"Rumah Sakit Part II"

43 37 22
                                    

      Zeze telah menandatangani surat persetujuan untuk dirawat, Naumi tidak akan datang malam ini, semua yang Zeze butuhkan harus ia jemput sendiri ke kosan dianter oleh mas Agus.

Zeze berjalan dengan baju tidur, dan kerudung hitamnya. Semua barang yang di butuhkan Zeze sudah ada di dalam tasnya, dua tas yang penuh, satu berada di punggung mungil Zeze dan satu lagi di tangan kirinya. Memang sedikit aneh, pasien yang akan dirawat membawa barang sendiri dan berjalan sendiri ke rumah sakit seolah ia tidak kenapa-napa.

"Kamu mau nginap di hotel mana Ze" ibu Nana tertawa melihat Barang bawaan Zeze, dan seolah ia tak sakit sama sekali. Semenjak obat sudah di minum Zeze, panas, pusing dan mual Zeze sudah berkurang.

Zeze tersenyum mendengar perkataan bu Nana. "Sedih tau bu Nana, ini pertama kalinya aku dirawat, aku bingung mau bawa apa" tiba-tiba Zeze terdiam dan menunduk "Jadi begini rasanya sakit gak ada orang tua ya?" air mata mulai menetes dimata Zeze.

"Kamu apa-apaan sih Ze, disini semua orang tua kamu, keluarga kamu, nanti malam juga akan kita temani. Udah gak usah nangis. Obatnya sudah diminum?" Kata Ibu Nana sampil mengelus punggung Zeze

"Udah bu. Makasih ya!" Kata Zeze

Ibu Nana dan Zeze berjalan ke informasi dan administrasi untuk melengkapi semua persyaratan untuk dirawat dan mengisi semua formulir yang dibutuhkan. Zeze hanya duduk, dan semua data di isi oleh bu Nana.

"Ze, tunggu di ruang 501 ya. Kita siapin kamar dan pasang infus dulu" Perawat

"Bu Nana, aku belum pernah di Infus. Sakit gak?" Zeze

Bu Nana tertawa melihat tingkah Zeze, Zeze yang merengek dan takut setengah mati karena harus di infus. Manutup mata rapat saat akan di infus dan sekarang memaksa mau berjalan ke ruang rawat.

" Malu mba, kenapa harus pakai kursi roda, kan saya bisa jalan" Zeze

"Ini sudah peraturannya Ze, ikutin aja! ribet banget sih kamu jadi pasien" ibu Nana geleng-geleng kepala melihat Zeze yang dari tadi mempermasalahkan ini dan itu.

Setelah sampai di ruang rawat, ibu Nana dan kak Sasya masih berada di ruangan Zeze, merapikan barang-barang Zeze, menanyakan makanan dan minuman serta berbincang mengenai kondisi Zeze saat ini.

"Udah bu Nana, Kak Sasya, pulang aja, bentar lagi aku juga tidur, gak usah ditemani, besok juga Naumi kesini. Aku bisa sendiri ko bu Nana. Kasian besok bu Nana dan kak Sasya masuk pagi kan?" Zeze

"Apa kamu mau ditemani Putra? Putra dari tadi udah liatin kamu dari jauh, semenjak administrasi, kamu di infus, dia mondar mandir di Rumah Sakit cuma buat liat kamu Ze" ungkap Bu Nana

"Gak usah bu Nana, gak enak" Zeze

"Gak papa, dari pada kamu gak ada yang jagain Ze" Bu Nana

Zeze belum sempat menjawab, bu Nana sudah berjalan keluar untuk menjemput Putra yang dari tadi mengawasi Zeze dari jauh.

"Nitip Zeze ya Putra, jangan di apa-apain! Ze nanti kalau kenapa-napa bilang bu Nana aja ya"

"Iya bu" Zeze

"Tenang bu, Zeze bakal putra jagain, gak bakal di apa-apain bu" Putra tersenyum dan menatap Zeze.

Ini pertama kalinya aku ditemani seorang pria semalaman, pria yang baru saja ku kenal. Meski di ruangan rawat bukan aku sendiri, tapi tetap saja perasaan aneh ini timbul.

FootstepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang