-9(a)-

130 23 53
                                    

Masa dan massa. Dua kata dengan perbedaan huruf yang tipis, namun maknanya sangat berbeda. Namun, benci dan cinta. Sangat berbeda jauh bukan hurufnya? Tetapi, apalah daya apabila makna kedua kata itu saling berdekatan.

****

Dentuman keras drum yang berpadu dengan lembutnya denting piano. Suara indah yang berpadu dengan iringan gitar yang mengalun. Bersatu padu menghasilkan suatu melodi lagu yang sangat nyaman didengar.

Itulah musik. Masing - masing dari mereka tidak bisa berdiri sendiri. Drum saja? Wow merusak telinga. Gitar saja? Terdengar aneh. Piano saja? Lumayan lah. Suara saja? Pendengar hanya bisa berdoa agar suara itu memiliki bunyi yang indah.

Itulah alasan kami, Alzetta, Rio, Reina, dan Naufal, memilih musik sebagai tema dalam tugas observasi kali ini.

ɤ Magic of Love ɤ

Hari ini, mereka bertiga, Rio, Naufal, dan Reina, sudah sampai di depan gerbang rumah Al. Mereka masih menunggu sang pemilik datang untu membukakan gerbang tinggi yang menghalanginya.

"Pencet lagi tuh tombol, Rei. Kali aja Al di rumah sendiri terus dia masih ngorok," perintah Naufal.

"Ihh, kurus gue mencet bel mulu. Kita manjat aja yuk." Reinapun tertawa geli atas saran yang dia buat sendiri.

"Bego banget lo, Rei. Dianggep maling yang iya. Telefon aja tuh anak. Spam chat juga sono!" jawab Naufal sambil mengusap kasar rambut Reina.

"Nanti kalian cinta lagi?" ucap Rio dengan pelan, namun masih bisa terdengar oleh Naufal dan Reina.

"Hah! Gue cinta dia?" Naufal berdecak.

"Gue masih pinter dan selera gue masih normal!" sentak Reina.

"Tuhan, semoga mereka tidak terlibat dalam perasaan cinta yang rumit. Aamiin." Rio menengadahkan tangannya seraya berdoa.

"Gue chat tuh kebo dulu deh. Jangan ngatain gue!" perintah Reina.

Si Kebo Al

Eh, Lo kemana ajaa. Lo kabur dari rumah? Udah sejam nih gue nunggu di depan rumah lo.

1 menit
2 menit
Dan
5 menit

Si Kebo Al

Bo, Kebo! Bangunnnnn!!
-read-

"Eh, bego! Didiemin dedek cantik Reinaaa. Gatau make up gue udah luntur ajaa. Perut udah kendor nih. Keboooo!" teriak Reina.

"Lo ngapa? Fix, lo sakit. Jidat lo panas. Gue lempar aja ya biar lo bisa masuk." jawab Naufal sambil menjitak kepala Reina.

"Panas oh panas," sela Rio.

Seketika itu, Naufal dan Reina memandang Rio intens.

Dan disaat bersamaan, terdengar gesekan besi saat gerbang yang menjulang tinggi itu terbuka.

"Hah? Lo beneran Kebo?"

Reina terkejut ketika melihat tampilan Al. Bagaimana tidak? Sosok Al yang terkenal tomboy sedang mengenakan baju daster dan celemek. Tampilan wajahnya penuh akan tepung dan bahan masak lainnya.

"Udah masuk yuk, nanti make up kamu aku ganti. Makanan? Banyak sono deh!" jawab Al enteng.

Ya Ampun Reina. Bego amat tuh anak. Makan apaan sih. Masak iya udah lupa rencana sendiri. Benci akutuh sama tuh makhluk. Naufal hanya bisa mengumpat dan tersenyum geli dalam hati.

Magic of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang