"Dia"

72 44 34
                                    

       Ini sudah seminggu lebih semenjak hubungan Zeze dan Wahid berakhir. Wahid memang selalu begini, malam putus, siang kembali seperti semula, seolah malamnya tidak ada masalah. Wahid tetap mengirim pesan singkat pada Zeze dan berakhir dengan dibaca tanpa dibalas oleh Zeze.

1 Pesan baru
Rahmi "kamu putus sama Wahid Ze? Dia chat aku. Kamu selingkuh?"

     Rahmi ialah teman dekat Zeze semenjak SMA. Semua mengenai hubungan Zeze dan Wahid selama empat tahun ini yang paling tau adalah Rahmi.

     "Iya aku putus. Aku gak selingkuh! Yang bilang aku selingkuh siap? wahid?" balas Zeze

       "Iya, barusan Wahid cerita sama aku dan bilang kalau kamu dan dia udahan. Sekarang kamu lebih memilih sama anak Jakarta yang namanya Putra. Aku gak percaya makanya aku nannya kamu Ze, karna aku tau kamu orangnya gimana Ze. Coba deh kamu liat instagram dan status Wahid di whatsapp" Rahmi

       Setelah membaca pesan rahmi, Zeze melihat whatsapp Wahid, tapi tidak ada status terbaru dari Wahid karena Zeze sudah di blokir Wahid. Zeze melihat instagram Wahid. Tepat setalah Wahid melihat postingan Wahid, zeze buru-buru menelpon Rahmi. 

         "Aku gak selingkuh Rahmi, Postingan Wahid kali ini sungguh menyakitkan.
Wahid benar-benar sudah bukan Wahid yang aku kenal. Bagaimana mungkin Wahid tega sekali ngeposting kata-kata semenyakitkan itu. Aku tidak pernah selingkuh dari nya, bahkan semua yang aku dan Putra lakukan semua aku beritahu agar Wahid tidak marah dan kecewa nantinya, tapi ini apa Rahmi?" Zeze menangis dengan menggenggam erat handphonnya dengan tangan yang setengah gemetar.

        "Udah Ze jangan nangis, gw gak tega dengar suara lo Ze"

         Sudah dua jam lebih semenjak Zeze dan Rahmi telponan. Dua jam juga Zeze menangis dan menceritakan semua yang terjadi antara dia, Wahid dan Putra dengan suara nya yang terputus-putus

1pesan baru
Putra "Neng, lagi apa?"
"Putraaaa 😭😭. Wahid!" Zeze

*KRING... "PUTRA"
        "Kamu kenapa neng? Kenapa lagi Wahid? Chat kamu lagi?"

        Putra yang seminggu ini meyakinkan Zeze untuk tetap membalas dan bicara baik-baik dengan Wahid. Putra yang selalu meyakinkan bahwa mempertahankan hubungan dengan Wahid yang sudah jelas-jelas sayang dan selalu ada buat Zeze selama empat tahun ini. Putra yang selama seminggu ini ngotot bahwa Wahid begitu cuma karena cemburu doang. Tapi hari ini beda.

        "Kamu kenapa diam aja? Neng kamu kenapa? Wahid kenapa? Minta balikan lagi? Jawab aku neng! Jangan buat aku panik begini! Kamu kenapa?" Nada suara Putra mulai terdengar khawatir

         "Wahid, dia bilang gw tukang selingkuh dan ngomong ke teman-teman gue"  Zeze menjawab omongan Putra dengan nafas satu-satu karena sedang menangis

         "Bangsat ya tu cowo! Maunya dia apa sih? Kenapa dia selalu buat kamu nangis? Udah sekarang kamu diam, jangan nangis lagi. Biar gue yang hajar tu bangsat!" Putra yang selama ini meyakinkan Zeze untuk mempertahankan hubungan sekarang berubah setelah mendengar omongan Zeze.

        "Gue salah menilai Wahid selama ini Ze, gue kira dia sayang sama lo. Tapi ini apa? Bangsat ya tu cowo. Maunya dia apa sih? Kalau sayang caranya gak begini Ze! Cari gara-gara sama gue ni cowo" Putra semakin marah mendengar isakan tangis Zeze yang gak ada hentinya

      Bahkan dalam kondisi seperti ini Zeze masih menahan amarahnya, menahan Putra agar tidak terlibat dalam hubungannya dan Wahid. "Jangan hubungi dia, gue gak selingkuh putra! Kenapa dia harus ngomong ke teman gue! Gue malu" Zeze

"Iya gue ikut kata lo, gue gak bakal hubungi Wahid. Tapi sekarang kamu siap-siap kita keluar sekarang. Belum makan kan? Ayok, gue ke kos lo sekarang!" Putra merendahkan nada suaranya, menenangkan Zeze lebih penting dari pada Wahid yang gak penting sama sekali.

FootstepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang