-8-

112 24 53
                                    

Membangun sebuah istana pasir jauh lebih mudah daripada mempertahankannya.

Hari ini, matahari pagi muncul di sela-sela jendela rumah. Sang mentari pagi mencoba mengusik sang penghuni yang sedang terjaga. Mencoba memberi sentuhan hangat nan halus agar sang penghuni terbangun.

"Hoaah." Al mencoba membuka sedikit matanya sambil menguap.

Al terkejut mendapati jarum jam yang menunjuk pukul sepuluh. Dan setengah jam lagi dia akan pergi ke sebuah kafe untuk mengerjakan suatu tugas kelompok.

Sepuluh menit lagi Rio pasti menjemputnya.

Sial, bagaimana bisa aku kesiangan? Umpat Al dalam hati.

Al langsung menyabet handuk dan bergegas menuju bilik merenung di kamarnya.

[*Bilik merenung = kamar mandi]

Setelah mengguyur badan mungilnya dengan air hangat dan membalutnya dengan kaos oblong dan celana jeans, Al segera mengambil sling bag dan bergegas menuju lantai dasar.

"Kok udah rapi Al, mau kemana?" tanya ayah Al.

"Mau nugas yah. Bareng Reina, Rio, dan Naufal," Terang Al.

"Yaudah, pasti dijemput Rio?"

"Yaiyalah." jawab Al sambil mengacungkan jempolnya.

Sudah sepuluh menit Al menunggu kedatangan sosok kapten di depan gerbang rumahnya. Entah mengapa ia merasa ada yang aneh dengan Rio. Karena, tidak biasanya Rio telat menjemputnya.

"Oke, lima menit lagi. Kalo gak datang gojek aja," monolog Al.

Dan hasilnya? Naas.

Dengan segera Al mengeluarkan ponselnya. Ia langsung memencet sebuah aplikasi dan memesan go bike.

"Ishh, awas aja ya si Rio. Gue putusin baru tau rasa. Suruh jemput aja gabecus!" Umpat Al sambil mengentak-hentakkan kakinya.

"Maaf, dengan mbak Alzetta?" tanya seorang driver go bike.

"Iya pak, langsung aja anterin saya," jawab Al.

"Minerva Cafe kan mbak?" tanya driver itu.

"Udah tau pakek nanya aja bang," sinis Al.

ɤ Magic of Love ɤ

Sesampainya di Kafe Minerva,

"Al, lo gimana sih? Telat setengah jam amat!" Reina langsung menyerbu Al dengan berbagai pertanyaan-pertanyaannya.

"Maaf," jawab Al.

"Fal, gampang ya tinggal minta maaf. Kita udah di sini lama banget. Buang-buang waktu aja sih lo. Lo Taukan, waktu kita gak banyak Al." Reina meninggikan suaranya.

"Maaf Rei, tadi itu Rio gak jemput. Padahal gue udah nunggu sepuluh menit. Akhirnya gue pakek gojek online tadi. Jalanan juga udah macet." Jawab Al secara rinci.

"Al, gue tau lo udah pacaran sama tuh si Rio. Dan gue udah mendem selama dua bulan ini. Dan sekarang gue mau nyampein unek-unek gue." Naufal ikut angkat bicara.

"Lo masih punya sahabat Al. Ada gue sama Reina. Tapi, lo anggep kita apa heyy?

Berapa kali lo gak ngumpul bareng kita? Berapa kali lo batalin janji buat jalan bareng? Kita ini sahabat Al, dan itu gak bentar. Udah hampir dua tahun lo jadi sahabat gue. Dan hampir tiga tahun lo jadi sahabat Reina. Dan semudah itu lo lupain kita? Wow, hati lo murahan banget. Di gombal dikit, mempan. Di sogok dikit, mempan. Wowww, HEBAT!" Naufal meninggikan suaranya sambil berbalik badan.

"Dan lo, Alzetta Ikhaira. Dengan waktu berapa bulan aja lo udah berubah. Emang Lo tau sifat Rio sebenarnya heh! Gue kira lo pinter, eh ternyata bodo banget!" Perkataan Reina sangat menusuk hati.

"Ma-"

"Eh, kalian ngapain ribut?" sela Rio di acara perdebatan antara ketiga sahabat itu.

Al segera menghapus air matanya. Ia tak ingin Rio tahu tentang masalahnya dengan sahabatnya ini. Dia takut bila Rio semakin membenci Naufal dan Reina.

"Oh, gapapa kok. Cuma bingung aja mau nentuin tema buat tugas kita." Al segera menjawab pertanyaan Rio.

"Emm, gue udah punya ide sih waktu perjalanan tadi. Gimana kalau kita mengusung tema musik. Kebetulan di sini ada Naufal, dia-kan vokalis band di sekolah. Gue juga bisa main gitar, dikit tapi." Rio memberitahu ide berliannya.

"Gue setuju, gue drummer nya." jawab Al penuh semangat.

"Kalian aja yang nentuin. Sebahagianya kalian." jawab Reina dengan nada sedikit menyindir.

"Ngikut aja," jawab Naufal.

"Oke, kalau gitu mau nyanyi apa Fal?" tanya Rio.

"Gue jawab sekali lagi. TERSERAH!" jawab Naufal sinis.

"Gimana kalau-"

"Terserah lo, kapten dan nyonya kapten. Kita nurut!" sela Reina sebelum Al menyelesaikan kalimatnya.

"Eh, gimana sih kalian? Main terserah aja. Di sini kita tim. Kita harus kerjasama, jangan gedein ego. Ini juga demi nilai," tegas Rio.

Tim kata lo? Bukan, kita musuh! Batin salah satu dari mereka.

"Besok latihan di rumah gue aja. Gue punya studio musik mini." Ujar Al.

"Iya, besok gue dateng. Siapin banyak makanan, oke?" jawab Reina penuh semangat.

Hem, Reina lupa rencana. Disogok makanan langsung berbunga tuh anak. Dasar perut karet. Naufal berdecak dalam hati.

ɤ Magic of Love ɤ

Satu jam yang lalu...

Drt... Drt..

"Handphone lo bunyi tuh?" seorang lelaki memberitahu kepada wanita di hadapannya.

"Siapa?" tanya wanita itu.

"Rio."

"Lo aja yang ngangkat, males gue sama tuh cowok."

"Cemburu yang iya."

"Serah lo dah, yang penting lo yang angkat tuh telepon."

"Hai Rei, tolong bilangin Al ya. Gue gak bisa jemput. Disuruh nganter ke pasar sama emak." Ujar sang penelepon.

"Bodo amat! Yang perlu siapa? Lo aja yang bilang sendiri. Udah deh bye." jawab Naufal dengan tegas.

"Eh, kok lo yang jawab. Gue kan telepon Reina?"

"Lagi ke kamar mandi."

"Tolong bilangin Al deh pokoknya. Handphone nya gak aktif. Makasih. Bye."

Tut.

Naufal mematikan handphonenya tanpa membalas sang penelepon.

Kesempatan gue buat misahin mereka. Batin Naufal.

"Kenapa tuh anak? Gak bisa lagi? Mau jalan sama Al lagi?" tanya Reina

"Kagak. Katanya suruh bilangin ke Al kalo dia gak bisa jemput. Tapi, gue ada ide. Gimana kalo kita ngasih pelajaran Al dan Rio. Biar mereka gak batalin janji terus? lo sebel juga kan?" tawaran Naufal.

"Boleh juga," jawab Reina.

Mereka berduapun menyusun beberapa adegan yang akan ditampilkan dalam drama selanjutnya. Dan hanya mereka dan Tuhan-lah yang mengetahui rencana mereka berdua.

****

Assalamualaikum

Hai para pembaca tersayang. Semoga kalian suka sama part ini ya. Kepoin terus kisah Al, okay?

Azizah minta maaf ya, baru bisa update. Soalnya masih sibuk ke sana sini ke rumah saudara. Insyaa Allah lancar lagi up nya.

Selamat hari raya idul Fitri
Mohon maaf lahir batin.

Wassalamu'alaikum.

Magic of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang