07

35 5 0
                                    


"sindi, lo tau gak? "

"gimana gue mau tau lo cerita ajah belum ra"

"kemaren... "

"kemaren apa? Lo gak papa kan? Ada yang jahatin lo semalam pas gue tinggal pulanh duluan? "

"bukan itu sindi sayang"

"jadi apaan? Lo cerita dong,gue panik nih"

"kamu gemesin banget sih" canda ara sambil mencubit pipi sindi

"ih apaan sih ra, basi lo" sewot sindi yang merasa tak terima pipi cantiknya dicubit

"basi? Lo kira gue makanan? Bisa basi segala" ucap ara sambil terkekeh pelan

"ra? Lo gak lagi sakit kan? "

"enggak, emg kenapa? "

"sejak kapan lo mulai bisa ketawa gini lagi? Ara yang gue kenal uda kembali lagi" sindi memeluk ara secara tiba-tiba dan membuat ara hampir jatuh kelantai

"si.....sin...sindii gue gak bisa napas" ara protes dengan susah payah karena emang sindi memeluk dengan sangat erat

"hehhehehe maaf ra,gue seneng ajah lo uda bisa ketawa lagi"

"iya,karena setelah gue pikir pikir gak ada untungnya buat terus dendam dan menahan semuanya sendiri"

"bagus deh, lo uda sadar"

"kalo ajah dia gak datang kemaren buat minta maaf gue mungkin gak bakalan bisa tenang kek gini"

"APA?! " teriak sindi yang sepontan menarik perhatian teman sekelasnya yang lagi sibuk dengan dunia mereka

"sindi, bisa gak sih tu mulut gak teriak"

"lo mau gue tenang? Gue tau siapa maksud 'dia' yang lo sebutkan tadi. Gue gak salah dengarkan ra? "

"lo gak salah dengar kok, dia emang..."

"MAU APA LAGI SIH DIA " teriak sindi yang memotong ucapan ara

"sindi tenang dulu, dia datang cuma buat minta maaf ke gue"

"minta maaf? Gak salah? Coba cerita ke gue ra"

"lo tenang dulu, biar bisa gue cerita ke lo.  Dan gue mau lo jangan teriak teriak kayak orang kesurupan selagi gue bicara dan lo gak boleh motong apapun yang gue ucapkan.  Paham?! "ucap ara dengan suara tegas

"baikla, gue janji"

"jadi gini..... "

*Flashback on

Begitu tau siapa yang duduk di ruang tamu ara terkejut dan spontan ingin berlari ke kamarnya

Baru lagi selangkah dia berlari tangan nya sudah digenggam oleh orang yang ada di ruang tamu itu. Dan menuntun ara agar duduk disamping orang itu dengan jarak yang sewajarnya

"sebenernya lo mau apa? " ara memecahkan keheningan diantara mereka karena ara ingin cepat cepatpergi dari ruangan itu

"gue.... " ucap orang itu namun terhenti. Ntah apa yang membuatnya mengantung jawabannya

Ara tidak terlalu ambil pusing dengan apa yang akan diucapkan orang disampingnga itu, ia terus memandang lulus ke depan tanpa berniat melihat orang disampingnya itu

"Ra, gue dateng cuma mau minta maaf ke lo" orang itu berbicara setelah diam beberapa saat

"minta maaf buat apa" ketus ara

"gue uda pernah mainin perasaan lo"

"kemana ajah selama ini"

"gue baru sadar ra, kalau apa yang pernah gue lakuin ke lo itu salah. Gue akui gue bodoh karena melepaskan orang yang bener bener sayang ke gue "

"emang lo bodohkan"

"iya, emang gue bodoh. Lo uda puas ra? Gue dapat karma dari apa yang pernah gue lakuin ke lo"

"maksud lo"

"gue ditinggalin sama angelin,dan dia lebih milih cowo yang lebih kaya dari gue saat gue sedang terpuruk"

"lo pantas buat itu semua"

"iya,emang gue pantas"

"ck" hanya itu yang keluar dari mulut ara

"ra, lo mau kan maafin gue? "

"kenapa lo baru minta maaf sekarang? "

"karena gue tau gue salah, please ra maafin gue"

"apa untungnya gue maafin lo? "

"gue tau ra, lo berubah setelah apa yang gue lakuin ke lo. Dan gue minta maaf atas semuanya, gue mau lo kembali lagi ceria seperti dulu, lepaskan dendam itu bahkan kalau lo mau mukul gue sekarang gue izinin"

"....."

"ra, jangan diam ajah. Maafin gue ya, gue mau lo jadi temen gue seperti dulu lagi walaupun gue tau kita gak bakalan seperti dulu lagi tapi gue mohon hilangkan semua dendam itu. Ya? "

Ara diam sejenak

Terdengar ara menarik napas yang dalam lalu menghembuskannya"baiklah,gue maafin lo"

"benarkah? "

"benar"

"makasih ra,makasih banyak" tampak raut lega di wajah orang itu dan ara tersenyum melihat itu

*flashback off

"jadi? Lo maafin dia? Dan kelen bakalan kek dulu lagi? Padahal lo pernah kencan eh maksud gue pacaran sama dia? " seperti biasa sindi melancarkan pertanyaan demi pertanyaan tanpa henti

"ya seperti itu lah, gak ada salahnya kan? lagian sikap gue kemaren karena gue dendam dan gue rasa itu karena dia gak minta maaf padahal apa yang dia lakukan salah"

"gue uda ikhlas kok"

"terserah lo deh, asal lo bahagia" ucap sindi sambil berlalu

"lo mau kemana? "

"toilet"

"ikut dong" setengah berlari ara menghampiri sahabatnya itu dan mengandengnya lalu bermanja dilengannya seperti yang biasa ia lakukan

-----------------

Maaf kalau ada kesalahan dalam menuliskan kata kata atau tanda baca atau apapun itu
Kalau menemukan kesalahan itu,, silahkan di komentarin ajah
Biar bisa di perbaiki
Bintangnya jangan lupa di klik

💕💕

Only You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang