecahkan gendang telinga
"Maaf bu, gak sengaja," jawab Rei
Oon banget sih sahabat gue. Yakali ada ngomong gak disengaja. Gak pernah belajar biologi mungkin dia. Kan ngomong butuh energi, jadi ya disengajalah. Ngigau kali ya si Rei ini. Gumamku.
"Maaf bu, teman saya tadi nanya nama ibu. Tadi gak ndengerin bu," Bohong deh jadinya Al.
"Al, mau lo apaan," bisik Rei
"Yaudah, kamu kenalin diri dahulu," sahut bu Raina
" Hai, namaku Alzetta Ikhaira Al-Azzam,panggil aja Al. Dulu dari kelas 10_IPA2."
Oh, jadi nama cewek itu Al. Batin seorang siswa sebelah pojok kanan.
ɤ Magic of Love ɤ
Hari ini membosankan sekali, karena tidak ada kegiatan berfaedah di sekolah. Hanya saling memarahi, gosip, dan bergurau. Apakah waktu mereka akan terbuang sia-sia seperti itu?
DrttDrtt
Ponsel Al bergetar, tanda ada sebuah panggilan masuk.
"Hallo, mbak Al kalo bisa cerpennya segera dikirim ya? Rencananya mau di cetak buat Koran besok pagi. Nanti honornya kita transfer."
"Iya, akan segera saya kirim. Terima kasih."
TuutTutt
"Al tuh hidung lo napa? Kok keluar darah," tanya Reina penuh selidik.
"Emang kenapa idung gue, mancung? Lo iri."
"Al gue serius kali ini. Gue antar ke UKS yuk."
Kenapa 2 hari ini aku mimisan terus ya? Mungkin kecapekan kali ya, yaudah bentar doing nanti pasti mampet. Batin Al
"Gue kekamar mandi aja. Gak suka gue di UKS bau obat tau!" Al pun berlari meninggalkan reina menuju kamar mandi.
****
Kira-Kira Al kenapa ya readers? Kepoin aja terus kisahnya. Maaf belum ada adegan baper-baper, karena semua butuh proses. Ceritanya makin GJ ya? Maaf hehehe.
Oh ya, jangan lupa vote dan comment. Biar semangat ngetiknya dan biar ceper update hehehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic of Love
Teen FictionCinta itu bagaikan mantra. Mantra yang mampu mengubah segalanya. Hati, sikap, pemikiran, serta emosi seseorang. Cinta itu mampu mengubah hidup. Entah baik ataupun buruk. Karena cinta itu mampu mengendalikan hati serta motorik. Cinta tak bisa dicampu...