-6-

160 30 66
                                    

Kamu harus ngehargai cinta seseorang yang tulus. Karena akan ada rasa lain, setelah si dia pergi perlahan. Hargai cintanya sebelum terlambat.

****


Waktu berjalan terus menerus tanpa henti. Dentingan detik yang selalu berputar mengelilingi angka-angka di sekitarnya. Diikuti oleh iringan nada dari sang pemilik jarum menit setelah detik telah mencapai enam puluh. Jam, ia harus menanti lama agar dirinya bisa berpindah dari tempat asalnya. Ia harus menunggu 3600 detik lamanya.

Namun, hal itu tidak dirasakan oleh sosok Al. Ia masih berfikir bahwa waktu sangat kejam. Berjalan terus menerus walaupun diminta berhenti. Jalannya yang terasa sangat cepat tak mampu ia kendalikan.

Bagaimana tidak, hari ini Al dan teman-temannya sudah duduk di bangku kelas 12_IPA1. Bangku itu diisi oleh beberapa siswa dan siswi alumni kelas 11_IPA1.

Kisah antara Al dan Rio sangat manis. Jika kau tanya bagaimana kisah mereka, tanyakan saja pada lapangan basket dan bangku-bangku kelas 11_IPA1. Merekalah saksi bisunya.

Flashback on

Hari itu, dimana sosok kapten basket meminta seorang pemain basket untuk menjadi penyempurna kebahagiaannya. Tentu saja, kapten yang mostwanted dan pemain yang juga mostwanted.

"Hai pemain yang itu, gue akan memberi sebuah perintah. Lo bebas untuk memilihnya."

Lontaran kalimat yang keluar dari bibir tipis nan indah kapten itu sambil menunjuk pada arah pemain basket cewek. Dan sudah bisa dipastikan bahwa mereka sedang berada di lapangan basket, karena hari ini adalah jadwal berlatih.

"Gue?" Tanya pemain itu sambil kebingungan.

Seketika suasana lapangan menjadi bisu. Seakan mereka dikomando untuk itu.

"Iya, gue minta lo mau jadi nyonya kapten. Apakah lo mau?"

Yaa, sekarang mereka berdua menjadi pusat perhatian seluruh anggota ekstrakulikuler basket.

"Gue gak ngerti maksud lo apaan sih, kapten."

Sang kapten masih mempertahankan letaknya. Entah apa yang akan dia lakukan. Kapten mengedipkan salah satu matanya.

Semua anggota ekskul basket yang ada di sana memegang setangkai bunga mawar putih.

Kok mereka tau bunga itu kesukaan gue? Tanya pemain itu dalam hati.

"Ini buat lo, Al."
"Ini buat kakak."
"Ini buat lo, bidadari."

Pemain itu semakin kebingungan atas apa yang terjadi. Seketika itu, sang kapten mendekat sambil membawa sebuah bola basket.

"Gue mau lo selalu ada di samping gue. Gue mau lo jadi prioritas gue mulai sekarang. Gue mau lo jadi." Seketika kalimat terakhir itu terhenti.

Deg-deg deg-deg deg-deg

"Jadi nyonya kapten basket SMA Garuda, nama lainnya pacar kapten. Dan bola basket ini akan jadi saksi bisu persatuan cinta kita."

Blushhhh

Seketika pipi pemain cewek itu memanas. Ia menunduk, entah akan menjawab apa. Tiga bulan yang lalu ia menolak sang kapten. Namun, kini sang kapten mengulang maksudnya dengan cara berbeda.

"Kak, ini buat kakak cantik. Semoga kakak suka." Seorang anak kecil, entah dia siapa, memberi sebuah kotak kecil pada pemain itu. Di dalamnya ada sebuah kertas.

Aku sangat berharap kali ini kau menerimaku.
Ini adalah bukti bahwa aku sangat mencintaimu.
Itu semua dimulai dari perkataanku padamu disaat pertama kita bertemu.*
Di sebuah bus.
Semoga kau masih mengingatnya.

Aku tak ingin kau menjawabnya dengan sebuah kata.
Aku tau lidahmu kelu.

Jika kau menerimaku, tolong tangkap bola basket yang sekarang kupegang.
Namun jika sebaliknya, kamu bisa melihatnya menjauh.

Itu sebuah filosofi.
Misalkan saja bola itu aku, jika kau menerimaku maka kau akan menggenggam hatiku. Jika sebaliknya, kau harus rela melihatnya menjauh. Melihat cinta seorang kapten kepada pemain basket yang tulus menggelinding begitu saja.

Rio Bramantyo

Sepekian menit kemudian, sang kapten menggelindingkan bolanya. Dan sang pemain hanya bisa membeku di tempat.

Ambil nggak yaa, aduh gue bingung. Gumam pemain itu dalam hati

Bola itu masih menggelinding. Ia masih menempuh setengah perjalanannya. Sang mpunya masih gugup akan jawaban sang nyonya.

Sekarang, bola itu tepat di depan sang pemain cewek tersebut. Dan ia langsung menangkap bola basket itu. Apakah itu pertanda?

"Maaf, kapten. Mungkin aku tidak bisa menggenggam hatimu sepertiku menggenggam bola ini. Namun, aku juga tidak bisa melihat hati kapten yang mencintaiku dengan tulus berlalu begitu saja. Maka, izinkan aku untuk berlatih menjaga hatimu agar tidak menggelinding ke segala tempat," jawab sang pemain.

Dan yaap, seisi lapangan basket dipenuhi sorakan bahagia. Akhirnya kapten mereka telah berhasil megshoot** hatinya pada seorang pemain cantik itu.

Flashback off

Bisa ditebak kan, siapa sang kapten dan pemain itu?

***** 

*Adegan ada di part 1 ( untuk para readers yang lupa)
** Shoot : salah satu teknik bermain bola basket dengan usaha untuk memasukkan bola basket pada ring.

Assalamualaikum teman-teman..
Alhamdulillah kisah sosok Al bisa update hari ini.

Maaf ya dua part terakhir ini ceritanya flashback semua. Ini gara-gara author yang ingin flashback juga, hehehe.

Jangan lupa tinggalkan jejak yaa..

Sekian aja, terima kasih semuanyaaaa

Wassalamu'alaikum

Magic of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang