Seolah menarik ulur hati adalah hal yang wajar dilakukan dan tidak akan menyakitkan.
Seolah, mengucap kata adalah hal yang sangat mudah terucap.
Seolah, dengan sengaja, ia lakukan hal itu.
Sebuah kisah cinta yang sangat pahit, rumit, tapi sangat man...
"Tidak apa-apa jatuh, yang penting kau jatuh tidak pada orang yang salah Jung Seyeon"
°°°°
"Ayo turun, kita sudah sampai" Sehun sibuk melepas seltbeltnya dan seltbelt yang kenakan Seyeon lalu merapikan rambutnya sebentar sebelum turun.
"Sotampan" Celetuk gadis disampingnya, membuat Sehun spontan menoleh kearah sumber suara lalu tersenyum jahil.
"Memang tampan" Selanjutnya Sehun keluar dari mobil terlebih dahulu, lalu berjalan ke belakang mobil guna mengambil tas dan koper bawaan milik gadis manjanya.
"Villamu dijamim jauh dari tempat kita tinggal Sehun?" Gadis itu berjalan menghampiri Sehun yang masih sibuk mengambil koper, lalu menoleh kesamping dan mengangguk.
"Lihatlah depanmu itu pemandangan kota, artinya kita sedang berada diatas gunung Yeon" Sahut Sehun selanjutnya, lalu menggendong tas dan menggeret koper.
"Apa disini ada yang menjual makanan? Lalu kita disini makan apa?" Tanya gadis itu bertubi-tubi selama berjalan memasuki villa.
"Nanti kita kebawah, tidak jauh dari sini ada warung pinggir jalan yang menyajikan berbagai makanan, tapi bukanya tengah malam, sungguh kau akan menyukainya" Jawab Sehun, lalu gadis itu hanya mengangguk paham.
"Villa milikmu rapi sekali, kau sering berkunjung kesini?" Tanya Seyeon, kala mereka sudah memasuki villa.
Diedarkan pandangannya pada setiap sudut setiap ruang yang ada disini, semua terlihat rapi, hanya debu-debu tipis yang menutupi beberapa bagian.
"Tidak, kakek dan nenekku yang sering kesini, hanya sekedar mengecek dan membersihkan" Jawab Sehun.
"Ah iya, kau mau tidur dilantai atas atau bawah?" Lanjutnya.
"Aku ingin diatas, sepertinya pemandangan kota akan terlihat lebih indah jika dimalam hari" Jawab Gadis itu, lalu mengambil alih kopernya yang sedari tadi digeret Sehun.
"Baiklah, sana kekamarmu, aku ingin membuat makanan dulu, kita belum makan sebelumnya"
"Makan? Memang disini ada persediaan makanan?"
"Nenek dan kakek suka menyetok ramen instan, jadi kau berganti baju, lalu turunlah kita makan dulu" Gadis itu menganggukkan kepalanya antusias, dengan lincah menaiki tangga menuju kamarnya.
°°°°
"Wow"
Kalimat pertama yang ia keluarkan kala memandangan kamar yang akan ia tepati, sungguh sangat rapi dan terlihat terawat.
Hal kedua yang ia suka adalah, disamping ranjang ada jendela yang dibuat seukuran tembok kamarnya dan langsung disuguhkan pemandangan kota.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
